11 - Party Dance 2

10.6K 1.1K 21
                                    

Historia turun dari kereta kudanya, wajahnya terlihat lesu dan lemas. Kepalanya berisi banyak sekali pikiran, terutama tentang pesta dansa malam ini. Padahal selalu saja Historia membayangkan malam ini ia akan duduk manis seraya meminum segelas anggur dan mencomoti dessert enak buatan kerajaaan dengan gaya yang sangat elegan.

Rencananya gagal. Si pangeran sialan itu malah mengubah nasibnya 180°. Ugh, benar-benar memuakan.

"Kepada siapa aku harus meminta tolong!" Historia tiba-tiba memekik frustasi hingga mengejutkan kusir dan juga pelayan.

Historia kembali berjalan lesu memasuki rumah. Dengar-dengar Duke sedang menghadiri acara di luar kerajaan untuk melakukan bisnis besar, pastinya nanti malam kepala keluarga Duke Foodan tidak akan hadir. Historia sedikit bersyukur, jika ia memalukan keluarga Duke Foodan setidaknya kepala keluarga Duke tidak ada di pesta itu nanti malam.

Historia menghela nafas panjang, mulai berjalan menyusuri tangga panjang menuju kamar.

Seven yang entah dimana keberadaannya. Historia ingin meminta tolong, tetapi saat dipikirkan sekali lagi, Seven pasti sibuk menjadi penerus keluarga Duke.

"Nona, saya sudah menyiapkan air hangat."

Jiran membantu Historia untuk melepaskan pakaian sekolahnya. Historia menghela nafas berat, sesekali melamun dan tidak fokus. Historia mencelupkan kaki hingga seluruh tubuhnya ke dalam bak air hangat dengan taburan bunga mawar dan minyak zaitun.

"Nona? Anda sepertinya memikirkan hal berat. Apakah di sekolah sedang ada masalah?" Jiran bertanya seraya menggosok lembut tubuh Historia.

"Iya, sebuah masalah besar! Hingga membuatku stress seperti ini. Keparat itu benar-benar ingin ku cabik-cabik tubuhnya," Historia menyahut kesal. Jiran hanya menganga terkejut akan sikap Nonanya.

"M-memangnya siapa, Nona?" tanya Jiran segan, tetapi penasaran.

"Biasalah, pangeran kesayangan kalian," jawab Historia malas. Tangannya terangkat bulat untuk membuat gelembung.

"Maksud Nona, pangeran Adam!? Tidak mungkin," Jiran memekik heboh di awal, kemudian bergumam pelan di akhir. Sudah Historia duga, tampaknya Jiran tidak percaya jika tidak melihatnya langsung.

"Huft, andai Kak Seven disini," Historia mengeluh.

"Seven? Siapa itu Seven?" Jiran bertanya kepada Historia.

Sesaat tetapi pasti, perasaan tidak enak Historia mulai mencuat. Historia langsung menatap Jiran kaget, matanya menelisik wajah kebohongan di sana, namun tidak ada. Jiran malah kebingungan terhadap Historia. Historia menelan ludah kasar, pasalnya ia agak takut sama kejadian aneh baru-baru ini.

"Jiran." Historia ingin memastikannya sekali lagi. "Kau tidak mengenal Seven? Maksudku, Kak Seven anak pertama dari keluarga Foodan. Penerus Kepala Duke Foodan selanjutnya," tanya Historia, kali ini ia serius, walaupun sedikit merasa takut.

"Seven?" Jiran tampak berfikir beberapa saat. "Aku tidak pernah dengar ...--Ahh, Tuan muda SevenRoss sedang keluar untuk membeli sesuatu di taman kota. Tuan muda berpesan, jika Nona mencarinya silahkan tunggu sore nanti. Tumben sekali Nona mencari Tuan Muda SevenRoss," Jiran menjawab dengan wajah yang berganti 180° dari kebingungan menjadi biasa saja seakan tidak pernah terjadi hal aneh.

Historia tersenyum tipis, bulu kuduknya seketika meremang. Dunia pada dimensi ini ada yang salah. "Aku hanya ingin tahu saja," jawab Historia sekenanya.

Setelah menyelesaikan kegiatan mandi, Jiran membantu Historia untuk memakai sebuah gaun selutut khusus saat hanya berada di dalam mansion kedudukan Duke. Agak ribet memakai Gaun, tetapi lama-kelamaan Historia mulai terbiasa dengan dunia ini.

I'll Get You Soon! [End]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن