14. KEMUNCULAN.

236 120 305
                                    

"Sekecil semut saja keluar dari sarangnya, jika mereka merasa terancam, bagaimana dengan manusia sebesar dirimu? "

Eli.

***

SMA SATU BANGSA.

Rani yang baru sampai di kelas itu, langsung menghampiri Dimas dan Devan yang tengah membaca buku berdua. Rani mendekatkan wajahnya ke arah mereka, sampai keduanya terpaksa memundurkan kepalanya untuk mengindari kedekatan wajah mereka, "Kalian tau, kenapa Adel sama Rendi nggak masuk sekolah hari ini?" kata Rani.

Mendengar perkataan Rani, Devan dan Dimas saling menatap satu sama lain, setelah itu membuang pandangannya ke arah Rani, sembari bertanya, "Pasti karena kejadian kemarin?" ucap Dimas tanpa salah.

Mendengar perkataan Dimas, Devan memukul kepalanya, sembari menahan rasa tawanya.

Rani memundurkan wajahnya dari mereka, sembari melipatkan kedua lengannya, "Benar, kemarin mereka romantis juga ya. Ha.ha.ha."

Mendengar perkataan gadis yang berada di depan mereka, membuat Devan dan Dimas tertawa terbahak-bahak. Tapi itu tidak berlangsung lama ketika Rani melanjutkan pembicaraannya, "Kalian nggak liat berita terkini semalem?" tanya Rani.

"Nggak tu, aku 'kan tidur semalam, mana sempet liat berita tengah malam begitu," kata Devan.

Rani mengambil ponsel dari sakunya, lalu memperlihatkan video kepada kedua temannya. Devan dan Dimas terkejut ketika melihat rekaman video itu,"Jadi maksud kamu, semalam Adel sama Rendi, kecelakaan?" tanya Dimas, membungkam mulutnya terkejut.

Rani Menanguggk. "Nah, ohya kebetulan mereka berdua di rawat, di rumah sakit ibuku, bagaimana setelah pulang sekolah kita jenguk mereka?" ujar Rani.

Devan dan Dimas Menanguggk. Tidak lama kemudian wali kelas mereka, pak Samid masuk ke dalam kelas, sembari membawa beberapa kertas.

"Assalamualaikum anak-anak!"

"Waalaikum'musalam pak."

"Devan bisa kemari sebentar?"

Mendengar perkataan pak Samid, membuat Devan yang tengah melamun langsung tersadar, "Iya pak." Pria itu menghampiri bapak guru tersebut.

Pak Samid memberinya beberapa kertas sembari berkata, "Bagi 'kan ini sama temen-temen kamu."

Devan menerima kertas tersebut, bola matanya seolah mengintip isi dari kertas itu, 'Oh formulir aku kira apaan,' batin Devan. Pria itu langsung berbalik badan. Lalu membagikan satu-persatu formulir tersebut kepada semua murid.

Setelah selesai pak Samid melanjutkan pembicaraannya, "Kalian baca dulu setelah itu isi, inget ini baik-baik pilih universitas yang kalian inginkan, jangan pilih universitas karena keinginan orang tua, oke," ujar pak Samid.

"Baik pak!" Jawab semua murid.

"Ohya, jangan lupa belajar yang giat ya. Ujian Nasional akan di mulai senin depan, sekarang kalian boleh pulang, inget ya langsung pulang jangan keluyuran."

"Senin depan pak?"

"Semangat!"

"Universitas i'm come back!"

My Worst Nightmare [ ON GOING ]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon