30 : Debt

443 72 40
                                    

Sekarang telah masuk bulan November. Setelah dua minggu lamanya, aku masih belum berbaikan dengan Ellen, kami saling mengabaikan satu sama lain. Sejujurnya aku juga tidak nyaman, tapi Ellen benar-benar mengacuhkan aku. Joanna juga masih di pihak yang netral, dia tidak berpihak kemanapun.

Hari ini aku akan menjemput ibuku di Bobby's sepulang sekolah. Karena ini hari Selasa, aku bisa menjemput ibuku. Begitu bel tanda pulang sekolah berbunyi, aku segera melajukan mobilku menuju Bobby's. Seperti biasa, aku duduk di salah satu kursi dan membuka laptop untuk mengerjakan tugas. Baru saja aku membuka laptop, ada dua orang pria bertubuh tinggi dan besar, mereka masuk ke Bobby's.

"Aku mencari Catherine Adams!" seru salah satu pria itu yang berambut pirang.

Ibuku? Dia mencari ibuku? Siapa dia? Dengan tergopoh, ibuku menghampiri mereka. Ibuku menarik pria itu ke arah luar restoran. Aku berdiri dari kursiku dengan niat untuk ikut ibuku ke luar restoran.

"Tidak, Star! Tunggu di sana!" perintah ibuku, lalu ibu dan kedua pria menyeramkan itu pergi keluar restoran.

Aku pun menurutinya, aku duduk kembali dengan kedua mata masih mengawasi ibuku dari dalam restoran. Restoran di Bobby's memiliki dinding kaca yang besar, sehingga dari dalam, kita dapat melihat ke arah luar restoran.

Ibuku berbicara dengan kedua pria berotot itu. Mereka terlihat geram. Siapa mereka? Bagaimana ibuku bisa terlibat dengan mereka? Apakah ibuku berhutang pada mereka? Pikiranku melayang, berpikiran yang tidak semestinya.

Tiba-tiba ibuku terjatuh ke tanah karena didorong oleh salah satu dari mereka. Aku tidak bisa diam lagi di sini. Detik itu juga, aku beranjak dari kursiku dan keluar restoran.

"Hei! Apa yang kau lakukan pada ibuku!" seruku dengan suara lantang.

Aku berlari ke arah ibuku dan membantu ibuku berdiri.

"Ibumu punya hutang pada bosku! Dan dia tidak membayarnya tepat waktu!" ujar seorang pria berambut gelap.

Ternyata dugaanku benar, ibuku berhutang. Sejak kapan ibu mulai berhutang? Apa sejak kami tinggal di sini? Sudah enam bulan aku tinggal di sini.

"Berapa hutang ibuku? Aku akan membayarnya!" tanyaku dengan tatapan menantang.

"Apa yang bisa dilakukan oleh anak kecil sepertimu?" tanya pria berambut pirang.

"Jangan banyak bicara! Katakan saja! Berapa hutang ibuku?" tanyaku kepada mereka.

"5000 dollar, dan sekarang sudah jatuh tempo," jawab pria berambut pirang itu.

Spontan, aku melebarkan mataku. 5000 dollar?! Untuk apa ibuku berhutang begitu banyak? Ya Tuhan!

"Beri kami waktu," ucapku.

"Kami sudah memberi ibumu banyak waktu, dan dia sudah menunggak sebulan lamanya!" kata pria berambut gelap, aku dapat mencium aroma alkohol dari tubuhnya. Sepertinya dia agak mabuk, aku harus berhati-hati padanya.

"Beri kami waktu sebulan lagi," ucapku.

"Tidak, Star. Biar aku yang mengurus ini. Masuklah ke dalam!" perintah ibuku.

"Sudahlah, mom! Ini bukan masalah yang bisa kau tangani sendirian," ucapku. Aku kesal dengan ibuku, karena tidak melibatkan aku dalam mengambil keputusan dalam berhutang ini. Kami hanya memiliki satu sama lain!

"Hentikan drama ini!" ujar pria berambut hitam.

"Beri kami waktu, dua minggu! Ya, dua minggu!" kataku pada pria itu.

"Tidak! Besok! Kami akan memberi kalian waktu, besok!" ujar pria berambut gelap itu.

"Kau gila? Dari mana kami bisa dapat 5000 dollar dalam sehari?" Aku protes dengan keputusannya, tidak mungkin aku bisa mendapat 5000 dollar besok.

STAR IN WILMINGTON ( END ✔️ )Where stories live. Discover now