Part 9 : Bulan sabit tanpa bintang.

12 0 0
                                    

Sementara Deku dan Daichi sedang keluar menjalankan misi, Luna di percaya untuk menjaga rumah selama mereka pergi.

Berbeda dengan Luna, ia tak memiliki kekuatan Talent seperti dua rekannya. Dia hanya seorang wanita biasa yang tak pandai bertarung namun merupakan wanita yang cerdik.

Pagi harinya, Luna terbangun dari kasur milik Daichi. Sebenarnya ia tinggal sendirian menyewa rumah di apartemen murahan. Saat waktu kosong Luna selalu melakukan tugas rumah karena terkadang Deku dan Daichi malas mengerjakan tugas bersih-bersih.

Ia melakukan semua tugas itu sendirian, termasuk mengantikan pekerjaan bosnya, kecuali ia butuhkan bantuan.

Baru saja di bicarakan, masuklah si jurnalis dua serangkai, Tsukki dan Apollo.

"Halo! Kami datang!" Ucap Tsukki yang menerobos masuk ke dalam rumah.

"Maaf, mengganggu." Tunduk Apollo menyusul partnernya.

Luna tersenyum, "Oh, bantuan datang."

Hari ini Klub Jurnalis sedang libur sekolah. Saat Deku dan Daichi sedang pergi, merekalah yang menggantikan perkerjaan kedua pria tersebut.

Di sekolah mereka jadi jurnalis, di luar sekolah mereka jadi orang biasa, tugas mereka hanyalah mengumpulkan informasi dan membantu pekerjaan ringan.

Saat ini, di ruang tamu, mereka bertiga hanya duduk di sofa yang empuk, Luna dan Tsukki sedang bergosip sendiri sedangkan Apollo hanya menatap pemandangan dari jendela.

Jendela tersebut menghadap ke arah jalanan kecil, ia bisa melihat semua aktivitas orang-orang dari atas.

"Di luar ramai sekali..." gumam Apollo.

Suara ketukan pintu terdengar, menandakan pelanggan membutuhkan bantuan mereka.

"Biar aku yang buka!" Seru Tsukki mengajukan diri.

Tsukki berjalan menuju pintu untuk menjawab panggilan. Setelah di buka ternyata yang mengetuk pintu adalah seorang wanita rambut kuning, dengan baju pajama polos dan memakai jaket. Wajahnya pucat dan badannya gemetaran.

Saat ini waktu masih pagi hari menuju siang.

++++++++++

"Haduh... aku melakukannya." Ucap Wanita yang bernama Keiko dengan panik.

"Tenanglah, minumlah dulu, emangnya ada apa sih?" Rajuk Luna sambil memberikan secangkir teh.

Keiko mengambil teh dengan tangan gemetaran. Bahkan teh yang di dalam cangkir menari-nari dan ada yang sampai keluar dari tempatnya. Setelah mengambil satu tegukan, badannya berhenti bergetar dan wanita itu bisa menghela napasnya.

Wanita itu menjawab, tapi... "Tadi mau ngapain ya?" Ucapnya dengan wajah tenang.

"Anu, kamu perlu bantuan?" Tanya Luna dengan heran.

Keiko pun ingat dan langsung berdiri. "Oh iya! Ini bukan saatnya untuk bersantai. Sebenarnya kunci rumahku hilang."

"Udah periksa di kantong?" Tanya Luna.

"Aku cuma punya kantong jaket."

"Coba cari lagi."

Keiko memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong jaket lalu menepuk celana dan bajunya .

Dan wanita itu menggelengkan kepala. "Ga ada."

"Kunci cadangan?"

"Aku baru saja pindah ke kota ini, jadi aku lupa memisahkan kuncinya." Jawab Keiko dengan pucat.

Imaginer Help Service Where stories live. Discover now