17 [MARAHAN]

12K 729 15
                                    

HAPPY READING

Setelah menjenguk Aurel tadi Manu dan Kesya langsung kembali ke rumah.

Di perjalanan pulang Kesya kembali bercerita pada Manu kejadian di rumah Aurel tadi.

"Kasian yah jadi Aurel," ucap Kesya bercerita pada Manu yang sedang menyetir.

"Iyah kasian. Tapi ini gak semua salah Vano juga sih. Kan Aurel nunjukin kalo perasaan dia sama Vano itu b aja mungkin Vano juga udah cape berjuang," jelas Manu.

"Ih nggak bisa gitu juga dong. Harusnya Vano mastiin Aurel suka sama dia atau nggak dulu baru boleh ninggalin!" balas Kesya nyolot.

"Salah sendiri gengsian,"

"He, Aurel itu bukannya gengsi. Kita itu sebagai cewek butuh kepekaan dari cowok! Gimana sih," bantah Kesya yang mulai kesal.

"Ko lo yang sewot? Ini kan masalah mereka ngapain lo ikut campur," balas Manu.

"Lah kan Aurel sahabat gue, jadi masalah dia masalah gue juga dong!"

"Gue juga sahabatan sama Vano lebih lama dari lo sahabatan sama Aurel tapi gue b aja tuh. Kerena gue tau Vano udah gede udah bisa nyelesain masalahnya sendiri."

"Kan kalian cowok! Beda dong sama cewek,"

"Sama aja. Kalian aja yang lebayyyyyy." ucap Manu sambil memanjangkan kata lebay

"Au ah, gue kesel!" kalimat terakhir Kesya kemudian menatap keluar jendela tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya hingga mereka sampai di rumah.

***

Sesampai di rumah Kesya langsung berlari menuju kamar di susul Manu yang berjalan santai masuk ke kamar.

"Sya masakin Mie dong gue laper nih," suru Manu yang sementara membuka kancing bajunya di depan lemari.

Kesya menulikan pendengarannya ia masih memainkan ponsel miliknya dengan masih menggunakan seragam putih abu-abu.

"Sya lo jangan pura-pura budek yah," ketus  Manu yang kesal di hiraukan oleh kekasihnya.

"Males!" kata Kesya yang terkesan jutek.

"Sya gue nggak lagi becanda, cuman masalah Aurel lo cuekin gue?!" ucap Manu yang menatap datar ke arah Kesya dengan baju hitam polosnya.

"Lo bilang cuman? Aurel itu sahabat yang udah gue anggap kaya kakak sendiri sama kaya Gifti!" balas Kesya menatap datar juga ke arah Manu.

"Hm Lo ga jelas sumpah! Gue pergi besok baru balik," ucap Manu tak berekspresi kemudian mengambil kunci motornya tak lupa mengambil ponselnya dari dalam tas.

Manu membuka pintu kamar secara kasar membuat bunyi yang sangat keras, Kesya yang mendengarnya tergelak kaget.

Kesya menatap nanar pintu kamar yang sudah terbuka lebar itu. Ia menyesal menyueki Manu tadi, ia kira Manu akan membujuknya tapi sayangnya Manu malah memarahinya sepertinya mood Manu sedang tidak baik hari ini.

***

Calon suami Gifti😳

|lo dimn sya?
21.08

|rumah kak, kenapa?
21.10

|Manu mabuk, gw bawa ke rmh bisa?
21.13

|ha? Ko bisa?!
21.14
|is Manu mah nyusain!
21.14
|bawa ke rumah kak, aku khawatir😭
21.14

|iya kita udah di jalan
21.15

***

Kesya benar-benar pusing dengan sikap pacarnya itu sebenarnya Manu punya masalah apa sehingga ia jadi berubah seperti ini?

"Hallo Bunda," sapa Kesya pada seseorang yang sedang ia ajak telponan.

"Iya sayang kenapa?" tanya Celsy di sebrang sana.

"Bisa ke rumah gak Bun? Soalnya Mama Eva nggak lagi di rumah."

"Loh, Manu mana? Kamu takut sendiri atau gimana?"

"Manu mabuk Bun, Kesya takut t-terjadi sesuatu...."

"Oke kamu tenang yah sayang, Bunda kesana bareng ayah,"

Setelah mendengar kalimat terakhir bundanya, kesya langsung mengiyakan dan mematikan sambungan telepon itu.

***

Possessif BF [END]Where stories live. Discover now