12

928 217 28
                                    

            "INGAT pesan ibu?"

"Pakai maskermu, cuci tangan pakai sabun, jangan sampai tertula—"

"Yya, pabo!" Soojung memukul lengan Suzy dengan kesal, menikmati saat sahabatnya itu mengaduh dan meminta ampun. Pukulannya berhenti, masih menatap dengan wajah jengkel, Soojung akhirnya mengesah. "Apa aku mendidikmu menjadi gadis bodoh begini, huh?"

"Aduh, sakit sekali! Kau benar-benar bar-bar, Jung. Kendalikan dirimu!" gerutu Suzy sambil mengusap lengannya yang kini terasa perih.

Mereka sedang berada di Apartemen Suzy sekarang. benar-benar menghabiskan waktu di dalam apartemen dengan lima kali bolak-balik dapur-ruang tv-diulang. Karena merasa malas pergi keluar dan menghabiskan uang, juga Minhyuk yang sama sekali tidak asyik karena lebih memilih gathering dengan rekannya, akhirnya Soojung memutuskan untuk minap di Apartemen Suzy sejak kemarin malam.

Soojung menyendok cereal ke dalam mulut sambil bicara. "Kalau khawatir dan rindu kusarankan kau kirim pesan saja."

"Apa yang kaubicarakan, sis?" Suzy berlagak tidak paham. Ia jelas tahu kalau apa yang mengganggu pikirannya selama lima hari ini gampang dibaca oleh Soojung. Si—tukang-baca-pikiran—ini jelas sedang senang karena pemikiran-pemikirannya sekarang.

"Sikap pura-pura bodohmu itu tidak mempan padaku, Suzy. Kita sudah berteman lama sekali sanking lamanya aku sampai hafal jadwal menstruasimu."

"Itu karena kita selalu dapat ditanggal yang sama." Kata Suzy.

"Benar." Soojung mengangguk sambil menjentikkan jari. "Tapi, sekarang bukan soal jadwal mens, teman. Apa yang akan kau lakukan pada hatimu?"

"Apa maksudmu?" kali ini Suzy sungguh tidak mengerti. Kedua alisnya bertaut menatap Soojung, menunggu penjelasan lebih lanjut perihal apa yang ia bicarakan barusan.

"Kirim pesan saja."

"Tidak mau. Aku tidak mau mengganggu dan usil."

"Tidak akan ada orang yang mengganggapmu usil. Lagipula, dia sudah berjanji akan mengabarimu ketika sampai saat itu kan? Lihatlah, sampai sekarang dia menghilang."

"Aku merasa seperti sedang di ghosting."

"Benar, aku juga merasa begitu. Bagaimana kalau kita labrak ke Watermart saja?"

Suzy menatap Soojung dengan pandangan ngeri. "Itu adalah hal terakhir yang akan kulakukan."

"Ya sudah, telepon dia."

"Soojung," Suzy mengesah, kepalanya jadi pusing sekarang. "Aku tidak akan meneleponnya."

"Tsk!" Soojung berdecak. Meletakkan mangkuk cereal ke atas meja dan melipat kedua tangannya diatas bantal yang dia letakan di atas pahanya. "Kalau aku jadi kau, aku pasti akan langsung bertanya padanya, "Kau tidak sampai-sampai ke rumah?" begitu. Dia pasti langsung merasa tidak enak dan akhirnya menghubungi."

"Untung saja kau tidak jadi aku, Jung."

***

"Halmoni?"

"Iya, sayang?" wanita setengah baya dengan kacamata yang kini sudah merosot sampai ke hidung yang sedang berkutat dengan jarum dan benang wool itu mengalihkan pandangnya pada gadis kecil yang terduduk di depannya.

Ella menelengkan kepala, dagunya bertumpu pada tangan yang terlipat di atas kepala kursi yang dia duduki menghadap ke belakang—dengan kedua kaki berada di sisi kanan dan kiri—masih menatap sang nenek. "Menurutmu apa Ayah dan Eomma putus?"

Girlfriend RentWo Geschichten leben. Entdecke jetzt