Bagian Keempat

1.5K 186 18
                                    






Lil bit Mature content, tidak disarankan dibaca saat puasa.





Doyoung terbangun dari tidurnya, ia kemudian melihat kearah jam yang menunjukkan pukul 5 pagi. Doyoung bergegas membersihkan dirinya kemudian turun untuk menyiapkan sarapan, ia merasa tidak enak jika tidak melakukan apa apa padahal ia menumpang di rumah ini. Jadi ia dengan telaten sudah menyiapkan beberapa menu sederhana untuk mereka sarapan.

"Lho Doyoungie sayang? Sedang apa disini?" Tanya Mashiho.

"M-mama maaf Dobby lancang, hanya saja Dobby merasa tidak enak jika menumpang disini tanpa melakukan apapun jadi Dobby menyiapkan sarapan untuk semuanya." Ucap Doyoung sambil menunduk takut.

Mashiho tersenyum menatap Doyoung, terlebih melihat beberapa menu yang telah tersaji di meja makan. Tangannya mengusap lembut kepala Doyoung dengan penuh kasih sayang.

"Tidak apa apa sayang, kamu boleh menggunakan apapun di rumah ini sesukamu. Rumah ini adalah rumah Doyoungie juga, jangan merasa berhutang atau merasa menumpang disini eum? Maaf ya mama bangun terlambat jadi terlambat membuat sarapan." Ucap Mashiho dengan lembut.

"Kalau begitu ayo kita sarapan bareng, biar mama panggil Haruto dan Junkyu dulu ya sayang." Ucap Mashiho sambil pergi ke atas, ke arah kamar anak tersayangnya.

Doyoung menyiapkan piring kemudian duduk tenang menunggu Haruto, Junkyu dan Mashiho turun. Setelah anggota keluarga itu lengkap merekapun sarapan bersama.

"Bagaimana Ruto-ya? Apakah makanannya enak?" Tanya Mashiho.

"Ya mama, ini sedikit berbeda dari masakan mama biasanya tapi sangat enak. Apa mama punya resep baru?" Tanya Haruto sambil tersenyum.

"Bukan Ruto-ya, masakan ini semuanya Doyoungie yang memasak. Calon istrimu sangat pintar memasak kan? Ia pasti sudah sangat siap menjadi seorang istri sekaligus ibu." Ucap Mashiho setengah menggoda Doyoung.

Junkyu meremat sendok yang ia pegang, menahan sakit di hatinya saat terang terangan sang ibu mertua memuji adiknya yang lebih pandai memasak daripada Junkyu. Sementara Doyoung hanya menunduk, bingung harus bereaksi bagaimana.

"Hyung apa sudah selesai? Ayo berangkat." Ajak Haruto pada Junkyu.

"Ah ya Haru, sudah selesai kok ayo berangkat." Ucap Junkyu sambil berdiri.

"Hyung ke mobil dulu ya, aku lupa memakai jam tangan." Ucap Haruto kemudian.

"Baiklah. Ma, Dobby, Kyu berangkat dulu ya. Terimakasih sarapannya." Ucap Junkyu kemudian berjalan ke mobil mereka.

Sementara itu Mashiho membawa piring ke dapur, Doyoung membereskan meja makan. Haruto turun setelah memakai jam tangannya, tersenyum licik ketika menemukan si mungil Doyoung tengah sibuk membersihkan meja makan. Haruto menghampiri Doyoung tanpa suara, tangannya dengan apik bertengger dipinggang ramping milik si pria kelinci. Membuat tubuh Doyoung sempat menegang sesaat karena terkejut.

"Calon istriku rajin sekali hm?" Ucap Haruto tepat ditelinga Doyoung, tak lupa memberikan kecupan kecil dibelakang telinga Doyoung.

"H-hyung ja-jangan begini nanti dilihat orang." Ucap Doyoung meronta.

"Memang kenapa jika ada yang melihat? Kau itu milikku, calon istriku jadi terserah apa yang mau aku lakukan padamu." Ucap Haruto seenaknya.

Doyoung menggigit bibirnya takut, Haruto dengan aura dominasinya sungguh membuat Doyoung tak berdaya.

"I-ini s-sudah siang nanti hyung terlambat." Ucap Doyoung, nadanya sedikit bergetar.

Haruto melepaskan pelukannya dari Doyoung kemudian membalikkan tubuh sang submissive menghadap ke arahnya, dapat ia lihat Doyoung yang gugup dan sedikit bergetar. Doyoung tampak seperti kelinci di hadapan seekor singa saat ini.

A Broken Promise [Harubby] ft. [Harukyu]Onde histórias criam vida. Descubra agora