you--daily activities.

370 82 12
                                    


"Kak, kak YunXi."

"Aku udah bilang," YunXi berujar kesal seraya menyobek sebuah bungkusan makanan ringan, "Kalo manggil itu sekali aja, Feiyu."

"Galak banget, deh." celetuk Feiyu tersenyum jahil. YunXi mendelik, dibalas dengan tawa lebar dari bocah yang masih duduk di sekolah dasar itu. "Kak YunXi pas harinya panas jadi seneng ngomel-ngomel, ya." oceh Feiyu riang, kakinya berayun-ayun dari kursi plastik yang di dudukinya.

YunXi memelototinya, "Kubuang nih, O'Ring-nya."

"KOK JAHAT?!"

"YunXi! Itu adeknya jangan digodain!"

"Nggak, Ma!" Kerutan di dahi YunXi terlihat semakin dalam, "Feiyu ganggu, ah!" kesalnya. Di dorongnya bungkusan O'Ring itu kearah sang bocah yang duduk di seberang etalase warung dan menghenyakkan diri ke kursinya sendiri.

Ia merasa konyol menghabiskan waktunya berdebat dengan anak kelas 6 SD, namun Feiyu memang menyebalkan.

Setelah beberapa saat, Feiyu bergoyang di kursinya, menghasilkan bunyi yang sedikit mendecit dan bergumam memanggil, 

"........kak YunXi....."

YunXi tidak tertarik sama sekali, mengalihkan pandangannya dari wajah memelas Feiyu.

".......kak YunXi, jangan marah dong." Feiyu mencolek tangan YunXi yang bersandar diatas etalase. YunXi tak bisa menahan tawa yang lolos dari bibirnya karena rasa geli dari colekan Feiyu. "Apa?" tukas YunXi, mencoba tetap mempertahankan ekspresi galaknya.

Mata Feiyu berbinar, "Nggak marah lagi, kan, ya?"

YunXi mengangkat sebelah alisnya, "Siapa bilang nggak marah?" 

Feiyu tersentak mendengar nada sengit itu dan tanpa sadar memasang wajah sedih, "Maaf kak..." 

"Pulang sana, berisik aja." YunXi melanjutkan kepura-puraannya. Dari sudut matanya ia menangkap wajah ragu Feiyu yang akhirnya turun dari kursinya dan bersiap pergi. 

YunXi tak bisa menahan tawanya, membuat langkah Feiyu terhenti dan menatapnya terheran-heran. "Dih, nangis?" YunXi mengitari etalase warungnya dan mendekati Feiyu untuk mengusap tetesan air mata yang membasahi pipinya. "Payah ih, gitu aja nangis."

Feiyu tersedak malu, "Itu bukan nangis, tau! Cuma keringetan..."

YunXi kembali terkekeh dan  menepuk-nepuk kepala Feiyu geli, "Bocah banget, deh."

"Kak YunXi nggak marah?" tanya Feiyu setelah beberapa saat. "Marah, tapi udah nggak." YunXi merogoh peti es krim disisinya dan meraih dua stik es krim, "Mending makan ini, yuk, bener kata kamu kalo panas rasanya mau marah-marah mulu."

".......tapi uangku habis, kak,"

"Gausah bayar, tapi diem aja, ya."

---

"Kak YunXi, apa bahasa inggrisnya aku mau jajan?"

"I'm ugly,"  balas YunXi asal-asalan. Alis tebal Feiyu terjun ke tengah dahinya dan ia berseru memprotes, "Gaboleh bohong ya, aku tahu itu artinya aku jelek," Feiyu meleletkan lidahnya.

YunXi tertawa hingga kepalanya tersentak ke belakang, "Cieee, ngaku dong, jelek!"

Feiyu cemberut, "Kak YunXi, mah!"

YunXi masih tertawa dan meniru ekspresi cemberut Feiyu, "Feiyu, mah!"

Feiyu jelas kesal dan ingin membalas ejekan itu namun ia hanya mampu mendengus kesal dan menyembunyikan wajahnya dibalik sebungkus O'Ring. "Kak YunXi jelek,"

"Iya, emang."

".....Kak YunXi......"

"Apalagi?" YunXi beralih, mendapati camilan Feiyu yang berceceran di serambi warung. "Feiyu! Kok bisa-bisanya tumpah?!"

"Aku nggak ngapa-ngapain kok, tiba-tiba aja jatoh..."

"ADUHHHH!"

---

Kadang, YunXi merasa ia tidak memiliki lagi cukup kesabaran untuk menghadapi bocah kecil itu, namun pada saatnya, ia pasti akan tetap melayani anak itu sebagaimana mestinya. Bagi YunXi, Feiyu seperti gangguan kecil yang menghibur, bocah yang ia anggap buntalan masalahnya itu bahkan terkadang seolah menjadi oasis hiburan di tengah kebosanannya menjaga warung.

"Kak, Feiyu jadi ganteng, ya."

"Kecil tembem gitu kok dibilang ganteng, ma..." YunXi menghela nafas lelah, berusaha tidak menghiraukan ucapan ibunya, menyibukkan diri dengan ponsel di tangannya. "Ah, kamu mah." Ibu YunXi melaluinya seraya menjitak kepalanya, "Kalo soal Feiyu aja, kesannya semuanya jelek."

"Ngapain bohong." YunXi menekan-nekan layar ponselnya dengan gemas, "Mama mah seneng banget sih, sama Feiyu."

"Ya, emang anaknya asyik, kak. Jadi cakep lagi, sekarang."

Barangkali YunXi bersikeras tidak menghiraukan, namun malam itu ia terjaga bergelut dengan pikirannya sendiri hanya karena hal sesederhana ketampanan bocah kecil bernama Feiyu itu.

--TBC!

a/n :

aku kaget banget ternyata baru satu chap yang dirilis tapi tanggapannya udah bagus?! happy reading guys, sayang kalian :<3

Bocah WarungWhere stories live. Discover now