26 [DoD]

6.5K 452 5
                                    

HAPPY READING

Siang ini Vano dan Gian pergi ke rumah Manu, atas perintah bosnya itu. Gifti ikut karena Kesya mengajaknya, sebenarnya Aurel tidak ingin ikut karena pasti bertemu dengan Vano disana.

Tetapi Gifti memaksanya, akhirnya ia ikut dan sekarang mereka berenam sedang berkumpul di ruang tamu.

Aurel merasa canggung karena sedari tadi Vano meliriknya sesekali, tetapi ia berusaha terlihat biasa saja.

"Duh bosen banget"ucap Kesya dengan lesu, ketiga laki-laki yang ada di situ sedang bermain PS.

"Iyaa nih, kita main apa yah bagusnya"lanjut Gifti yang ikut merasa bosan.

Kesya berpikir sejenak, lalu muncul suatu ide dibenaknya,

"Gimana kalo kita main DoD ?"tawar Kesya

Gifti menatap Kesya dengan wajah tak paham, perasaan yang ada itu ToD bukan DoD.

"Maksud lu ToD? "Tanya Gifti.

"Is bukan, kalo ini DoD. Dare or dare!"ucap Kesya menjelaskan.

Aurel hanya menggelengkan kepalanya, mendengar ucapan Kesya. Sepertinya dia tidak akan ikut dalam permainan Kesya.

"Ko truth nya gak di pake Sya?"tanya Gifti.

Kesya hanya berdecak.

"Kan, kalian udah tau semua rahasia aku!"ucap kesya dan Gifti hanya mengangguk.

"Yaudah ayo main, kita bertiga aja?"tanya Gifti.

"Eh, gue nggak deh. Kalian aja yang main"ucap Aurel sambil tersenyum.

"Gak! Gak boleh. Semuanya harus main!"ucap Kesya
"Kalian bertiga juga harus main!"lanjut Kesya pada ketiga laki-laki yang ada di depannya.

Manu menoleh ke arah Kesya,

"Main apa?"tanya Manu, kebetulan mereka juga sudah selesai bermain.

Vano melepaskan stik PS kemudian duduk disamping Aurel, gadis itu langsung menggeser posisi nya sedikit menjauh.

Vano yang merasakan itu pun malah mendekatkan dirinya kepada gadis itu.

"Cie-cie malu malu, huhuy"ucap Gifti yang melihat interaksi keduanya.

Vano tidak menyahut ia malah kembali bertanya.

"Kalian mau main apa, ikut dong"ucap pemuda itu.

"Kita mau main DoD, Lo mau main?"tanya Kesya.

Vano mengangguk, lalu melirik Gian agar ikut jugalah.

Gian hanya mengangguk pasrah apalagi melihat Gifti sepertinya menyuruhnya untuk ikut main.

"Yes jadi kita berenam nih yang main?"tanya kesya memastikan.

Manu menoleh melihat pacarnya itu.

"Emang gue ikut?"tanya Manu sengaja menjaili Kesya.

Kesya  milirik Manu dengan tatapan tajam nya.

"Ikut dong harus!!"

Permainan dimulai, Kesya mulai memutar botor yang mereka siapkan tadi.

Botol mengarah pada Manu,

"Ok sekarang lo, siapa yang mau ngasih tantangan?"tanya Kesya.

Vano langsung menyaut.

"Gue, kan Lo sama Kesya udh seriung ciuman. Gimana kalo kalian Ml"ucap Vano membuat semua yg berada disitu menatap ke arah Vano.

Bukk

Gifti melempar bantal sofa yang ada di situ kearah wajah Vano.

"Gila yakk Lo!"teriak Kesya marah.

Manu hanya menatap Vano dengan tatapan tajamnya, sepertinya Vano sudah bosan dengan wajah mulus miliknya.

"Iya nih Vano emang gila!"sambung Gifti,

Sedangkan Aurel dan Gian hanyalah menyimak, Vano pemuda itu hanya cengengesan sambil memegang tengkuknya.

"Maap, oke next"ucap Vano.

Botol kembali berputar dan mengarah ke Aurel, gadis itu melototkan matanya. Sepertinya dia dalam masalah

"Ih ko gue"ucap Aurel dengan nada tak terima.

Saat ini posisinya mereka sedang duduk melingkar di lantai.

"Gak boleh nolak yakk"ucap Kesya.

"Jadi siapa yang bakal kasih tantangan nih?"tanya Gifti.

"Gue aja"sahut Kesya dengan semangat.

Gifti mengangguk

"Tatapan sama Vano selama 5 menit!"ucap Kesya, Aurel yg mendengar itu menggelengkan kepalanya.

"Eh ko gue juga ikut-ikutan"ucap Vano seperti tak terima, padahal mah🤭🤫

"Nggak apa-apa, kan tadi juga lo bawa-bawa gue"ucap Kesya.

"Tapi kan itu Manu tolak!"jawab Vano lagi.

Tiba-tiba Aurel berdiri,

"Gue gak bisa  lanjutin permainannya. Maaf gue permisi dulu"pamit Aurel.

Semua yang ada di situ merasa tak enak mendengar ucapan Aurel.

"Gue keterlaluan yah ngasih tantangannya?"tanya Kesya sambil menunduk merasa bersalah.

"Enggak, ngga usah nangeess"ucap Manu menarik Kesya agar mendekatinya.

"Eh Vano! Kejar sana Aurel, katanya cowok"ucap Gifti yang kesal dengan sifat Vano kurang peka.

"Eh ko jadi gue lagi sih, serba salah nih"ucap Vano.

"Biar gue yang kejar dia"bukan Vano yang mengatakan itu melainkan Gian.

Gifti menatap Gian dengan tatapan yang sulit diartikan,

"eh k-kok--"belum selesai Gifti berbicara Gian sudah lebih dulu pergi.

Vano yang melihat suasana mulai tegang, ia hanya bisa diam kali ini ia harap bukan salahnya.

"Bukan gue yak Gif"ucap Vano

"Ini semua gara-gara lo! Kalo lo kejar Aurel pasti Gian gak akan pergi ngejar Aurel hwaaaaaaaaaaaaa!"Gifti mulai mengeluarkan air mata, menangis.

"Nah kan gue lagi yang salah. Ampun dah serba salah"

***

Possessif BF [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang