Guardian

841 47 3
                                    

~Guardian~

By: TsubasaKEI

Summary:
Kai. Seorang pemuda yang berusaha lari dari masa lalunya. Di pilih oleh sang Messiah, ia kabur meninggalkan tempat kelahirannya. Di dunia penuh sihir dan keajaiban. Mampukah kai bertahan?

Enjoy~

-------------------

Prolog

DRAP DRAP

Sosok hitam berlari di tengah lorong. Cahaya lampu yang terputus-putus memperlihatkan sekilas bentuknya, seorang pemuda berjubah hitam.

DRAP DRAP DRAP

"Oi, kau! Jangan kira bisa kabur dari sini! Cepat kejar dia!" Seorang pria paruh baya terlihat sedang mengejar sosok tersebut. Pakaiannya layak bangsawan. Pundaknya dihiasi bintang, ia mengenakan topi jendral putih yang sewarna dengan bajunya, seorang pemimpin pasukan elit. Pengikut yang berada di belakangnya mematuhi dan mulai berlari.

Sosok berjubah itu berdecak kesal dan berlari lebih cepat. Dihadapanya belum terlihat jalan keluar apapun, hanya tembok dan lantai hitam semulus kaca.

Untung saja gerakannya yang gesit tidak bisa di imbangi oleh pasukan di belakangnya. Hal itu memberikannya waktu untuk mencari pintu keluar di antara puluhan pintu yang berjejer di kiri-kanannya.

Sang pemuda mengutuk siapapun yang membuat lorong yang kelebihan pintu ini. Sudah banyak, semua pintu seperti cloning, berwarna abu dengan gagang bulat di sebelah kirinya. Si pemuda tidak mempedulikan desain rumit yang terlukis di setiap pintu. Hari-harinya yang ia habiskan di sana membuatnya terbiasa dengan desain kelewatan megah di sekitarnya.

Ia tersenyum puas ketika pasukan yang mengejarnya sudah tidak terlihat, tapi samar-samar terdengar teriakan mereka yang kelelahan. Ia menggunakan peluang itu untuk berhenti dan menggapai pintu terdekat di kirinya.

Belum 5 centi dari pegangan, sambaran listrik dengan cekatan membakar permukaan sentuh. Menghiraukan tangannya, ia segera berlari ke pintu di samping. Hal yang sama kembali menghalangi si pemuda. Pintu ketiga, ke empat, hasilnya nihil. Ia menatap pintu di depannya dengan benci. Beberapa umpatan mengalir dibawah nafasnya ketika ia kembali berlari menyusuri lorong yang tiada akhir.

Sang pemuda sudah tidak melirik ke arah pintu abu di sampingnya lagi. Mengetahui harapannya itu akan ditepis jauh oleh barrier di setiap pintu.

Pertigaan, sosok tersebut segera mengambil langkah ke kanan, begitu pula orang-orang berseragam dibelakangnya.

Tidak jauh didepan, terbentang sebuah pintu besar melapisi seluruh permukaan hitam dinding. Senyum di wajahnya yang kelelahan mulai terlihat ketika ia mengenali simbol yang tertoreh di sana. Dengan cepat ia menendang pintu tersebut menggunkanan kaki kananya. Ia Sudah membuang jauh ide untuk membukanya dengan lembut sehingga Pintu besi itu terlontar keluar bagai kertas.

Awan hitam, suara gemuruh, dan hujan deras adalah yang pertama kali dirasakan olehnya. Sosok itu kembali berdecak kesal, bukan cuaca yang ia inginkan saat ini.

"Heh, jalan buntu untukmu nak.." pasukan berseragam mulai memasuki area balkon, memenuhi setengahnya. Sosok itu kini terkepung, ia melihat kebawah. Yang membatasi dirinya dengan air terjun yang keluar dari sela-sela jurang yang berhimpitan hanyalah sebaris pagar pendek yang terlihat rapuh.

"kami tidak akan melukaimu, yang perlu kau lakukan hanya kembali kesini dan melupakan kejadian ini. Mudah bukan?" Ia melangkah maju, mendekati sosok berjubah itu. Tiba-tiba ia berhenti, jarak hanya tersisa 2 meter lagi.

Pemimpin tersebut membuka topinya,memperlihatkan senyum di wajahnya yang sedikit keriput. Rambut coklat yang sudah memutih itu kini basah terbilas hujan. Mata hijaunya kusam, namun tetap menyala di langit yang gelap. Ia bertekuk lutut penuh hormat, tidak mempedulikan hujan yang semakin deras. Pengikut dibelakangnya pun mengikuti, seluruh pasukan yang sejak tadi mengejar sosok itu, kini bertekuk lutut didepanya. "kembalilah.."

Sosok itu terdiam. Memerhatikan situasi dihadapanya. Perlahan ia tersenyum. "Aku-"

Pemimpin tua itu segera menengadahkan kepalanya, menunggu jawaban yang ia inginkan.

"-Tidak akan pernah kembali lagi"

Dengan cepat ia segera berlari mundur menuju ujung balkoni. Kakinya menaiki pagar yang berada di belakangnya. Sang pemimpin terbelak kaget, dengan sekuat tenaga ia berlari menuju sosok tersebut. Mengulurkan tanganya sepanjang mungkin agar bisa membawanya kembali, ketempat dimana ia seharusnya berada.

"Selamat tinggal"

Dengan itu ia meloncat kebelakang, menghindari tangan sang lelaki tua. Tubuhnya kini berada di udara, dengan bantuan gravitasi ia jatuh ke bawah bersama jatuhnya air.

Lelaki tua itu diam tidak percaya. Mulut dan matanya terbuka lebar. Ia kira ia dapat membawanya kembali, ia kira putra-nya tidak akan menghindari uluran tangannya. Ia menggeram kesal. Ia melihat ke langit hitam dan berteriak keras seolah sosok berjubah itu dapat mendengar suaranya.

"KAAAAAIIIIII!!!"

.
.
.

TBC

----
A/N :

Ini cerita yang ditulis di waktu luang dan ketika Kei lg jenuh, jadi idenya ga tau bakal tetep muncul ato engga :/

Btw ada yg baca VG dlm indonesia ga sih di wattpad?

Nanti Kei update lagi kok :3

Sekian,
TsubasaKEI, out

GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang