🚂peron no. 13

6.1K 324 71
                                    

⚠️Felix POV⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Felix POV⚠️

Sesampainya di stasiun kereta kota. Felix mendengar beberapa orang sedang membicarakan gerhana bulan malam ini. Dan yang paling jelas dari dialog dua nelayan muda dengan logat setempat.

"Total lunar eclipse. Gak berani pulang lah. Yakin sekali hanya sisa subway 13. Itu caranya. Harus hati-hati."

Di kota ini, kereta api peron nomor 13 dikutuk. Ada yang bilang setelah keluar penumpangnya berubah gila. Mitos itu menjamur kemana-mana. Aku sendiri tak percaya.

Dan malam ini aku kehabisan tempat. Sistem menunjuk untuk mengisi peron nomor 13. Aku mulai ragu hingga bulu kudukku merinding.

Tak mungkin juga tak pulang. Yang penting hati-hati..

"Tak apa lix. Hanya malam ini."

Mengkonfirmasi pembayaran, aku bergegas menuju peron 13. Malam ini benar-benar ramai.

Tapi tidak ada yang ke peron 13.

Keretanya tiba tepat waktu. Walau masih ragu aku tetap masuk ke kereta itu.

Sendirian.

Sekitar lima menit aku menunggu tetap tidak ada penumpang lain yang masuk.

Ayolah satu orang saja...

Kereta sudah ingin berangkat.

Detik terakhir doaku terjawab. Pintu kembali terbuka dan seorang lelaki masuk tergesa karena hampir ketinggalan kereta.

Tapi tunggu! Aku mengenalnya!

Itu Bang Chan!

Bolehkah aku merasa tenang sekarang?

Aku ingin sekali menyapanya tapi dia lebih dulu buang muka. Dia duduk di kursi seberang seolah aku tidak ada di kereta ini.

Seperti biasa Chan memakai pakaian serba hitam. Dia kelihatan tidak terganggu dengan cuaca dingin padahal aku saja memakai bomber jaket dan syal.

Omong-omong, aku mengenalnya sebagai sesama trainee. Hanya sebatas itu. Selama ini kami tidak pernah bertegur sapa. Jadi pantas saja kan dia mengabaikanku?

Aku menghibur diri sendiri, Bangchan itu sombong. Mana mau dia berbicara denganku.

Setidaknya aku tidak sendirian lagi di kereta kosong ini.

Setelah lumayan banyak curi-curi pandang. Aku menyadari ada yang aneh dengan gelagatnya. Aku memberanikan diri bertanya.

"Are you okay?"

Chan menoleh namun tidak menjawab. Aku sangat yakin dia merasa kesakitan. Wajahnya memerah dan tubuhnya berkeringat.

Mengumpulkan banyak keberanian untuk sekedar mendekatinya. Aku terlanjur khawatir. Baru ingin meletakkan tanganku ke keningnya dia lebih dulu menepisku.

Favorite Drug. [chanlix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang