Part 5. Pernah Bahagia II

11.4K 209 2
                                    

sampai merintih kenikmatan merasakan setiap sesapan dan jilatan dari mulut mungil itu.




































































~~There are however not real~~



































Happy Reading.

💦💦💦

Malam dimana semua terasa sangat menyenangkan hanya ada senyum yang tarlihat, binar dibola mata seorang gadis kecil sangat terlihat jelas jika ia bahagia dengan kehidupannya. Di restoran cepat saji itu tengah berhadapan seorang pria, dan anaknya yang tengah makan dengan binar bahagia.

"Ayah apa aku bisa makan semua menu di sini?"tanya anak itu lalu memakan burgernya kembali.

"Boleh tapi, yang jadi pertanyaannya. Apa kamu bisa menghabiskan semuanya?"

"Igyt bisa Ayah. Ini buktinya burger Igyt habis,"jawabnya memperlihatkan tangan yang sudah tidak lagi menggenggam burger.

Ayahnya tersenyum mendengar perkataan polos itu."Sayang, semua menu tidak bisa dibandingkan dengan satu burger."

"Igyt udah besar Ayah, jadi Igyt bisa. Kakak itu juga makan banyak burger,"ucapnya menunjuk salah satu bangku pengunjung resto yang sedang memperlihatkan seorang anak laki-laki yang tengah menyantap banyak burger.

Ayah itu tersenyum melihat anak laki-laki yang ditunjuk anaknya, lalu bangkit dari duduknya dan menggendong Igyt keluar dari restoran cepat saji itu. Malam itu mereka melanjutkan berkencan antara Ayah dan anak, kini mereka tengah berjalan-jalan di area taman kota.

"Ayah aku masih mau makan"kata Igyt menarik-narik genggaman tangan ayahnya.

"Kamu kan sudah makan, masa masih lapar"balasnya menunduk menatap anaknya.

"Ayah-ayah lihat Kakak-kakak itu makanya disuapin. Nggak kayak Igyt, udah mandiri."

Pria itu sangat terkejut melihat sepasang kekasih yang sedang bermesraan di depan umum, dan sedikit mengumpat dalam hati karena mereka telah mencemari penglihatan putri polosnya dengan kesal dia mengendong anaknya lalu berjalan ke area bermain, ia menurunkan putrinya di ayunan setelah itu berjongkok di depan putrinya.

"Igyt putri kesayangan Ayah."

"Ayah juga kesayangannya Igyt,"jawab Igyt menatap Ayah dengan polos.

Ayahnya tersenyum dengan manis mendengar perkataan itu."Igyt sekarang sudah semakin besar, Ayah jadi takut."

"Ayah takut apa? Cerita sama Igyt, biar Igyt temenin ayah."

"Nanti Igyt kalau udah nikah pasti ninggalin Ayah."

"Kalau gitu Igyt nggak mau nikah, Igyt mau sama Ayah aja."

"Igyt mau berjanji untuk Ayah kan?"tanyanya langsung dapat anggukan Igyt, "kalau besar nanti Igyt harus jadi anak yang baik, kuat, mandiri, dan pintar. Harus bisa jagain keluarga kita, jangan pernah membuat malu mereka terutama diri Igyt sendiri."

"Igyt janji Ayah. Igyt akan selalu menjaga Ayah, Mama, dan Nenek."

Pria itu memeluk Igyt sambil membisikan sesuatu, "Ayah sayang kamu. Sudah malam, ayo kita pulang."

"Tapi Igyt mau beli itu,"balas Igyt menunjuk penjual lumpia pinggir jalan.

"Yaudah ayo beli, tapi dijalan nanti habisin ya, nanti kalau ketahuan Igyt makan gorengan Mama bisa marah,"ucap Ayahnya memperingati.

Not A BabysitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang