29. Tentang Retta.✓

44 3 2
                                    

Retta Altayra, gadis cantik berkacamata yang menjabat sebagai wakil ketua OSIS, mempunyai sifat ramah dan feminim, dia juga seseorang yang sangat di lindungi oleh seorang Reva Antaressa.

Apa hubungan mereka sebenarnya? Benarkah mereka adalah saudara kembar tak identik? tapi mengapa Retta tinggal di apartemen sendirian? Dan mengapa bunda Reina sangat membenci Ressa dan mengatakannya pembunuh? Dan apa juga yang membuat Revan dan dan Gamma menjauhi Ressa, siapakah mereka sebenarnya?.

Tidak ada yang tau alasan yang kuat dari semua pertanyaan di atas, karna sang tokoh utamanya sendiri menyembunyikannya rapat-rapat dan hanya dia yang tau.

Retta sendiri sekarang tengah duduk di ruang OSIS sambil menghadap ke arah komputer, ia mencari indentitas dirinya.

'Disini di tulis nama orang tua gue sama dengan orang tuanya Reva, tapi nggak ada yang menyadari itu. Tapi mengapa Reva susah-susah nyembunyiin identitas gue di depan papa dan mama, jika di sini saja di cantumkan kalau gue putri dari Bapak Andreas, orang yang sama yang Reva panggil papa' ucap Retta dalam hati.

Retta tidak pernah tau alasan mengapa ia harus tinggal di apartemen, dia berfikir Papa-nya yang melakukan ini, tapi gimana bisa? sedangkan papa-nya tidak mengetahui keberadaannya?, atau jangan-jangan ini rencana Ressa? Tapi apa yang akan di lakukan gadis itu?

Retta menghembuskan nafas perlahan lalu ia mengingat potongan kejadian beberapa tahun lalu.

Ingatan terakhirnya yaitu saat ia mengalami kecelakaan saat kelas 7 SMP, lalu saat ia membuka mata, ia sudah berada di kamar rumah sakit, dan ada Ressa yang menunggunya dengan duduk di kursi roda.

Saat itu orang tuanya tidak pernah datang untuk menjengguk, yang ada malah kakek dan neneknya yang datang dari Bandung.

Setelah kejadian itu entah mengapa kakek dan neneknya melarangnya untuk pulang ke rumah, dan mengajaknya untuk tinggal di Bandung.

Setelah beberapa bulan tinggal di Bandung, akhirnya Ressa juga datang untuk tinggal disana juga. Disana sangat nyaman, terkadang ia ingin kembali hidup disana, tapi siapa yang akan membiayainya karna kakek dan neneknya sudah meninggal akibat kecelakaan pesawat tiga tahun lalu.

Ia tinggal di apartemen saja atas perintah Ressa, selama tinggal disini semua keperluan Ressa yang ngatur termasuk uang saku, asalkan dengan satu syarat yaitu jangan sampai papa-nya atau keluarga mana pun mengetahui keberadaanya, dan jangan sampai ada yang tau kalau ia suadara kembar Ressa.

Awalnya Retta berfikir macam-macam tapi sekarang tidak, karena ia tau apapun yang di lakukan Ressa adalah yang terbaik untuknya, untuk melindunginya.

Belakangan ini Ressa sudah jarang memberikan ia uang saku, tapi ia tak pernah minta karna ia tau kalau Ressa juga butuh uang sakunya, tidak mungkin ia meminta jatah uang saku Ressa kan.

Beruntung ia mempunyai penghasilan dari buku yang diterbitkannya, karena ia cukup tau diri dengan tidak menuntut apapun dari Ressa, dan ia berterima kasih pada Ressa karena telah menjamin kehidupan dan pendidikannya.

"Hai Rett!" sapa seorang siswi yang baru saja masuk.

"Hai Fid!! Eh, lo tau Dion nggak?" jawabnya dan juga bertanya.

"Apa cariin aku?" sahut seseorang yang berdiri di ambang pintu.

Retta tersenyum kepada pemuda itu, Gladion Aldebaran, seseorang yang berhasil merubah hidupnya, seseorang yang membuat hidupnya lebih berwarna, seseorang yang akan selalu ada untuknya.

AntaressaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt