16. Pelukan penghantar tidur.

336 44 0
                                    

Happy Readyng..

Vote and komen..

Sayang kalian banyak-banyak♥
.
.
.
🌺🌺🌺

Seseorang akan berhenti main-main jika mendapat orang yang tepat dalam hidupnya.
~Zidan Playboy~

Menistakan diri sendiri adalah cara ampuh menerbitkan senyuman orang lain.
~Dimas bocah yang dinistakan~

Pagi ini Vania sudah siap berangkat sekolah. Dia berangkat pagi-pagi buta karena tidak mau melihat wajah Vano. Walaupun semalaman juga melihat tapi pagi ini dia sedang badmood.

"Tumben pagi banget neng" Sapa mang Jajang satpam yang sigap stay didepan sekolah.

"Lagi pengen ambis mang" Jawab Vania lalu mencium punggung satpam itu. Vania tidak membedakan antara guru, satpam, ataupun tukang kebun. Bagi Vania apapun profesinya jika ada orang lebih tua, berhak untuk dihormati.

"Belajar yang rajin neng, biar nanti dapet suami yang rajin juga" goda mang Jajang.

"Saya udah punya suami mang" Vania mengatakan dalam hati. Yakali ngomong langsung.

"Keadaan istri gimana mang?" Tanya Vania, kemarin mang jajang sempat cerita bahwa istrinya sakit sampai gak bisa berdiri.

"Masih gak bisa berdiri neng" Kata mang Jajang.

"Makanya mang, kalau malem jangan ganas-ganas atuh" Goda Vania menaik turunkan alisnya.

"Ehh istri saya bukan sakit ituan neng Vaniaaa" Teriak mang Jajang yang melihat Vania langsung berlari masuk kelas sambil terbahak-bahak.

🌺🌺🌺

Vania langsung memasuki kelas yang tidak ada satupun orang. Dia hanya diam dan sesekali mengotak-ngatik ponselnya.

Tingg..

Akbar
Dmna?

Vania
Klas.

Akbar
Gue sama yg lain otw.

Vania
👌

Setelah membalas pesan dari Akbar, Vania menyibukkan diri membaca Novel yang dia bawa dari Apartemen Vano. Setelah beberapa lama kelima sahabatnya itu datang berjalan beriringan. Sungguh kelima pahatan yang sempurna, namun setampan apapun mereka tidak lebih dari seorang sahabat bagi Vania.

"udah lama yang?" Tanya sambil duduk didepan Vania, diikuti yang lain duduk di sekitar bangku Vania.

"Yang, yang, kuyang maksud lo?" Tanya Vania sinis.

"Sayang maksud gue yang" Jawab Zidan menaik turunkan alisnya.

"Basi lo" Sewot Vania.

Mereka pun sibuk dengan ponselnya masing-masing, ya kebiasaan anak muda sekarang katanya kangen pengen ngobrol eh jadinya malah pada fokus ponsel. Raga bersama hati berpisah, Gitu kali ya.

"woy, napa lo?" Tanya Vania yang sedari tadi melihat Dimas hanya diam.

"Gapapa" jawab Dimas singkat.

DEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang