Kematian Zara (2)

22 2 0
                                    

SELURUH NAMA KARAKTER, ORGANISASI, PERUSAHAAN, DAN INSIDEN DALAM CERITA INI ADALAH FIKSI
TIDAK BERMAKSUD UNTUK MENYINGGUNG ATAU MENUDING DALAM BENTUK APAPUN

Jangan lupa vote and comment ^_^

[[ HAPPY READING ]]

[ _ Chapter 21: Kematian Zara (2) _ ]

Alex membawa masuk Zara ke mobil dan Jordy hendak mengejar mereka namun gagal karena mobil Alex sudah pergi jauh.

"Sialan!" Jordy memberitahu semuanya untuk mengejar mobil Alex. Para anak buah Alex sudah terkapar semua.

"Dimana Revan?" tanya Riki yang langsung mencari Revan setelah melihat firasat. Benar saja, Revan jatuh pingsan dan Riki menolong Revan. "Revan bangun!!" Riki membawa Revan pergi dari tempat itu.

"Bang Revan!"

"Cepat kita pergi cari Zara!" perintah Riki. Semuanya langsung memasuki mobil.

"Udah ada Bang Bobby yang ngikutin mobil itu." ujar Alan yang sambil men-starter mobil dan mulai mengikuti jejak Bobby.

Zara meronta-ronta didalam mobil dan Alex langsung memukul Zara hingga jatuh pingsan.

"Berisik banget!" Tiba-tiba mobil yang dibawa Alex berhenti mendadak karena sekelompok orang menghadang jalan Alex, "Siapa lagi sih?"

Mereka langsung memukuli mobil Alex dan Alex yang geram langsung keluar lalu menghajar semua orang. Zara yang berpura-pura pingsan langsung mengambil kesempatan untuk kabur namun Alex menyadarinya. Alex langsung menarik rambut Zara hingga Zara tersungkur.

"Mau kemana loe, jal*ng !!!"

Zara memberontak namun tenaga Alex tidak sebanding dengan dirinya. Sebuah letusan senapan api menghujam para anak buah Alex. Dan Alex juga terkena sasaran senapan api tersebut. Zara terlepas dari jeratan Alex dan dengan samar-samar, mata Zara menangkap sosok orang yang menembak Alex.

"Har...di..." Bobby tiba di lokasi dan menolong Zara.

"Zara!! Zar, loe nggak apa-apa kan?" Perlahan mata Zara menutup dan pandangan menjadi gelap.

***

Zara terbangun di sebuah kamar berwarna putih dan dia terheran dengan keadaannya yang seakan tidak terjadi apa-apa. Zara melihat sekeliling kamar yang putih dan bersih.

"Tok tok tok. Tuan Putri sudah bangun?" tanya seseorang dari luar kamar. Pintu terbuka dan masuklah sosok Damar dengan membawa baki makanan.

"Bang Damar?"

"Gimana udah mendingan? Udah nggak panas lagi kan? Nih Kak Damar buatin bubur. Ya kayaknya sih kurang enak." Damar terkekeh dengan leluconnya.

Perlahan air mata Zara menetes membasahi pipi putihnya.

"Lho kenapa? Kenapa kamu nangis, Zara?"

"Kak Damar ... " Zara memeluk Damar dengan erat, "Jangan pergi. Jangan pergi lagi. Jangan tinggalin Zara, Zara kangen Kakak." Zara menangis sesenggukan di pelukan Damar. Damar mengelus rambut Zara dengan lembut dan tersenyum.

"Kakak nggak akan kemana-mana. Karena Kakak akan selalu ada di hati kamu." Zara semakin memeluk Damar dengan erat dan seakan tidak ingin melepaskan Damar. Damar melepaskan Zara dan melihat raut Zara yang khawatir.

"Kakak mau kemana?"

"Kakak mau pergi. Kamu makan ya buburnya dan sehat kembali." Perlahan Damar meninggalkan Zara.

"Nggak! Nggak! Kak Damar nggak boleh pergi, Kak Damar nggak boleh pergi. KAK DAMAAAARRR!!" Damar pun menghilang di balik pintu.

"KAK DAMAR!!" Lalu Zara terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah. Revan langsung menghampiri Zara yang kini berada di rumah sakit.

Zara and The Garuda SixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang