24

2.2K 314 188
                                    

Being left? I think everyone felt that kinda pain🙃







vote and comment:)





***




Sedari kecil Haechan selalu mendapatkan semua hal yang dia inginkan dalam waktu sekejap dengan hanya mengatakan,

"Ma aku mau ini"

"Can you please buy me one of those, paps!"

Itu tentu saja membuat Haechan menjadi manja. Tapi sampai Haechan sudah menikah seperti ini cara tersebut tetap berlaku pada orangtuanya.

Haechan juga biasa hidup teratur. Semua hal di hidupnya sudah terencana. Tapi sepertinya kejadian kali ini mungkin tidak masuk kedalan rencananya.

"Kau yang sabar ya dan selamat juga" Jaemin, pria berwajah manis, memberi dukungan kepada sahabatnya.

"Iya, chan. Kau harus bisa kuat untuk menghidupi janin di kandunganmu" Sahut Yangyang.

Yap, Haechan hamil. Dan lelaki manis itu baru ketahuan hamil 2 hari setelah suaminya tewas di tembak. Sangat mengenaskan.

"Ya, terimakasih" Balas Haechan dengan senyum simpul.

"Hei, life doesn't always run like you want them to. Kadang memang ada hal yang keluar dari skenario yang kita buat" Ujar Yangyang sembari memegang lengan Haechan sebagai tanda penenang.

"Tidak ada hal yang seharusnya keluar dari skenario, Yangyang" Haechan menatap Yangyang tajam.

"Ada! Ada hal-hal yang akan keluar dari skenariomu, karena kau bukan tuhan!" Balas Yangyang, sadar tidak sih dia bahwa sekarang Haechan tengah berduka?

"Aku bilang tidak ada hal yang patut keluar atau berbeda dari skenario yang aku buat!" Balas Haechan juga.

Sedangkan Jaemin menatap kedua sahabatnya malas. Tiada hari tanpa perdebatan Haechan dan Yangyang. Tenang saja, perdebatan ini tidak akan membuat siapapun sakit hati kok.

"Sudah! Berisik tau!" Jaemin menggeplak kepala Yangyang cukup kuat.

"Temannu tuh yang berisik!" Yangyang melirik Haechan sinis.

"Wajah bodohmu sungguh membuatku emosi" Sahut Haechan tak kalah sinis seraya melempar remot televisi ke wajah Yangyang.

"Yak! Sialan!" Umpat Yangyang.

Jaemin yang sudah muak dengan semua ini menjewer telinga Yangyang cukup kuat.

"Aw auh" Ringis Yangyang yang memegang telinganya yang memerah.

"Berisik"

Setelah beberapa menit ketiga submisive yang bersahabat tersebut hening, Yangyang tiba-tiba menyeletuk.

"Apa yang akan kau lakukan saat anakmu lahir tanpa seorang ayah?" Tanya Yangyang tiba-tiba sambil menatap Haechan dengan serius.

"Aku... Tidak tau" Jawab Haechan dengan nada pilu.

"Jangan khawatir, Haechan. Masih ada Mama -mu, Papa -mu, Mommy dan juga Daddy yang masih menyayangimu. Ada juga aku dan Yangyang yang selalu ada untukmu" Ujar Jaemin tulus.

"Thanks" Haechan tersenyum kecil menanggapi ucapan Jaemin.

Tidak ada Mark berarti Haechan tidak akan mendapat tahta ratu? Lucu sekali, pastinya Haechan punya rencana tersendiri untuk itu.

Tapi ada satu hal lagi yang Haechan harus jaga dan dia sayangi sepenuh hati seperti sang Mama dan otaknya,

Bayi di dalam kandungannya.






Royal Estate [End]Where stories live. Discover now