Chapter 13

1.5K 126 22
                                    

"Eh. . aku dimana?"

Tiba-tiba saja Vania berada di sebuah tempat yang penuh dengan bunga , air terjun , serta mata air yang sangat jernih , ditambah nyanyian merdu dari burung-burung membuat suasana semakin damai dan tenang

Vania melihat sekitar dan mendapati bahwa dirinya hanya sendirian ditempat yang begitu indah ini. Perlahan Vania melangkahkan kakinya mendekati sungai dan memasukkan tangan kanannya ke dalam sungai itu

Segar. .

Itulah yang Vania rasakan kala air merendam tangannya. Sejenak Vania menutup mata sembari menghirup udara segar , rasanya beban yang selama ini Vania tahan seakan hilang begitu saja

Vania tersenyum , bukan senyuman palsu maupun senyuman paksa. Gadis itu benar-benar tersenyum bahagia setelah sekian lamanya. Vania mengambil bunga mawar kuning yang entah kenapa terbang ke arahnya

"Sudah lama sekali aku tidak merasa setenang ini" ucapnya

Biarkanlah gadis itu melupakan penderitaannya sejenak , biarkan dirinya terlarut dalam suasana ini~

Vania berdiri dan berjalan ke arah ayunan yang berada tidak jauh darinya , ia menaiki ayunan tersebut dan mulai berayun dengan pelan. Namun tiba-tiba saja terdengar suara teriakan yang terasa familiar di telinga sang gadis

"VANIA!! VANIA BANGUN!!"

"K-Kayla? Kenapa dia berteriak?" gumam Vania

"BANGUN BODOH!! INI SAMA SEKALI TIDAK LUCU!!"

"A-ada apa dengan Farel dan Kayla? K-kenapa mereka teriak?" ujar Vania yang mulai diselimuti rasa khawatir

Tiba-tiba saja Vania merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya membuat gadis itu terduduk sambil tanpa sadar mencengkram rambutnya

"ARGH!! K-kepalaku!!"

Perlahan-lahan pengelihatan Vania mulai buram dan akhirnya semua menjadi gelap

Vania pov

Ku coba membuka mataku perlahan , rasanya kepalaku benar-benar sakit. . .

Silau. . . cahaya apa ini?

K-Kayla? F-Farel?

Ke-kenapa aku memakai alat oksigen?!

.

.

Back to normal

Kayla dan Farel yang melihat Vania sadar pun segera memanggil dokter guna mengecek keadaannya

"Vania! A-apa yang kamu rasain sekarang? Mana yang sakit?" tanya Kayla dengan perasaan khawatir

Lagi-lagi Vania hanya tersenyum lemah "Tidak perlu khawatir , cuma sakit sedikit kok bagian kepala"

"Cih , tidak bisakah kau berhenti bersikap sok kuat gitu?!" geram Farel

Vania terkekeh "Tapi aku benar-benar gak papa kok , sungguh"

Tak beberapa lama , dokter pun memasuki ruangan Vania dan mulai memeriksanya. Di sisi lain Kayla dan Farel sudah benar-benar khawatir tingkat tinggi akan keadaan sahabat mereka

"Vania , untuk sementara waktu lebih baik Vania memakai alat oksigen itu ya. . nanti akan di lepas kalau pernapasan mu sudah mulai membaik" ucap dokter

"Ehm maaf dok , kenapa saya memakai alat pernapasan ya?" tanya Vania bingung

"Tadi detak jantung Vania sangat lemah sampai dokter tidak bisa merasakannya , jadi dokter harus memasang alat pernapasan sampai nanti pernapasan Vania mulai membaik" jelas dokter

『Depresi』Where stories live. Discover now