22 - Malam Manis

11.1K 575 139
                                    

Ternyata dugaan dokter yang mencurigai Fares terkena tifus benar adanya. Hasil tes darahnya positif tifus. Dan ada infeksi akibat parasit juga di saluran pernapasan Fares yang membuatnya lumayan sesak napas dan harus menggunakan alat bantu pernapasan.

Alhasil, Fares harus diopname selama 9 hari, sampai-sampai Fares sudah akrab dengan dokter, perawat, serta pengantar makanan di rumah sakit tersebut.

Rafa sesekali datang menjaga si adik sepupu, bergantian dengan bapaknya dan juga Baim. Juga Bu Ratna, sang mertua. Sementara Pak Dirgan, hanya menjenguk sekali sebab dirinya juga tidak boleh lelah dan harus banyak istirahat di rumah.

Mereka semua menjaga Fares di rumah sakit ketika Diana sedang mengajar di kampus sebab Diana hanya diberi izin libur 3 hari saja saat itu. Maka dari petang sampai besok paginya lagi, Diana-lah yang menjaga suaminya. Selama 9 hari, Diana tidak pernah tidur malam di rumah, ia selalu tidur di rumah sakit dengan suaminya.

Dan di hari ke-4, Fares mendapatkan kamar VIP, dan Diana akhirnya bisa tidur di atas sofa yang lumayan empuk. Meskipun sebenarnya Diana lebih suka tidur berdesakkan dengan Fares di atas ranjang pasien.

Namun kesialan memang datang tanpa diundang. Di hari ke-3, salah satu perawat sempat memergoki Fares dan Diana yang tidur bersama, lantas mereka pun mendapatkan teguran tegas. Katanya, "Ranjang pasien hanya untuk pasien. Bukan untuk pasien dan istrinya."

Namun syukurnya, segala drama-drama rumah sakit yang melelahkan dan menyebalkan itu sudah berlalu.

Hari ini Fares sudah bisa pulang ke rumah. Mereka baru saja sampai pukul 7 malam tadi. Perasaan Diana tentunya senang tiada tara melihat suaminya sudah bisa berada di rumah mereka lagi.

"Dasar cewek sundel! Berani-beraninya lo godain cowok gue!"

"Eh, uler! Ngaca! Siapa juga yang mau sama cowok lo?! Dia yang ngejar-ngejar gue!"

"Ya ampun... jangan berantem, eh. Cowok banyak...," gumam seorang lelaki.

Lalu, terdengarlah suara terbahak dari seorang wanita yang berjalan mendekati suaminya.

"Kamu nonton apaan, sih? Kok ngegas banget?" tanyanya sambil mengintip ponsel suaminya. Masih tertawa sedikit, seraya duduk di sebelahnya.

"Enggak, ini tadi aku lagi mau nonton YouTube, terus pas di home-nya gak sengaja kepencet video sinetron ini, eh ternyata seru," jelas Fares begitu jujur.

Diana kembali tertawa dan menggelengkan kepala. Ia baru saja dari kamar mandi.

Lantas Fares, karena sudah ada Diana di sampingnya, ia memilih untuk mengunci ponselnya. "Btw, pohon mangganya aku tinggal 9 hari udah makin gede, ya?" katanya pada istrinya, sambil menatap ke halaman.

Pintu depan sedang terbuka lebar, membuat pemandangan si pohon mangga bisa jelas terlihat dari dalam ruang tamu, tempat mereka sedang duduk sekarang.

Diana tersenyum saja mendengar komentar suaminya. "Iya, kan aku siram terus setiap hari," katanya.

Fares menoleh, membalas senyuman itu tentunya. "Makasih ya, Kak."

"Iya, sama-sama. Itu kan pohon mangga aku, jadinya harus aku yang ngurus. Iya, kan?"

Fares tersenyum lagi. "Iya."

"Oh ya, Res. Kamu belum mau ke kamar?"

"Kenapa?"

"Istirahat."

"Bosen tiduran terus di rumah sakit, Kak. Mau duduk-duduk dulu."

Diana tersenyum saja, kemudian menggeser posisinya untuk lebih dekat. Mengambil tangan kanan Fares, lalu ia genggami dengan tangan kirinya.

MY ASEXUAL WIFE ✔️Where stories live. Discover now