Rencana Zara

21 2 0
                                    

SELURUH NAMA KARAKTER, ORGANISASI, PERUSAHAAN, DAN INSIDEN DALAM CERITA INI ADALAH FIKSI
TIDAK BERMAKSUD UNTUK MENYINGGUNG ATAU MENUDING DALAM BENTUK APAPUN

Jangan lupa vote and comment ^_^

[[ HAPPY READING ]]

[ _ Chapter 11: Rencana Zara _ ]

Sebuah mobil Mercedez berwarna hitam terparkir di depan rumah mewah bergaya klasik Eropa dan seorang supir membukakan pintu mobil. Pemilik sepatu high heels hitam melangkah keluar dari mobil Mercedez itu. Terlihat seorang wanita berbalutkan midi dress berwarna hitam dan lengan sesiku transparan. Dia adalah Zara Camellia.

"Apapun yang terjadi, gue udah siap." Zara memasuki rumah keluarga Santoso untuk menemui keluarga Fabian.

Zara melangkah masuk menelusuri koridor rumah yang cukup besar. Rumah bergaya klasik Eropa dengan suasana temaram menambah kesan hangat. Hingga kakinya berhenti melangkah tepat di hadapan figura foto keluarga berukuran besar dimana Richard yang duduk ditengah yang diapit antara Michael dan William sementara Edward dan Fabian berdiri di belakang mereka bertiga.

"Hmmm keluarga bahagia." Zara melanjutkan jalannya menuju sebuah ruangan besar. Fabian dan William sudah menunggunya. Fabian yang mengenakan setelan jas formal bewarna hitam begitupun dengan William.

Kedua sudut bibir William terangkat dan membingkai senyuman penuh kehangatan. William mendekati Zara dan raut wajahnya seakan sedih. Wajah Zara begitu mirip dengan Michael itu sebabnya William merasa Michael hadir dari dalam Zara.

"Selamat datang. Silahkan ikut kami." William memimpin jalan sementara Zara dan Fabian mengikutinya dari belakang.

"Rileks saja." bisik Fabian kepada Zara agar Zara tidak terlalu tegang untuk berhadapan dengan Richard dan Edward.

Kedua pintu berukuran dua meter dan berwarna cokelat terbuka lebar. Mata Zara menangkap sosok pria lanjut usia dengan seorang pria muda berusia tiga puluhan. Zara dapat melihat dengan jelas Richard dan Edward.

"Dia adalah kekasih Fabian. Natalie." William memperkenalkan Zara sebagai kekasih Fabian yang bernama Natalie.

"Natalie?" Edward hanya menyunggingkan ujung bibirnya meremehkan rencana keduanya.

"Oh jadi kamu pacarnya Fabian. Kenalkan saya Richard, kakek Fabian. Dan ini Edward, sepupu Fabian." Zara menatap Edward yang menatap tajam kearah Zara.

Acara makan malam tiba, Edward berhadapan langsung dengan Zara dan Zara merasa tatapan Edward sangat menusuk seakan ingin menerkam Zara. Fabian memegang tangan Zara dan menepuk-nepuk punggung tangan Zara. Zara menoleh menatap Fabian yang mengangguk mencoba menenangkan Zara.

"Apa pekerjaan Ayah kamu?" tanya Richard yang sontak membuat Zara kebingungan untuk menjawabnya.

"Ayahnya seorang bekerja di kedubes Rusia."

"Lalu kenapa kamu memilih untuk tinggal disini?"

"Karena saya mau kuliah disini, saya lebih senang tinggal disini." jawab Zara yang mencoba tenang.

"Kamu kuliah dimana?" tanya Edward yang ikut melontarkan pertanyaan.

"Di Universitas Yanuar Jaya."

"Rumah kamu dimana?"

"Pantai Indah Kapuk."

"Kamu tinggal sendirian?" Lagi-lagi Edward menginterogasi Zara.

"I...iya."

"Kalau gitu, kita bisa bergantian makan malam. Kami juga ingin bertemu orangtua kamu." Usulan Edward membuat Zara, Fabian dan William terkejut dan kebingungan.

"Ide bagus. Saya juga ingin bertemu orangtua kamu." Zara semakin terpojokkan oleh usulan gila Edward.

"Baik, Pah. Kami akan mengaturkan jadwal pertemuan Papah sama kedua orangtua Zara." Richard mengangguk dan melanjutkan makan malamnya. Zara melihat Edward yang tersenyum sinis.

"Dasar brengsek." umpat Zara dalam hati.

***

Edward melangkah jauh dari ruang makan yang masih terselenggara acara makan malam. Edward menghubungi seseorang dan terlihat dia sedikit gelisah karena orang yang dia hubungi tidak menjawab teleponnya.

"Ah sh*t! Where is he?" umpat Edward yang marah besar. Zara bersembunyi di balik pilar berwarna putih lalu memberitahu seseorang.

Zara: Siapa yang ada di luar?

Alan: Ada gue sama Bang Anton

Zara: Nanti Bang Anton ikutin mobil Edward kayaknya Edward lagi nyari Hardi sama Alex

Alan: Oke siap

"Kenapa? Kamu marah?" tanya Fabian yang sedang menghadap Edward.

"Apa rencana kalian berdua? Kenapa kamu bohong sama Kakek kalo dia adalah pacar kamu."

"Hmm rahasia. Pasti Kakek udah nyadar sejak awal, nggak mungkin selama dua puluh tahun Kakek diem aja. Oh bukan dua puluh tahun tapi ... lima tahun." Fabian menyunggingkan ujung bibirnya.

"Dengar ya, apapun kalian rencanakan nggak ada yang bisa ngalahin saya, paham!" Setelah mengancam Fabian, Edward meninggalkan tempatnya.

"Liat aja nanti siapa yang bakal menang."

"Apa maksudnya? Kenapa Pak Richard cari gue selama dua puluh tahun?" Dahi Zara mengerut seperti memikirkan ucapan Edward dan Fabian. Entah siapa yang benar, Zara masih perlu pembuktian lainnya.

***

"Gue nggak dapet apa-apa." ujar Zara ketika tiba di kedai kopi.

"Nggak apa-apa baru sehari kok tenang aja." Riki mencoba membuat Zara santai dan tidak usah terburu-buru untuk membuktikan kejahatan.

"Terus abis ini apa rencana selanjutnya?"

Zara menggeleng, "Nggak tau, Bang. Kita tunggu hasil dari Bang Anton sama Alan."

Seorang anggota PAG mendatangi kedai dengan berlarian.

"Bang, gawat. Orang suruhan Hardi kabur, Bang." Mereka bertiga terkejut mendengar kabar jika bawahan Hardi melarikan diri dari gudang penyekapan PAG.

Revan dan Riki langsung meninggalkan kedai. Sementara Zara di hubungi oleh Edward dan dia menerima telepon Edward.

"Halo?" ucap Zara berhati-hati.

"Rupanya kalian yang udah nyekap anak buah saya?"

Mata Zara membelalak terkejut ternyata Edward sudah mengetahuinya.

"Nggak perlu takut, sekarang dia udah pergi. Saya mau kamu berhenti mendekati keluarga saya lagi. Atau ... kamu akan kehilangan orang terdekat lagi."

"Apa maksud kamu?"

"Pikirkan matang-matang. Pilih berhenti atau nyawa orang terdekat ... DOOORR!!"

Edward mematikan sambungan teleponnya dan terdengar suara bunyi letupan dari pistol.

"Halo? Halo?" Zara terdiam cukup lama , "Suara tadi ... apa jangan-jangan ... " mulai berpikir dengan rencana selanjutnya karena lawan dia bukanlah orang biasa. Bisa saja akan terjadi kejadian seperti Damar dulu.

Bersambung ... next chapter 12?

Woaaaahh Edward nyatain perang nih sama Zara 😱😱😱

Jangan sampe ada korban selanjutnya 😭😭😭

Jangan lupa vote and comment~ \\(^0^)//

Zara and The Garuda SixWhere stories live. Discover now