Part 9 Insiden di Bar

49 33 5
                                    

Happy Reading Guys 🥰

                     

  "Aku tidak minta untuk dilahirkan, tetapi jika kehadiranku hanya dianggap beban, ku mohon membalik aku pada Tuhan, aku juga ingin merasakan kebahagiaan."

~Author

"Malam ini adalah malam kehancuran Lo Azhella!" ucap Azhilla di balik pintu dengan senyuman menyeringai.

Malam ini Azhella memutuskan akan pergi menuruti kemauan Mamanya.

Di dalam kamarnya, Azhella tengah bersiap-siap, ia ragu apakah keputusannya benar atau tidak. Di satu sisi, ia tidak ingin  mengecewakan Mamanya, di sisi lain, ia merasa ada benarnya juga dengan ucapan Papanya, karena belakangan ini Mamanya bersikap aneh.

Azhella memandangi wajahnya di cermin, dengan polesan bedak tipis dan liptint sudah menjadikannya anggun, hanya saja ia risih dengan baju yang ia pakai lebih pendek daripada baju yang pernah Mamanya berikan beberapa hari lalu.

Ia berjalan ke arah jendela, menatap indahnya langit malam yang ditaburi bintang-bintang, bulan sabit tercetak dibibir nya, tanpa sadar ia berucap "Sebentar lagi aku akan menjadi bintang yang paling terang di atas sana," ucapnya.

Tangan seseorang menepuk pundak membuyarkan lamunannya.

"Zhella!" panggil seseorang  seperti sudah menangis.

"Kamu mau pergi Nak?" tanya Mario.

Sebenarnya Azhella tak tega melihat keadaan Papanya seperti ini, namun entah mengapa ego mengalahkan segalanya.

"Apa peduli Papa?"

"Kamu jangan pergi ya? Cukup di rumah aja sama Papa."

"Jangan campuri urusan Zhella!" ucapnya dan beranjak pergi dari sana.

"Zhella!" panggil Mario, tak ada jawaban apapun dari Azhella.

"Semoga Tuhan melindungi mu dari segala bentuk kejahatan," tutur Mario.

Azhella hendak membuka pintu, namun suara adiknya menghentikan niatnya.

"Pergi juga Lo!" tutur Azhilla.

"Gue gak mau buat Mama kecewa," ucap Azhella.

"Bagus, tunggu gue di sana," ucap Azhilla dan berlalu pergi.

Azhella tak memperdulikan ucapan Adiknya, ia mempercepat langkahnya untuk keluar dari rumah.

Ketika Azhella sedang menunggu taksi, ponselnya berdering.

"Kak Aga lagi, gue harus jawab apa kalau dia nanya?" cemasnya.

Azhella mengangkat teleponnya.

"Halo Kak."

"Zhel, jalan sama aku yuk! Aku bosan, ini juga malam Minggu kan? Gimana?"

"Ciee aku kamu nih sekarang?" goda Azhella.

Arga tertawa kecil.

"Jadi gimana mau gak?"

"Lain kali aja ya Kak, gu- em aku lagi ada acara sama Mama."

"Oh, gitu ya?"

"Iya Kak, lain kali aja ya?"

"Aku kecewa sayang," ucap Arga menekankan kata sayang.

"Ekhm, jangan manggil sayang ih, geli!" ucap Azhella.

Arga tertawa terbahak-bahak.

Azhella melihat tadi dari kejauhan, ia segera mematikan sambungan telepon.

Fighting For MeWhere stories live. Discover now