4. Anggota Belora

524 86 3
                                    

Di ruang makan, terdapat meja panjang yang tersedia beberapa hidangan di atasnya.

Salah satu ujung meja itu terdapat seorang pria tampan dan berwibawa berumur sekitar tiga puluh tahun tengah menyantap makanannya dengan elegan. Namun dia tak sendiri, dikedua sisinya terdapat tiga orang tengah menyantap makanan mereka.

Seorang wanita tak kalah cantik dengan Carlin berada di sebelah kanan, sedangkan kedua putranya yang tampak berumur sembilan belas tahun di sebelah kiri pria tadi.

Penampilan mereka sangat mewah namun tidak mencolok. Dua pemuda tadi salah satunya berambut merah darah lalu di sebelahnya berwarna biru, manik mata keduanya sama dengan Carlin. Bisa dibilang mereka adalah saudara kadungnya, orang yang menganggap adiknya sendiri adalah seekor serangga menjijikkan. Tatapan dingin dari keduanya dihiraukan oleh Carlin, sebatas angin lalu. Hingga di mana Carlin berputus asa. Mereka berdua adalah Tuan Muda Keluarga Belora.

Senion The Belora dan Jack Forest The Belora.

Dua orang lainnya adalah orang tua Carlin. Duke Serkan De Belora, pria dengan rambut merah darah dengan iris mata merah gelap, dan istrinya bernama Duchess Catherine, berambut biru dengan manik keunguan.

Mereka ada orang tua yang membiarkan anak sulungnya dianiaya oleh pelayan, dikucilkan masyarakat, dan dicampakkan tunangannya sendiri.

Terlihat mereka menyantap makanan di depannya dengan tenang, walau ada satu anggota keluarga yang tak hadir untuk sarapan, mereka tetap mengabaikannya seakan itu tidak penting. Hingga pelayan perempuan membungkuk pada mereka dengan napas tersengal-sengal, pelayan itu tak lain adalah Emil.

"Ada apa?" Kening Duke mengerut tak suka, begitu juga dengan lainnya.

Badannya gemetar hebat, setelah lepas dari kandang singa betina, dia malah masuk ke kandang buaya. Luka tadi telah diplester lalu ditutupi dengan poninya yang lebat. Emil menatap ke ujung sepatu hitamnya, tangannya dia letakkan ke depan dan menaut dengan tangan lainnya.

"Tuan, nona tidak makan di meja makan hari ini, karena badannya sedang tidak enak," jawab Emil takut-takut.

Badannya panas-dingin, tangannya berkeringat, dan jantung berdegup kencang setelah melihat raut wajah Duke yang bertambah masam. Ketika akan bertanya lagi, dia kalah cepat berbicara dengan istrinya.

"Ada apa dengannya hari ini? Tidak biasanya dia sakit secara tiba-tiba."

"S-saya juga tidak tau, nyonya. Sejak saya masuk ke kamar nona, sikapnya sangat aneh."

Ketika Duke akan berbicara, waktunya kembali direbut oleh anak keduanya, Jack.

"Benarkah? Jangan-jangan dia kehilangan akal setelah air sungai sempat memenuhi pernapasannya."

Penuturan Jack membuat orang-orang di ruangan itu terkejut. Apalagi Duke yang terlilihat sangat khawatir, setelah melihat Carlin menenggelamkan dirinya ke dasar sungai dua hari yang lalu.

Dia terdiam sejenak lalu bangkit dari duduknya dengan tergesa-gesa, sontak semua anggota ikut berdiri.

"Kalian lanjutkan makan, aku akan mengecek keadaannya. Tak seperti biasanya dia melewatkan sarapan di meja makan."

Lantas dia pergi dari ruang makan.

Ketika Duke sudah benar-benar hilang dari penglihatan, mereka kembali duduk. Tetapi kali ini rasanya meraka tidak nafsu makan setelah mendengar berita dari Emil tadi. Untuk mengangkat sendok pun, mereka tidak niat. Yang dipikirkan hanyalah keadaan Carlin sekarang.

Jika sesuatu milik kita yang sebelumnya selalu terlihat mata, lalu tiba-tiba sesuatu itu tidak ada. Kita akan merasa kehilangan, terasa tidak lengkap lagi.

I Am (Not) AntagonistDonde viven las historias. Descúbrelo ahora