Bab 37. The Day

8.4K 417 9
                                    

Tidak mudah bagi Arabella untuk menginjakkan kaki ke tempat ini. Butuh waktu tiga bulan untuknya mengumpulkan keberanian itu. Dia melangkah tanpa ragu, dengan heels tinggi dan penampilan super mewah. Rambutnya dikucir tinggi dan mengenakan kacamata hitam. Dia duduk di depan ruangan yang dipasangi kaca tebal, juga terdapat bolongan kecil-kecil untuk menyerap suara.

Tidak lama kemudian, pria yang Arabella tunggu pun muncul. Kedua tangannya terpasang borgol dan dijaga ketat oleh petugas. Saat melihat Arabella, wajah Digo menjadi berseri. "Sayang, kamu ke sini buat bebasin aku, kan? Aku yakin banget kamu nggak akan tega lihat aku dipenjara," ucapnya penuh semangat.

Arabella tersenyum sinis. "Gue ke sini buat lihat sendiri dengan mata kepala gue, gimana menderitanya Lo sekarang," ujarnya tanpa perasaan.

"Ra, kamu tau, kan, aku sayang banget sama kamu. Aku khilaf, Ra. Aku menyesal," rayu Digo.

"Khilaf sampai tega membunuh anak sendiri?!" Arabella menjadi emosi. Setiap mengingat perbuatan Digo yang menyebabkan kandungannya keguguran, dia teramat membenci pria itu. "Lo yang udah ciptain kehidupan di rahim gue, dan Lo juga yang rampas kehidupan itu, Digo!"

"Maafin aku, Ra. Aku menyesal. Aku akan tebus semua kesalahan aku sama kamu. Tolong bebaskan aku dulu dari sini. Ya, sayang. Kita akan mulai segalanya dari awal lagi, dan bahagia kayak dulu."

Arabella menyandarkan tubuh dan melipat tangan di depan. Dia tersenyum puas melihat Digo memohon seperti itu. "Gue emang akan memulai segalanya dari awal," ucapnya.

Digo tersenyum penuh harap.

"Tapi bukan sama Lo." Arabella melenyapkan senyum di bibir Digo itu. Dia mengeluarkan sebuah undangan dari dalam tas dan menyelipkannya ke celah di bawah kaca.

"Ini apa, Ra?" Digo menatap nanar pada undangan yang sedang dipegangnya. Ada nama Awan dan Arabella di sana. "Kamu nggak bisa kayak gini sama aku, Ra. Aku cinta sejati kamu," tepisnya.

"Cinta sejati?" Arabella tertawa geli. Dia pun berdiri. "Gue ke sini cuma untuk ngasih undangan itu ke Lo, kali aja Lo bisa dateng."

"Ra, tunggu. Kita belum selesai bicara. Tolong keluarkan aku dari sini, Ra." Digo memukul kaca berkali-kali agar Arabella mendengarnya.

Bukannya peduli, Arabella tetap pergi meninggalkan tempat itu. Dia tersenyum miring, melangkah angkuh tanpa sedikit pun merasa iba pada Digo.

"Ra, kamu nggak bisa gini sama aku! Lepaskan aku, Ra!" Digo terus berteriak.

Petugas membawa Digo kembali, tapi suara pria itu masih terdengar keras. Memohon dan memaki Arabella secara bergantian.

Di luar, Awan telah menunggu. Dia sengaja tidak ikut masuk ke dalam, karena takut emosinya akan terpancing dan bisa menghancurkan wajah Digo.

"Kita belum telat, kan?" tanya Arabella sembari melirik arloji di tangannya.

Awan menggeleng dan tersenyum.

Keduanya bergandengan tangan dan masuk ke dalam mobil. Malam ini, mereka akan menikah. Semua sudah dipersiapkan secara matang, tidak akan ada masalah lagi. Meski secara sederhana dan hanya mengundang teman dekat, keduanya tetap sangat bahagia.

***

Setelah dinyatakan sah, Arabella keluar dari tempatnya menunggu. Dia berjalan anggun di bawah tatapan semua orang, termasuk suaminya. Senyumnya menyapa sama cantiknya dengan penampilannya saat ini. Kebaya putih nan mewah itu melekat sangat pas di tubuh langsingnya.

"Ra, selamat ya!" seru Lala begitu Arabella melewatinya.

Arabella tersenyum pada sahabatnya itu. Dia terus berjalan, hingga akhirnya sampai pada sang suami yang menatapnya begitu lekat.

Secret and the Boss (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang