15. Comeback

2.4K 324 37
                                    

DILARANG KOMEN "KAK PENDEK BANGET, KAK BURUAN UPDATE, KAK AKU BENCI KAMU BLA BLA BLA" DILARANG KERAS❌❌❌
Soalnya authornya kalo dah ngambek bisa ngadat 2 minggu ga update🤣 dikasih minimal vote seribu sedeng dahtuh kaga update2.

Ambil pelajarannya ya readers🥰 mulailah berfikir kalau feedback kalian itu sesungguhnya penting bagi author manapun yang kalian baca karyanya, gak cuma aku. Jadi yuk mulai sekarang hargai karyanya, kasih dia sebuah apresiasi krna udh mau meluangkan waktunya untuk nulis sebuah karya yang bisa ngehibur kamu. Gampang kok, gak bayar.

Yaudah, terapkan di chapter ini ya!

Enjoy readings!!





















Hari ini adalah hari kepulangan Jisung ke penthouse kami

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







Hari ini adalah hari kepulangan Jisung ke penthouse kami.

Sejak aku menjenguknya 2 minggu yang lalu bersama Jimin, tak ada tanda-tanda kalau ia tersiksa atau tidak terurus oleh Hanji.

Ia tampak sehat, bersih, dan makan dengan baik.

Dan seharusnya itu semua membuatku tak perlu mengkhawatirkan pertemuanku dengannya sore ini.

Jimin juga melarangku untuk menyiapkan apapun, dan menyuruhku beraktifitas seperti biasa saja.
.
.

"Kau terlalu banyak beraktifitas di luar ruangan." Seru Jimin, masih berkutat dengan sarapan paginya yang sekarang tak pernah absen ia santap.

Aku memang sempat mengeluh sakit kepala dan sedikit tidak enak badan, puncaknya saat bangun tidur tadi pagi. Aku bahkan sampai jatuh terduduk ketika berusaha beranjak dari tempat tidur.

"Aku tidak pernah keluar rumah, Jim..."

"Iya, tapi kau berjemur di balcony setiap siang untuk mengurus tanamanmu."

Ia mendesah gusar, meregangkan dasi yang mungkin terasa mencekik tiba-tiba.

"Bagaimana kau mau memulai kembali pendidikanmu kalau kau seceroboh ini? Tidak bisa menjaga kesehatanmu sendiri." Lanjutnya semakin garang.

Mungkin ia juga kesal karena aku menolak untuk didatangkan dokter kemari, berfikir hal tersebut terlalu berlebihan untukku yang hanya sedikit demam

"Aku tidak perlu kembali kuliah kalau memang hal itu dapat mengusikmu." Aku masih berusaha mempertahankan intonasi lembutku, takmau memancing kemarahannya. Walau aku sebenarnya sama sekali tidak punya kesalahan berarti untuk dihakimi sekeras ini.

"Dan kau akan merasa terkekang, kemudian menyalahkanku ketika ada kesempatan!" Cercanya kasar.

Hatiku berdenyut nyeri.

Aku tahu saat hari ini akan datang, hari dimana honeymoon-phase kami telah berakhir.

Jimin dan aku telah melewati hari demi hari dalam situasi intim yang mendalam, sulit untuk diungkapkan namun ia berhasil membuatku merasa sangat dicintai.

Brave Things (PJM)Where stories live. Discover now