Hari Pertama 'Taraweh Pertama Bersama Taya'

4.2K 366 30
                                    

Assalamualaikum, Taya mau cerita lagi kali ini..

Temanya masih sama, yaitu mengenai kegiatan kegiatan Taya di bulan Ramadhan. Semoga ini menjadi pengobat rindu.

Mohon maaf lahir batin semuanya..

_________________________

" Abang ayo cepat Bang, sudah mau masuk waktunya taraweh. Ini taraweh hari pertama loh Bang."

Byakta mengingatkan putra gembulnya untuk segera bergegas, masalahnya Taya sedari tadi sibuk dengan sajadah dan topinya. Tapi tidak juga beranjak, ada saja yang dilakukannya. Menimbang-nimbang ingin menggunakan yang mana.

Terlihat serius sekali.

" Sebental Ayah, ini Taya mau bawa sajadah gambal Dino atau cal?" 

Taya meminta pendapat ayahnya mengenai sajadah yang ingin ia gunakan. Masih kecil saja sudah mengerti rasanya galau dan dilema yah. Atau memang Taya saja yang banyak mau, padahal sedari tadi ayahnya sudah memberikan pendapat untuk membawa sajadah bergambar Dino saja.

Tetap saja, Taya masih menanyakan hal yang sama untuk kesekian kalinya. Sepertinya Taya tidak percaya sekali dengan pendapat ayahnya.

Dasar Taya.

" Tanya Mama saja Bang, cepat yuk Bang. Nanti kita nggak dapat shaf paling depan." bujuk Byakta untuk kesekian kalinya.

Rasanya Byakta ingin meninggalkan putra gembulnya ini, namun itu tidak mungkin, Byakta bisa saja dimarahi istrinya dan juga putranya akan membuat drama. 

Pokoknya ujian kesabaran Byakta sebagai orangtua yah terletak pada putra gembulnya ini.

" Mamaa...." teriaknya berlari keluar kamar sambil menenteng kedua sajadah yang ingin ia bawa. Taya harus menanyakan pendapat mamanya. Mungkin mama bisa memberikan ide yang lebih keren dari ayahnya.

Huh, nggak seru sekali ayahnya. Padahal kan Taya cuma tanya mau pakai sajadah apa. Taya suka dua-duanya. Inginnya mau bawa dua, tapi pasti ayah tidak memperbolehkan.

" Mama, ini Dino atau cal?" todongnya langsung begitu melihat mama yang masih merapikan ruang keluarga.

" Dino saja hari ini, besok bawa yang gambar car. Ummm bisa gantian kok. Jadinya adil kan yah." jawab Baheera setelah pura-pura berpikir lama.

Soalnya Taya terlihat dilema sekali.

Dasar bocah.

" Ayah, ayooo. Nanti telambat, ndak dapat balis pertama loh." teriaknya heboh memanggil ayahnya setelah mendapatkan jawaban dari mamanya.

Padahal yang bikin lama itu yah Taya sendiri, namun seolah-olah ayahnya yang salah.

Baheera yang melihat kelakuan putranya hanya menggelengkan kepalanya pasrah. Ada-ada saja kelakuannya. Padahal mereka juga tahu, yang bikin rusuh sedari tadi ya Taya.

Mana pake galau milih sajadah pula.

" Ayo, Abang jadi bawa sajadah yang mana?" Byakta menghampiri Taya dan mamanya, memastikan jika putranya itu sudah memilih.

Soalnya Taya pernah merengek pulang karena tidak suka dengan motif sarung yang ia gunakan. Itu luar biasa sekali menurut Byakta. Jadi sebelum berangkat pastikan semuanya sesuai keinginan bocah gembul itu.

" Mau bawa yang Dino, besok kata Mama bawa yang cal." jawabnya antusias.

Byakta yang mendengar itu semakin pasrah, percuma kasih pendapat sama Taya. Pada akhirnya yang didengarkan oleh bocah gembul itu pendapat mamanya.

" Salim sama Mama dulu, nanti kita sholatnya lama, ini sholat taraweh. Ayah sudah bilang kan sama Abang."

Byakta memberitahu kembali agar nanti Taya tak punya alasan dan merengek pulang.

" Huuh, Taya tahu kok. Taya mau talaweh masjid sana. Nanti sholatnya lama kok. Assalamualaikum Mama..." pamitnya manis.

" Okee, ayo pergi.."

Bykata dan Taya akhirnya berangkat dengan damai, eh sepertinya sih nggak damai-damai banget kalau sama Taya.




Hello NatayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang