WYB 15

1.9K 263 11
                                    

Rintik hujan semakin deras membasahi bumi; membuat keadaan kota yang terbiasa ramai dengan pejalan kaki kini hanya dilalui oleh beberapa orang, dan Jisung adalah salah satunya. Bisa dibilang sore ini menjadi sore yang cukup dingin untuk pertengahan bulan April.

Beribu tetesan air yang terus gencar membasahi kota sejak dua jam lalu, belum menunjukkan tanda akan segera berhenti hingga detik ini.

Entah memang semesta ikut merasakan kesedihannya atau justru ia yang dipermainkan oleh takdir; yang pasti kini kondisinya tak jauh berbeda dengan keadaan langit yang ditutupi oleh awan kelabu pekat.

Liquid bening itu masih setia mengalir keluar dari mata cantiknya. Dieratkan jaket abu milik Seungmin yang kini membalut tubuh mungil Jisung yang kembali basah.

Entah kemana langkah-langkah pendek itu akan membawanya. Karena sebenarnya pikiran Jisung sedang benar-benar kosong, bahkan untuk sekedar memikirkan kemana tujuannya pun ia tak bisa.

Sudah hampir empat puluh menit ia menyusuri trotoar jalan yang sepi. Kini, Jisung merasa semakin kehilangan arah.

Pemuda Han itu sudah tak peduli dengan ego dan pemikirannya yang menganggap ini semua sangat berlebihan; nyatanya, perasaan sesak itu terasa begitu menyakitkan untuknya.

Tangan mungil itu mengepal; memukul dadanya berkali-kali guna menghilangkan rasa sesak yang semakin terasa.

"Berhenti menangis bodoh! kau memang pantas mendapatkan ini."

Kepalanya mendongak, dengan susah payah ia berusaha menahan isak tangis yang terdengar memilukan.

Bahkan pemuda itu sudah tak memperdulikan keadaan tubuhnya yang sudah sangat mengkhawatirkan; bibir yang biasanya berwarna merah bak bunga mawar kini berubah menjadi kebiruan, jari-jari mungil yang bergemetar hebat, dan langkahnya yang semakin terhuyung.

"Kau merindukannya, mencarinya, mengharapkan kehadirannya kembali di kehidupan mu selama satu tahun lebih, tanpa mengetahui orang itu sudah tak mengharapkan mu,"

Tawa miris itu keluar dari belah bibirnya, "benar-benar menyedihkan."



TIN!!

Si mungil menghentikan langkah. Ia menolehkan kepalanya dengan pelan, bersamaan dengan kening yang mengernyit menahan pening. Hanya cahaya dari lampu mobil yang dapat Jisung tangkap. Berkali-kali klakson itu kembali dibunyikan, namun yang dilakukan Jisung hanya diam ditempat.

Tanpa memperdulikan teriakan dari seseorang yang baru saja turun dari mobilnya, tubuh pemuda itu perlahan ambruk diiringi dengan kesadarannya yang perlahan menghilang.

"ASTAGA HAN JISUNG!"

- Wish You Back -

Cklek

"Bagaimana? Ada kemajuan?"

Netra legam Changbin masih setia menatap tubuh mungil kekasihnya yang baru saja keluar dari kamar milik Jisung. Tak kunjung mendapatkan respons, yang lebih tua berinisiatif untuk menarik tubuh mungil kekasihnya kedalam dekapan hangat.

Felixnya juga terlihat tak baik-baik saja.

Terlihat jelas bagaimana kantung mata yang menghitam dikarenakan tiga hari kebelakang pemuda cantik itu harus menanggung tugas kuliah yang semakin menumpuk bersamaan dengan kewajibannya untuk menjaga Jisung yang sedang benar-benar drop.

Tangan kekar itu menggiring lembut kepala si manis untuk ia benamkan dipundak lebarnya, lalu surai blonde yang kini terlihat berantakan ia usak dengan sayang.

"Hey, darl. Ada apa?"

Dengan segera, tangan kecil Felix melingkar dipinggang sang dominan dengan erat. Sayup-sayup telinga Changbin menangkap suara isakan pelan keluar dari belah bibir cherry si manis.

"Jisung—"

Changbin mengangguk pelan. Perlahan tangannya meraih dagu Felix yang kemudian ia angkat agar wajah cantik itu dapat ia lihat. "Ada apa dengan Jisung, darling?"

"K-kak Minho. . . sudah memiliki kekasih,"

Changbin terkejut, namun dengan segera ia kesampingkan agar fokusnya kembali kepada kekasihnya.

"Tadi Jisung cerita?"

Yang ditanya mengangguk pelan. Sebenarnya Felix sedikit bersyukur dengan kemajuan Jisung yang sudah ingin bercerita, namun tak pernah ia sangka bahwa ceritanya akan seburuk ini.

Changbin menatap pintu putih dihadapannya dengan sendu. Ia yakin, Jisung pasti sedang kembali menangis saat ini. Jujur saja, ia kagum dengan perjuangan Jisung untuk membuat Minho kembali kepadanya, namun ternyata tak berakhir dengan baik.

Fokusnya kembali pada sosok mungil sang kekasih yang masih menangis. Dibenamkannya kembali kepala itu dengan lembut, dan tak lupa tangan besar sang dominan mengusap punggung mungil Felix yang bergetar.


Felix masih ingat jelas bagaimana suara Jisung yang sarat akan keputus-asaan ketika dia menceritakan apa yang sebenarnya terjadi saat itu. Dan jujur saja ini semua menjelaskan mengapa Jisung selalu menolak untuk menyantap makanannya dan memilih untuk kembali menutup diri dengan selimut setiap kali dirinya selesai mengecek.

Felix dapat memahami seberapa sakitnya hati Jisung saat ini. Sedikit banyak perasaan kesal mulai tertanam untuk Minho. Kalau saja Minho tak gegabah dalam menyimpulkan sesuatu, maka sahabatnya tak akan bersedih seperti sekarang ini.

Kepergian Minho benar-benar mengubah sifat Jisung menjadi jauh lebih sensitif dari sebelumnya, dan juga membuat Jisung semakin tertutup dengan orang asing.
















Kecuali Seungmin.






Felix tersadar. Benar juga, mungkin ia bisa meminta tolong kepada kakak tingkatnya itu.

"Tapi bagaimana caranya? Aku tak memiliki kontaknya."





"Jisung punya. . . tapi tak mungkin aku memintanya sekarang."

Bibir mungil itu mengerucut lucu, berusaha untuk terus berpikir agar bisa menemukan jalan keluar.

"Instagram? Tapi siapa namanya?"

Tiba-tiba saja ingatannya kembali pada kejadian tiga hari lalu; saat Jisung menemaninya mengerjakan tugas di cafetaria.






Ting!

Iris kecoklatan milik Felix melirik kearah ponsel yang baru saja berdenting. Tangan kecilnya yang terbebas meraih ponsel silver itu sebelum akhirnya membuka suara.

"Ji, ada pesan dari Seungmin."



Secara perlahan, senyuman manis kembali terukir tatkala ingatannya berhasil menangkap nama Seungmin yang tertera di notification center milik Jisung.

"Kim Seungmin, ku harap kau bersedia untuk membantu."

Tbc

Pls maaf banget kalau penulisannya ga rapi, dari kemarin emang lagi drop tapi keinget kalau hari kamis ada jadwal up. Jdi ya ngebut+pusing

Wish You Back ; Minsung (end)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora