12

666 76 12
                                    

Di dalam ruangan bernuansa putih, seorang wanita tengah terduduk sambil merunduk menatap genggaman tangan yang sedari tadi menyatu. Dengan pelan ia mulai mengusapnya lembut.

Tak lama pandangannya beralih pada wajah sang lelaki yang kini memejamkan matanya, tanpa minat untuk membukanya barang sedetik.

Sudah berjam jam dia di sini dengan posisi yang masih sama. Dadanya sesak saat melihat sang pujaan hati tengah terbaring lemah di rumah sakit dengan kondisi yang sangat tidak baik baik saja, banyak lebam yang menghiasi wajahnya, bahkan di bagian kepalanya juga sedikit bocor, entah apa yang di lakukan orang biadab itu. Dalam hati ia terus merapalkan doa, ia yakin Tuhan pasti mengabulkannya. Karena yang ia tahu, tuhan selalu menjawab doa dari setiap umatnya, yang perlu di lakukan hanya sabar untuk mendapat balasan itu.

"Do...? Bangun dong... gue kangen sama lo."

"Oh ya, pelaku yang bikin lo kaya gini udah ketangkep, sekarang lo ga perlu khawatir lagi kalo orang itu bakal macem macem. Dan sekarang gue mohon sekali lagi, tolong bangunn... jangan gantian bikin gue khawatir."

Helaan nafas keluar dari bibir manisnya. Ia lelah. Air matanya bahkan sudah mengering karena sedari tadi sudah ia keluarkan.

Tiba tiba kantuk menyerangnya, hingga di detik berikutnya ia tertidur dengan tangan yang masih bertautan sebagai bantalnya.





























Aldo mengerjapkan mata beberapa kali guna mengatur cahaya yang masuk ke dalam indra penglihatannya.

"Sssss." Desisnya pelan saat merasa kepalanya sakit seperti akan putus.

Ia menolehkan kepalanya kesamping dan mendapati Reva yang terlelap sembari menggenggam tangannya. Senyum tipis tercetak saat itu juga.

Tangan yang satunya lagi ia gerakkan untuk mengelus surai hitam milik sang istri. Sesekali ia selipkan anak rambut yang menghalangi wajahnya. Ia pandangi wajah cantik itu dengan perasaan bersalah, tidak seharusnya keadaan menjadi seperti ini jika tadi ia berusaha melawan, atau melarikan diri supaya tidak terjadi baku hantam, tapi apa boleh buat? Semua sudah di atur oleh yang maha kuasa.

Tangan yang sedari tadi mengelus surai panjang kini beralih pada pipi halus milik Reva, ia mengelus pipi chubby itu dengan lembut, menyalurkan kasih sayang pada setiap sentuhan.

Reva yang merasa terusik pun mau tidak mau mulai membuka mata, matanya mengerjap beberapa kali hingga akhirnya pupil itu melebar saat mendapati Aldo yang sedang tersenyum lembut kearahnya.

Reflek Reva menghantamkan dirinya pada tubuh Aldo, menyembunyikan wajahnya pada dada bidang milik sang suami. Aldo yang mendapat serangan mendadak hanya bisa membulatkan mata, tetapi hal itu tidak berlangsung lama karena segera tersadar kemudian langsung mulai membalas pelukan sang istri.

"Jangan pingsan pingsan lagi!! Jangan bikin gue khawatir... Gue gamau lo kenapa kenapa."

Aldo tersenyum geli mendengar ujaran sang istri. Pasalnya ia tak pernah mendengar Reva berujar seperti ini, dan tentu hal ini membuatnya sangat bahagia.

Tangannya lagi lagi tergerak untuk mengelus surai panjang yang aromanya sudah menjadikan candu untuk dirinya.

"Iya Revaaa... Gue ga bakal pingsan lagiiiiii."
Ucapnya dengan sedikit kekehan

Reva mendongakkan kepalanya untuk menatap Aldo yang juga sedang menatapnya dengan senyuman manis yang tercetak di wajah tampannya. Dan di saat yang bersamaan, ia merasa jantungnya mulai memompa darah dengan kecepatan yang dua kali lebih cepat dari biasanya. Gejolak aneh tiba tiba menyerang hatinya, dan kini perutnya terasa di terbangi kupu kupu dengan jumlah yang banyak.

Tanpa Reva sadari, ternyata Aldo juga merasakan hal yang sama.

"Sekarang kita manggilnya pake aku kamu yaa?"

Bluss

Setelah mendengar kalimat tersebut keluar dengan lancar dari bibir Aldo, wajah Reva seketika berubah menjadi merah bak kepiting rebus.

Kalimat singkat namun selalu ia nanti nantikan kedatangannya.

Reva pun tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya. Dan Aldo dengan gemas menarik tubuh kecil itu kedalam pelukannya lagi. Keduanya terbuai dalam pelukan hangat dan saling menyalurkan perasaan nyaman satu sama lain.


•••





"Do?? Kamu mau makan pake apa?"

Aldo menoleh saat Reva bertanya, dahinya mengerut tanda ia bingung.

"Kamu mau masak sekarang?" Tanyanya memastikan, dan Reva menjawabnya dengan anggukan.

"Ngga mandi dulu aja? Kita baru sampe loh."

"Aku mandinya nanti aja abis masak, nah sekarang kalo kamu mau mandi, mandi dulu aja sekalian nunggu masakannya mateng."

Aldo mengangguk dengan senyuman manisnya.

"Yaudah aku mandi dulu yaa."

" Iya."

Dengan segera Aldo melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi, sementara Reva merutuki dirinya di dapur karena lupa menanyakan lagi makanan apa yang Aldo inginkan.

"Lah gue malah lupa nanya lagi mau di masakin apa."

Tidak mau pusing, ia segera menuju kulkas dimana dia menyimpan beberapa sayuran, buah buahan dan juga daging.

Tangannya bergerak untuk mengambil beberapa bahan yang akan ia olah menjadi makanan.

Ia berinisiatif untuk membuat sup sapi. Dengan lihai ia mengiris daging menjadi bagian yang lebih kecil agar mudah untuk di makan. Ia juga mengiris beberapa sayuran untuk campuran supnya.

Tangannya terus berkutat dengan bahan dan juga peralatan dapur, hingga akhirnya masakan yang ia buat sudah jadi.

Segera ia sajikan hasil karyanya yang baru saja jadi ke atas meja makan.

Sembari menunggu Aldo, ia merapihkan bagian meja yang sedikit berantakan dan mengelap bagian yang sedikit kotor.

Tap tap tap

Suara langkah kaki terdengar dari arah tangga. Dengan segera ia tolehkan etensinya kearahnya, dan langsung mendapati Aldo yang tengah menuruni anak tangga dengan santai. Aldo terlihat lebih segar setelah mandi, bahkan ia berjalan layaknya orang sehat yang sebelumnya tidak sakit. Padahal ia baru saja pulang dari rumah sakit, bahkan lebamnya juga masih terlihat walau samar.

Aldo yang baru saja sampai di meja makan langsung mendudukan dirinya di kursi, dia bergaya sok keren yang padahal malah terlihat imut di mata Reva.

"Kok kamu ketawa sih va?"

"Haa?? Engga kok! Yuk makan!"

"Yuk! Kamu masak apa?"

"Sup sapi."

Setelahnya keduanya mulai menyantap makanan masing masing.

Tbc.

Arranged Marriage | Yang Jungwon [END]Where stories live. Discover now