09. Aatreya

1.2K 194 33
                                    

Fyi : yang mau baca lebih cepat, bisa baca di fizzo Novel ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Fyi : yang mau baca lebih cepat, bisa baca di fizzo Novel ya

***


Derap langkah begitu menggema. Cahaya temaram tak dapat menyinari jalan seluruhnya. Dengan langkah tegap, sosok pemuda berjubah hitam dengan air muka setenang telaga melintasi lorong sendiri.

Tak ada rasa takut di wajahnya. Mendapati lorong berakhir, sebuah pintu kayu besar dengan lentera kecil tergantung di sisi kiri dan kanan menyambutnya. Ada sosok yang ingin ia temui di sana.

"Paman Denta, buka pintunya. Aku datang berkunjung," ucapnya.

Tak seperti yang terlihat dari fisiknya, suaranya melembut, sedikit kekanakan layaknya seorang anak yang ingin pergi bermain ke rumah tetangga.

Dalam dua sekon berikutnya, pintu perlahan terbuka. Berderit berat, seakan pintu tua itu memang jarang terbuka. Engselnya berkarat. Sesosok pria terlihat seperti berusia awal tiga puluhan menyambut hangat. Senyum secerah mentari menghiasi bibirnya hingga matanya menyipit. Pemuda yang datang berkunjung ikut tersenyum melihatnya.

Pria itu mengenakan pakaian berlapis jubah keperakan, dengan lengan lebar dan bagian belakang menjuntai hingga mata kaki. Menggulung lengan jubahnya, nampak pria itu mempersilahkan tamu untuk masuk.

"Masuklah Aatreya, apa kabarmu?" ucapnya berseri. Melihat seorang pemuda yang sudah cukup lama tak ia temui, membuatnya gembira.

Aatreya mengangguk, kakinya kembali melangkah ke dalam. Hal pertama yang ia amati adalah isi dari ruangan itu. Terdapat beberapa tabung labu, buku-buku tua, serta, beberapa kendi—yang entah apa isinya tertata rapi dalam lemari kayu terbuka berukuran besar di satu sudut ruangan.  Lampu gantung terlihat berpendar samar, terlihat cukup tua dengan cahaya kekuningan keluar dari sana.

Di tengah ruangan terdapat meja bundar berukuran sedang dengan dua kursi kayu yang terlihat seperti potongan batang pohon tua di kedua sisinya. Sosok yang dipanggil paman Denta itu duduk di salah satu kursi, menepuk-nepuk meja dan menyuruhnya ikut duduk di sana.

Sang paman masih tersenyum secerah mentari, meski jelas dirinya mungkin sudah lama tak melihat benda langit itu. Terkurung dalam ruangan pribadi yang lebih tepat sebagai sel tahanannya. Ia menghabiskan seluruh masa hidupnya di dalam.

Aatreya bahkan mengira, jika saja dulu tatkala ia kecil tak pernah tersesat dalam istananya sendiri. Ia mungkin takkan pernah bertemu dengan paman Denta yang kebetulan tengah membuka pintu ruangannya. Kala itu Aatreya kecil melangkah takut, mengintip dari balik pintu kayu dan melihat punggung sesosok pria berjubah keperakan tengah memasak sesuatu.  Aromanya begitu harum, Aatreya kecil tengah kelaparan saat itu karena lelah bermain. Meneguk air liurnya, ia hanya bisa melihat dan mengedip lucu.

My Handsome Angel/Devil?Where stories live. Discover now