Appointment 9

355 69 11
                                    

Secara alami, dr. Shen bukanlah seseorang yang bersifat pasif saat diganggu. Dia hanya selalu mencoba menghindari konflik dan perdebatan.
Sebenarnya, ada lebih banyak pikiran yang mengalir dalam kepalanya daripada yang bisa dibayangkan kebanyakan orang. Jadi dia tidak bisa sesantai itu saat menyaksikan tingkah Zhao Yunlan yang mengacaukan rutinitasnya.

Dr. Shen membuka jas dokternya dan melemparkan dengan kesal ke sandaran kursi. Dia menggerakkan dagu ke arah sofa yang biasa digunakan untuk mengobrol dengan pasien. Mengisyaratkan Zhao Yunlan untuk duduk.

Pemuda yang tengah kacau itu memang sangat lemas dan ingin duduk, dia menggelosor di sofa tanpa harus disuruh.

"Aku tahu kau memiliki masalah yang malas kau hadapi, tapi orang lain juga memiliki masalah." Dr. Shen berdiri melipat lengan di depan dada, pinggang bersandar pada meja kerjanya.

"Apa kau sengaja mempersulitku? Apa kau benar-benar terdesak atau itu untuk kesenanganmu sendiri?"

Zhao Yunlan menggelengkan kepala dalam diam.

Dr. Shen menghela nafas, lalu berkata lagi, "Jika kau pikir bahwa masalahmu cukup rumit, lalu kenapa kau tidak bicara baik-baik dengan keluargamu, atau kau bisa menemuiku secara pribadi. Aku berniat membantumu tapi kau membalasnya dengan mempermalukanku di klinikku sendiri. Bagaimana aku akan terus melakukan pekerjaan? Kenapa kau tidak pergi bekerja dan malah mengacau di sini. Kau sudah dewasa, kau harus menghidupi istrimu. Tapi kau hanya seorang anak nakal, kau berkeliaran ke mana-mana dan menghabiskan uang. Kau bahkan berpikir tindakanmu ini keren bukan?"

Zhao Yunlan sekali lagi tidak menjawab. Dia sama sekali tidak bisa berpikir, dan apa yang bisa dikatakannya pada dr. Shen yang sedang kesal.

"Aku tulus ingin menjadi temanmu, tapi kau bukan hanya tidak menghargainya. Kau bahkan menyebabkan masalah bagiku." Dr. Shen menyimpulkan kekesalannya dalam satu kalimat.

"Katakan padaku, kau ini teman apa bukan?" semburnya lagi.

Zhao Yunlan menunduk, memandangi meja kaca di depannya. Diam-diam mengakui bahwa dirinya memang terlalu berlebihan, menganggap keramahan dr. Shen sebagai sesuatu yang lebih dari teman.

"Aku nyaris kecewa padamu, aku--- "

"Aku bukan teman," Zhao Yunlan memotong. Sepasang mata kurang tidurnya menatap dr. Shen, pandangannya rumit. Diperburuk oleh lingkar berwarna keabuan efek tidak tidur semalaman.

"Aku hanya salah satu dari pasienmu. Mungkin masalahku bukan yang paling berat, mungkin aku sebenarnya tidak bermasalah. Satu-satunya masalahku adalah aku menganggapmu lebih dari seorang teman."

".....??"

"Aku mengaku salah datang kemari dengan cara yang tidak sopan dan diberi ceramah seperti seorang anak nakal. Baiklah, aku akan menebus kesalahanku. Saat kau pulang, aku akan membantumu mencuci piring selama seminggu."

".....??"

Dr. Shen sudah merasa cukup dengan tingkah pemuda ini. Dia hanya menghela nafas panjang dan kembali mengurut batang hidungnya.

Menekuri lantai beberapa lama, akhirnya dr. Shen mengangkat wajahnya lagi, melayangkan tatapan rumit pada Zhao Yunlan.

Pemuda itu tengah mengamatinya, selintas ada sinar pengharapan di mata itu. Dr. Shen memperhatikan ada gurat lelah dan kesedihan yang mencoba disembunyikan Zhao Yunlan, tetapi lingkar mata itu tidak bisa menipu. Pemuda itu bahkan tidak punya waktu untuk memperbaiki penampilannya.

Dr. Shen tiba-tiba merasa kasihan.

"Yunlan, kau baik-baik saja?"

Zhao Yunlan tersenyum tipis. Dia merasa harus mengatakan terima kasih karena akhirnya dr. Shen berhenti mengomel.

𝐌𝐲 𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐬𝐭 (𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang