𝐃𝐄𝐔𝐗

3.1K 509 32
                                    

(Y/n) sedang bersantai didalam kamarnya, hanya bermain ponsel dengan tenang karena hari ini ia bebas dari kelas dan tugas. Ia selalu ingin menikmati saat-saat seperti ini, saat dimana ia bisa berguling dan bermalas-malasan didalam kamarnya tanpa di ganggu–

Suara pintu kamar yang terbuka tiba-tiba membuat (Y/n) mengalihkan pandangan dari ponselnya.

Ia bisa melihat Satoru yang tersenyum licik dari pintu kamarnya, menatap (Y/n) melalui kacamata hitamnya. (Y/n) pun mengangkat alis, menunggu Satoru untuk berbicara sesuatu. Tetapi ternyata Satoru hanya berdiri disana dan meninggalkan pintu kamar (Y/n) terbuka lebar.

(Y/n) mendecak sebal, "Woi, kampret!! Tutup pintunya lagi!!!" Teriak (Y/n). Ia bisa mendengar Satoru tertawa dan pintu depan terbuka, pria itu sudah bermain-main dengannya. (Y/n) mendengus, ia terpaksa berdiri dari kasurnya dan menutup pintu sendiri.

(Y/n) akhirnya kembali berbaring diatas kasurnya, ia tidak menginginkan ada gangguan setelah ini namun kali ini Sukuna memanggilnya dari luar kamarnya.

"(Y/n)!"

"Apaa?" balas (Y/n) masih terfokus pada ponselnya.

Tidak ada jawaban dari Sukuna, (Y/n) pun kembali melanjutkan urusannya.

"(Y/n)!!"

(Y/n) mengernyit, sangat jarang bagi Sukuna untuk memanggil (Y/n) sampai seperti ini, biasanya pria bertato itu langsung menghampirinya kalau butuh apa-apa. Meski begitu, (Y/n) baru saja membaringkan tubuhnya dan ia terlalu malas untuk bergerak. Jadinya ia hanya terus membalas panggilan Sukuna dari atas kasurnya tanpa menghampiri pria tersebut.

"Apaaa??"

"(Y/n)!!!" Panggil Sukuna kembali, tidak menjawab pertanyaannya.

"Apaan sih, anjir?!" geram (Y/n) akhirnya melangkah keluar pintu kamar dengan kesal. "Apa?!"

(Y/n) melihat Sukuna yang duduk di ruang makan sembari memegang sekotak sereal gandum milik (Y/n). Wajahnya tanpa dosa, menatap datar seakan tidak terjadi apa-apa.

"Paan?!?" Kini, (Y/n) semakin bingung dengan kelakuan Sukuna, pria itu bahkan tidak mengucapkan sepatah kata apapun setelah (Y/n) keluar dari kamarnya. "Sumpah, lu tuh udah kayak emak gua, anjir! Mesti disamperin dulu baru mau ngomong."

Sukuna mengkernyih, "Gua minta sereal lo."

Ingin rasanya (Y/n) mencakar wajah Sukuna sekarang juga. "LANGSUNG NGOMONG APA SUSAHNYA SIH—eh, itu kotak sereal yang baru, kan? Kok udah kebuka??" (Y/n) mengerjap sambil berjalan kearah Sukuna dan memeriksa kotak yang dipegangnya.

"Gua buka barusan."

"Terus kenapa udah setengah?"

"Lo telat keluar kamar."

Didalam pikiran (Y/n), ia sudah memukuli Sukuna hingga pingsan. Bukannya ia tidak bisa melakukannya, tapi (Y/n) sudah berjanji kepada Suguru untuk tidak memukul siapapun minggu ini, kalau tidak Suguru tidak akan memasakkan sarapan untuknya lagi. Jadi, (Y/n) hanya bisa tabah sembari mengelus dada.

"Terserah." jawab (Y/n) saking kesalnya. Ia pun berjalan balik menuju kamarnya, namun kini giliran Suguru yang memanggilnya.

"(Y/n)," Suguru terlihat sedang membawa sebuah pot tanaman, sepertinya ia membeli tanaman baru untuk koleksi tanaman hias miliknya. "Mau kemana?"

(Y/n) mengangkat alisnya, "Ke kamar lah?"

Suguru tersenyum. Sampai disini, (Y/n) merasa kalau Suguru adalah satu-satunya orang yang tidak akan mengganggu hari santainya.

"Kan hari ini lu janji bakal nyedot debu?" tanya Suguru. "Udah janji, lho."

Ah, ternyata (Y/n) salah.

Hanya bisa mengangguk dan menurut, ia tidak mau beresiko kehilangan masakan Suguru yang super enak.

(Y/n) pun mulai membersihkan karpet yang ada di ruang tamu. Ia masih menabahkan diri dengan berjanji untuk tidur setelah ia melakukan pekerjaan ini, sehingga tidak akan ada lagi yang akan menganggunya. Di ruang tamu terlihat Mahito yang berbaring santuy sambil menonton televisi. Wah, berasa jadi babu.

(Y/n) berusaha untuk tidak mempedulikan eksistensi Mahito dan tetap melakukan pekerjaannya selagi ia menyedot debu di hadapan sang pria gondrong itu.

Kening Mahito mengerut, ia sedang menonton acara kesukaannya dan (Y/n) tiba-tiba saja menghalangi pandangannya. Padahal, seharusnya ia memakluminya karena (Y/n) sedang beberesih, namun ia malah meneriakinya. "Minggir, anjing!"

(Y/n) langsung melotot kearah Mahito, apakah matanya buta? Apakah ia sama sekali tidak melihat apa yang sedang (Y/n) lakukan?

"Gua sedot mulut lu, biar gabisa ngomong seumur hidup lu bangsat." Ancam (Y/n), "Sekali lagi gua tonjok."

"Haahh?" Mahito mengejek perkataan (Y/n) dengan berpura-pura tidak mendengar dan mengorek telinganya.

(Y/n) sudah mencapai batasnya.

Gadis itu mengambil sandal tidurnya dan melemparkannya kearah Mahito, membuat pria itu mengaduh kesakitan. Belum sampai disitu, (Y/n) langsung menerkam tubuh Mahito dan mulai memukulinya. Terkejut dengan perkelahian yang baru saja terjadi, Suguru langsung berlari untuk melerai mereka berdua. Sedangkan Sukuna dengan santai memakan sereal pemberian (Y/n) sambil menonton perkelahian yang terjadi.

"Bagus, gua suka kekerasan."

𝐀𝐏𝐀𝐑𝐓𝐌𝐄𝐍𝐓 '·..➭ 𝗷𝘂𝗷𝘂𝘁𝘀𝘂 𝗸𝗮𝗶𝘀𝗲𝗻Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon