Nama panjangnya adalah Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi, biasa dipanggil Al-Zahrawi atau El Zahrawi. Orang-orang Eropa lebih suka memakai nama Abulcasis untuk menyebutnya.
Al-Zahrawi lahir pada 936 Masehi di Zahra, sebelah barat daya Cordoba, Provinsi Andalusia, Spanyol. Inilah pusat pengetahuan, kebudayaan, sekaligus simbol kedigdayaan Islam di Eropa, berjuluk “permata dunia abad ke-10" di bawah naungan Kekhalifahan Dinasti Umayyah.
Kala itu, Cordoba adalah wilayah yang sangat kaya, amat kuat, dan termasuk kota yang paling maju di Eropa Barat (Ana Ruiz, Vibrant Andalusia: The Spice of Life in Southern Spain, 2007:39). Di sinilah yang menjadi tempat munculnya para ilmuwan muslim, Al-Zahrawi salah satunya.
Sumbangsih Al-Zahrawi bagi dunia kedokteran modern –termasuk dan khususnya ilmu bedah– sangat besar. Catgut hanyalah satu dari puluhan penemuan Al-Zahrawi yang sangat berdaya-guna hingga berabad-abad berikutnya, bahkan sampai saat ini, tentunya dengan inovasi demi inovasi seiring kemajuan zaman.
Al-Zahrawi telah menemukan 26 peralatan bedah yang semuanya belum pernah ada di masa-masa sebelumnya. Selain catgut, ia juga memperkenalkan alat-alat baru lainnya, sebutlah pisau bedah, sendok bedah, retractor, pengait, surgical rod, specula, bone saw, plaster, dan masih banyak lagi (Robert Kretsinger, History and Philosophy of Biology, 2015:24).
Sumber : https://tirto.id/al-zahrawi-mahaguru-dokter-bedah-sedunia-cpuV
YOU ARE READING
Ilmuwan Muslim
Non-FictionTulisan ini diambil dari berbagai sumber. Penulis hanya ingin mengulas dan berbagi sejarah di antara kita. Berharap dengan tulisan ini, kita bisa lebih mengenali dan memahami islam lebih dekat. Inspirasi tulisan ini diambil ketika penulis membuat ta...