NM ==>> Worth it

398 79 18
                                    

Mmmh

.

.




"Syukurlah. Khamsahamnida Dokter."

Seulgi berjalan menghampiri Jennie yang tengah menatapnya. Seulgi benci tatapan itu, tatapan sendu yang terpancar ketika semua hal itu terjadi padanya.

"Baby, sudah baikan?" Jennie hanya mengangguk.

"Ayo kita pulang." Seulgi yang ingin membantah, lalu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Ia tidak ingin memperburuk suasana hati kekasihnya.

Jennie hanya diam, menunduk dengan pandangan kosong. Pikirannya berkelana entah kemana, sisi buruk dalam dirinya seolah kembali menghampirinya tanpa di duga.

Chupp

Seulgi meninggalkan satu kecupan hangat di dahi Jennie. Seulgi kemudian meraih tangan Jennie yang terbebas dari jarum infus lalu kembali dikecup olehnya. Seulgi menyunggingkan senyum kecilnya kala melihat Jennie yang tersenyum manis kearahnya.

Keduanya saling menatap dalam diam, seolah mereka memiliki ikatan batin dan bisa berkomunikasi melalui tatapan itu. "Beruangku manis."

Seulgi meraih tangan Jennie yang berada di pipinya, menggenggam dan mengusap lembut disana. "Gadis kucingku jauh lebih manis."

"Seul?"

"Heum?"

Jennie mengedarkan pandangannya sebelum bersitatap pada Seulgi. "Ayo pergi dari sini."

"Mwo!?"

"Nanti setelah dokter kembali memeriksa mu, Nde?" Seulgi kembali memberikan senyum sedikit kaku pada Jennie. Entah mengapa ucapan Jennie sedikit bermakna lain di telinganya.

Jennie menghela nafas lalu melepaskan tautan tangannya dengan Seulgi. Jennie memalingkan muka menatap kearah jendela yang memberikan pemandangan kota Seoul yang begitu padat dengan kendaraan.

Seulgi yang merasa janggal dengan sikap Jennie, berusaha menarik kembali jemari kekasihnya untuk ia genggam. Jennie tidak menolak melainkan membiarkan apa yang Seulgi lakukan. Seulgi sedikit membasahi bibirnya yang kering, "B-baiklàh. Kita p-pulang sekarang Chagi."

"Kau mengerti maksudku?"

Seulgi terdiam dan menjatuhkan tatapannya pada Jennie.

"Bukan pulang ke apartemen, tapi pergi dari negara ini. Aku muak Seul, aku lelah. Aku ingin semuanya lenyap dari pikiranku. Bayangan itu... Tragis Seul, A-aku.. hiks..." Jennie menggigit kuat bibir dalamnya untuk meredam isakan yang mulai terdengar jelas di ruangan serba putih ini.

Jennie menjatuhkan seluruh beban tubuhnya pada Seulgi. Menyandarkan kepalanya dengan nyaman dan hangat dalam dekapan sang kekasih. Jennie perlahan membalas pelukan Seulgi, meremas kuat baju yang di pakai olehnya hingga lusuh tak berbentuk. Isakan yang semakin menjadi, memilukan hati yang saat ini sedang menjadi saksi.

Harapan demi harapan selalu ia panjatkan pada Tuhan. Berharap agar gadis kesayangannya bisa terbebas dari jeratan masa lalu yang membelenggu dan terlihat pilu.

Seulgi mengusap dan menepuk lembut punggung Jennie untuk menenangkan gadis itu. Andai ia memiliki kuasa, ia akan menumpahkan segala beban yang timbul pada kekasih kucingnya ke dalam dirinya sendiri. Biarlah ia merasakan itu semua, asalkan ia selalu melihat wajah bahagia dan senyum gummy khasnya yang memabukkan.

Ya, Seulgi rela.

.

.

"Sayang, kau yakin?" Jennie mengangguk mantap memberikan senyum manisnya. Namun, berbeda dengan Seulgi yang menatap khawatir pada Jennie.

"Aku tidak apa-apa Sayang. Aku sudah sembuh, hanya sedikit nyeri saja di punggungku."

Jennie yang sedang menyiapkan koper miliknya dan milik Seulgi pun akhirnya menghentikan sejenak kegiatannya untuk menghampiri Seulgi yang duduk di tepi ranjang.

Bagaimana Seulgi tidak khawatir, luka yang seharusnya di dapat Seulgi mendarat mulus di punggung sang kekasih yang memeluknya, melindunginya. Kim Lalisa. Nama yang sampai sekarang ditandai dalam pikiran Seulgi

"Tidak perlu cemas heum? Aku tidak apa-apa. Aku bersungguh-sungguh." Tegas Jennie menggenggam tangan Seulgi yang sedikit lebih besar daripada tangannya.

"Selama aku bersama dengan kekasihku, semua akan baik-baik saja, right?"

Mendengar ucapan terakhir Jennie, sedikit menghilangkan rasa khawatirnya. Ia kemudian membalas genggaman Jennie yang terasa begitu hangat dan sangat pas untuk ia genggam. "Yaksok?" Tanya Seulgi sambil mengacungkan jari kelingkingnya kearah Jennie.

"Ndee~"

Keduanya tertawa bahagia dengan jari kelingking yang masih saling bertautan. Seulgi mendekatkan wajahnya pada Jennie yang memejamkan mata, seolah menunggu apa yang akan dilakukan gadis bermata sipit itu.

"Saranghae, you Worth it baby Jn!"

2 menit berlalu, kedua anak manusia itu masih betah saling menempelkan bibir masing-masing, melumat dan saling beradu lidah disana. Hingga akhirnya Jennie memukul bahu Seulgi pertanda bahwa ia hampir kehabisan nafas.

Baik Jennie ataupun Seulgi, keduanya sama-sama terengah dan berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Jennie menundukkan kepalanya sembari memainkan tangannya di atas paha. Seulgi yang mengerti bahwa gadis bermata kucing itu tengah menahan malu sekarang.

"Sayangku malu...? Heum?" Goda Seulgi. Dan dengan berani ia mencium bibir Jennie berulang-ulang.

Jennie semakin menunduk malu lalu mencubit perut Seulgi membuat sang empu mengaduh. Aksi Jennie benar-benar dimanfaatkan oleh Seulgi, ia berlagak sangat kesakitan memegang perutnya.

"S-seul?"

"J-jangan bercanda..."

Jennie mengabaikan rasa sakit di punggungnya lalu mendekati Seulgi lebih dekat dari sebelumnya. Tangan kecilnya memegang pelan perut Seulgi yang cukup keras dan... berotot. Seulgi langsung mengubah posisi menjadi ia diatas Jennie saat gadis itu menyentuh permukaan kulit perutnya dengan tangan halus itu.

"Kau menggodaku baby?"

Ia berusaha memberontak dan lari dari kungkungan Seulgi, namun sayang karena kekuatan beruang itu jauh lebih besar daripada dirinya, ia gagal untuk melepas diri untuk kungkungan Seulgi. Semakin ia berusaha memberontak, semakin nyeri juga punggungnya.

Tampak terburu-buru hingga sebuah ide muncul di kepala Jennie.

DUG!

Sebuah tendangan yang diberikan Jennie pada perut Seulgi berhasil membuat kungkungan gadis itu terlepas. Jennie bangkit sedikit kesulitan karena punggungnya masih begitu terasa nyeri. Kemudian melemparkan bantal kearah Seulgi yang masih mengaduh diatas ranjang.

"Good bye Baby bear!"

.

.

.













Deukii lupa alur 😭😭🙏🏼

Serius nanya, kalian kangen NM gasih 😭🙏🏼

Maaf ya kalo gaje, ngebosenin dan sebagainya. Maaf juga kalo ada kesalahan penulisan

Vote Comment and add your reading List ♡♡♡

Follow jugaaa

#OUR STORY
#DUMB and FUNNY RELATIONSHIP'S

NO MATTER [Jenseul]Where stories live. Discover now