BAB 16 : BREAKEVEN

44 12 0
                                    

I'm still alive but I'm barely breathing. Just praying to God that I don't believe in. cause I got time while she got freedom. 'Cause when a heart breaks, no, it don't breakeven.

- The Script

Kyoya mengaduk bubur yang ada didepannya terus menerus. Ibunya yang dari kemarin sudah menginap di apartemennya sudah hampir kesal setiap kali Kyoya hanya memasukkan beberapa suap makanan kedalam mulutnya. Decakan gemas karena anak kesayangannya ini mulai berulah lagi. Ibunya tau, Kyoya putus cinta. Ini sudah beberapa kali terjadi ketika Kyoya putus dengan kekasihnya. Walaupun Ibunya tidak tau siapa wanita yang menghancurkan hati anak bungsunya ini, ibunya tau persis bahwa Kyoya sudah menaruh perasaan dalam kepada wanita itu.

 Walaupun Ibunya tidak tau siapa wanita yang menghancurkan hati anak bungsunya ini, ibunya tau persis bahwa Kyoya sudah menaruh perasaan dalam kepada wanita itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"You know, at least eat five spoons of it. So, you can take your medicine," ucap Ibunya yang kembali membawakan satu mangkuk bubur rumput laut berpadukan potongan wortel dan jagung yang baru. Kyoya tersernyum pahit dan membalikkan badannya.

"Oy," suara Tsutsui membuat Kyoya membalikkan wajahnya. Sudah dua hari Kyoya terbaring sakit di apartemen. Sudah tiga minggu setelah kejadian Aiko dan Glenna menerpa. Sudah tiga minggu Tsutsui pun tidak mengajaknya bicara. Baru hari ini ia bisa mendengar suara kakaknya itu lagi.

"Leave it to me, Mom. You should get yourself a rest," ucap Tsutsui yang disambut hangat oleh ibunya.

"Perhatikan adikmu."

Tsutstui mengangguk. "Perlu aku antar pulang, bu?"

Ibunya menggeleng, "Tidak perlu. Ayahmu ada di café dekat sini."

"Baiklah. Hati-hati ya, okaa-san. Sampaikan salamku ke ayah." Tsutsui memeluk ibunya singkat.

"Kyoya! Sampai kakakmu melaporkan kamu tidak makan... ibu akan benar-benar menarikmu untuk kembali hidup bersamaku dan ayahmu. Kamu tau ibu tidak bercanda, kan?" ucap ibunya dengan tegas. Kyoya mengangguk dengan cepat. Kyoya tau ibunya kini sudah memasuki fase kemarahan cukup besar.

Setelah Tsutsui mengantar ibunya sampai ke lobi. Tsutsui langsung kembali ke apartemen Kyoya. Ia menghela nafas melihat adiknya itu masih saja duduk diam menatap bubur yang ada di meja. Tsutsui duduk di sebelah Kyoya dan menatapnya tidak percaya.

"Gimana keadaanmu?"

"Now... now you talk to me?" ucap Kyoya perlahan. Entah kenapa ia merasa bersalah kepada kakaknya ini. Ia juga tau bentuk amarah Tsutsui tidak disalurkan dengan teriak atau throwing a tantrum. Ketika Tsutsui marah, ia akan memilih untuk diam.

Tsutsui tersenyum kecut, "Don't be such a baby. Makan makananmu. Jangan buat ibu repot seperti ini."

Kyoya langsung menoleh kearah kakaknya itu dan menaikkan satu alisnya. Sebelum Kyoya sempat mengeluarkan kata-kata, Tsutsui berdiri dan berdeham, "Aku hanya menunggu cerita dari sisi mu seperti apa. Aku tidak berhak menentukan apa yang kamu lakukan dan Glenna lakukan benar ataupun salah. Aku pun tidak bisa melayangkan pukulanku ke Hugo walaupun aku tidak terima karena kamu dipukul begitu saja. Tapi, sekali lagi, aku tidak berhak masuk kedalam permasalahan kalian."

The Brown Package (Paket Cokelat) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang