Bab Dua Puluh

7 0 0
                                    


Sesaat terdengar klakson mobil, seseorang sang empu milik mobil menurunkan kaca jendelanya dan menongolkan mukanya saat itu. Dia adalah Oly yang sedang menjemput Tatti untuk ketemuan meet up sama geng cewebrandal.

Tepatnya hari ini mereka akan pergi ke rumah Serin yang paling dekat dengan daerah kios-kios penjual kain meteran yang biasa didatangi oleh para calon pihak masing-masing mempelai yang akan melangsungkan acara perkawinan. Dari acara Lienna yang akan berlangsung beberapa bulan lagi.

" Hei, pagi Tatti. Yuk kita langsung aja, Lienna sudah otw juga. Berhubung besok kita masih harus sibuk dengan pekerjaan. Lebih awal, lebih baik." Oly menyuarakan suaranya itu yang saat itu pula Tatti langsung saja melangkah dan masuk ke kursi sebelah pengemudi dari mobil Oly.

" Hei, Oly. Maaf ya harus nebeng kamu terus-terusan. Btw, aku bawain brownies sama lumpia semarang. Aku kemarin nyoba masak brownies, dan kata Mama rasanya worth buat aku bawa icip-icip kalian. Gara-gara aku juga belum sarapan, nanti nyampe rumah Serin kita langsung inspeksi aja ya tuh makanan yang aku bawa." Tatti menyapa Oly seketika dia mengatur posisi duduknya dengan sekerdus box putih besar berisi lumpia semarang dan brownies itu dan memasang siltbelt ditubuhnya.

" Duh, Tatti. Kebiasaan loe masih sama ya. Sukanya bikin brownies melulu. Gue juga belum sarapan nih, lebih enak kalau kita makan bareng di rumahnya Serin nanti." kata Oly yang kemudian mendengus bebauan harum makanan yang dibawa Tatti yang memang sebelum dijemput dia panaskan di microwave agar lebih hangat dan fresh.

" Iya. Sip. Oh iya, loe kemarin kok nggak pada chat di grup cewebrandal sih, Ly ?" tanya Tatti yang kebingungan dengan sebuah hal yang jarang terjadi, kalau sehari kemarin chat wa cewebrandal sepi hampir satu hari tersebut.

" Memang kan aku kalau Sabtu gitu suka nge Mall sama temen kantor aku, kadang aja sih. Tapi memang kemarin aku lagi jadwal gitu buat ngeluangkan waktu sama temen kantor aku Tatti." Oly menjawab dengan alasan yang mudah dicerna, walaupun kenyataannya tidak. Oly sengaja membicarakan Tatti dengan kedua temannya mengenai kedatangan Ario yang tidak terduga ke dalam sebuah grup chat baru berisi hanya tiga kawula saja.

" Oh, gitu. Baiklah. Oh, iya. Aku minta maaf ya kemarin lusa aku nggak ngelanjutin acara sama kalian bertiga setelah selesai ngantor. Aku nggak nyangka kalian akan buat kejutan kecil buat aku." Tatti yang mengingat akan kejadian Jum'at kemarin akhirnya meminta maaf kepada Oly si salah satu anak yang datang ke Ominia untuk memberi kejutan untuk Tatti.

" Nggak masalah kok, Tatti. Jadi, kamu gimana sama si Ario ? Bener-bener ya Tatti, mungkin itu tanda kamu disuruh cepet-cepet nyelesaian masalah kamu dulunya. Kan loe sama si Ario dan Serin dulunya hubungan resmi nggak resmi gitu." kata Oly yang kemudian mengalirkan obrolan ke arah yang serba salah.

" Iya Ly. Aku mau tanya pendapatmu. Gimana kalau si Ario itu punya maksud ada hubungan ke aku ? Soalnya aku mau tanya ke kamu, apa Serin kemarin baik-baik aja, pas lihat Ario pamit ke kalian buat ajak aku ke urusan dia ?" tanya Tatti dengan mukanya yang menggurau ketika mengatakan itu kepada Oly.

" Its okay, Tatti. Tapi, aku nggak bisa kasih kamu yakin tentang gimana feels nya Serin. Karena aku sendiri dan kamu tau kan kalau Serin itu susah ditebak anaknya. Mungkin aja dia sedikit tersinggung. Kalau kamu mau punya hubungan ke Ario, kenapa kamu nggak beritau Serin dan ajak dia ngobrol urusan Ario aja sih." Oly menjawab setelah Tatti ingin menjawab kata-kata yang diucapkan Oly ketika mobil yang dikendarainya itu mulai memasuki jalan besar dan fokus mereka semakin terpecah.

Namun ada yang masih ingin Tatti tanyakan, dia masih bingung akan kewajiban nya untuk benar-benar membicarakan masalah hubungannya dengan Ario. Yang notabene kemarinnya, Ario sudah membuka kode akan hubungan mereka akan lanjut. Dan akhirnya mulutnya tidak sengaja mencurahkan apa yang dirasakan oleh Tatti saat ini.

Mirror on the wallWhere stories live. Discover now