Pagi Yang Indah

1 0 0
                                    

Hari senin. Hari yang sangat di benci orang-orang. Setelah 2 hari weekend, harus kembali beraktifitas dan produktif. Tidak ada yang benar-benar senang dengan hari senin. Tapi ya mau gimana lagi? Waktu terus berjalan dan tidak ada yang bisa menghindari itu.

Hiruk pikuk SMA Pancasila di hari senin membuat ku muak. Muak dengan drama upacara tiap hari senin. Bukannya tidak suka upacara, tapi aku paling benci dengan orang-orang yang selalu bersandiwara sok sakit di UKS pada hari senin pagi.

Mereka seolah-olah sakit agar tidak mengikuti upacara dan aku harus mencatat semua nama-nama mereka untuk di stor ke guru BP.

Kenapa aku harus melakukannya? Yah karena itu tugas ku. Aku salah satu anggota Pengurus OSIS di sekolah. Dan entah mengapa aku yang disuruh untuk melakukan hal itu, padahal itu bukan bagian ku. Alasan aku ditunjuk karena katanya aku anaknya yang paling cocok. Dan cukup dekat dengan guru BP. Padahal hal itu tidak benar sama sekali. Itu hanya akal-akalan mereka saja karena tidak ada yang mau.

Aku sudah selesai mencatat nama-nama orang yang sakit. Upacara pun telah selesai dilaksanakan. Dan yah untuk kali ini tidak sampai 10 orang yang sakit. Tumben.

Aku berjalan menuju ruang BP. Tiba-tiba, aku melihat sosok tinggi berjalan menuju ruang BP juga.

Jantung ku berdegup dua kali lebih kencang dari sebelumnya. Semakin dekat ruang BP, semakin gugup aku.

"Masih pagi udah ke ruang BP aja nih bapaknya." Tegur ku ke orang itu yang dengan harapan menghilangkan rasa gugup ku.

Dia tertawa menanggapi ku, "Biasalah, mau minta izin untuk latihan futsal. Bentar lagi kan ada perlombaan antar sekolah. Jadi harus latihan maksimal ini." Jelasnya kemudian.

"Oh iya ya! Bentar lagi kan kalian bakal lomba. Ya udah deh. Masuk aja yuk, keburu bunyi bel nanti"

"Ladies first." Dia membukakan ku pintu dan mempersihlakanku untuk masuk duluan ke ruang BP.

Di dalam ruang BP, ada beberapa guru di dalamnya. Aku menemui bu Fatimah, sedangkan si cowok tadi menemui pak Sudirman, guru BP selaku penanggung jawab ekstarkurikuler futsal.

Aku memberikan catatan orang sakit ke bu Fatimah, dan kemudian keluar dari ruangan. Sebelum itu, aku sempat meliriknya sesekali yang terlihat masih bernegosiasi dengan pak Sudirman.

Tanpa ku sadari, aku tersenyum. Masih pagi cuy aku udah ketemu pujaan hati. Gimana gak senang????

Oke, sebelumnya, ku perkenalkan dia. Namanya Tara. Muhammad Dirgantara. Dia ketua klub futsal di sekolah ku. Yash! Aku menyukainya, dan jatuh cinta dengannya. Entah sejak kapan perasaan ku ini muncul. Yang jelas, aku jatuh cinta tanpa alasan. Anjayyy...

Dia sosok yang manis, tinggi, dan berwibawa. Gak heran sih, banyak teman dan junior ku yang naksir dia. Dan, kebetulan dia masih jomblo.

Aku gak begitu akrab dengan dia, yah karena kita gak sekelas dan dia terlalu sibuk dengan club futsalnya. Sedangkan aku, sibuk dengan kegiatab OSIS ku. Bahkan, untuk bertegur sapa pun kita jarang. Tapi kita saling kenal. Sapaan ku tadi pun mungkin yang ke... 7 kali selama aku mengenal dia.

"Senyum-senyum aje lu. Kayaknya lagi seneng nih. Tumben-tumben amat lu balik dari ruang BP sesenang ini? Biasanya pasti ngegurutu mulu abis kena omelan bu Fatimah dah"

"Gue ketemu Tara tadi di depan ruang BP." Jawab ku memasuki ruang kelas masih dengan senyuman.

"Waw! Impressive! Terus-terus, gimana lagi?" Namira mengikuti ku, kemudian menuntun ku untuk duduk di meja.

"Ya ga gimana-gimana, gue cuman nanya dia ngapain ke ruang BP pagi-pagi, dia ngejawab, kemudian kita masuk bareng. Udah sih, gitu aja ga ada yang spesial seperti yang lo harapkan ye Markonah!"

Senyum merekah dan mata berbinar Namira seketika berganti dengan muka bete. Dasar Namira.

"Yah, penonton kecewa. Gue kirain nih ya, lo udah saling tukeran nomor Whatsapp, ngajak pulang bareng, nongkorong, atau enggak ngajak belajar bareng meskipun kita beda jurusan sih." Kemudian Namira tertawa jail membayangkan imajinasi sesaatnya.

Aku menoyor kepala Namira, "Yee, dasar lo halu, masih pagi juga" Kemudian membuka handphone ku dan membuka akun twitter ku.

'Pagi yang indah, bertemu pujaan hati.'

Send.

Tidak lama, guru Bahasa Jepang memasuki kelas. Aku menyimpan handphone ku di laci meja dan mengikuti pelajaran dengan mood yang indah

Hahhh... pagi yang sangat indah🥰


--***--

Hi! Terima Kasih sudah membaca ceritaku, tolong bantu share dan vote yah! hihi, aku butuh banget saran dan komen kalian... <3

Unlucky HeartWhere stories live. Discover now