🗽obey me felix.

4.6K 207 124
                                    

a.n cerita fiksi. Menyinggung sekte iluminati tapi ritualnya tetap imajinasi😭👌🏻
So, don't spread hate, gaysss 😘

Hey, dengerin wolfgang.

†Obey me Felix†

Angin malam berhembus menerpa wajah mungil bertabur freckles

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin malam berhembus menerpa wajah mungil bertabur freckles. Menengadah keatas melihat bulan bersinar terang. Menghela nafas saat tangannya mencengkram besi pembatas jembatan. Melihat riak tenang air dibawah.

Jatuh dari jembatan ini pasti tak sakit. aku kan bisa berenang.

Tapi bukankah jadi lebih baik?

"Astaga Felix! Pikiran ini dosa." Dia segera melipat kedua tangannya didepan dada lalu berdoa. "Ampuni aku, Bapa."

Juga teringat wajah ibunya, dia menjadi semakin bersalah. Akhirnya memilih pulang ke apartemen murahnya.

Masuk tanpa menghidupkan lampu. Dia sudah biasa hidup dengan kegelapan.

Aku menyia-nyiakan semuanya.

Kakinya tak sengaja menyenggol barang belanjaan kering yang tak sempat dia susun. Dia tak ada niat sedikit pun membereskan kamarnya.

Membuka pakaian dan meletakkannya sembarangan, dia masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Selesai mandi, dia segera merebahkan diri di kasur.

Dia lelah, sangat lelah.

Dia menyempatkan membaca Alkitab dan berdoa.

Dalam doanya dia menangis.

"Ya Bapa, jika memang aku berharga. Tunjukkan padaku. Jangan buat aku merasa sendiri begini. Aku tak mau membuat orang lain khawatir. Tapi aku juga butuh seseorang untuk memegang tanganku."

Air matanya jatuh lebih banyak.

"Apa kau disana? Apa kau mendengarku? Apa aku salah menyembahmu selama ini?"

"Tolong aku... Aku tak bisa berjalan sendirian."

Karena lelah dan sakit, dia menutup Alkitab. Mengusap air matanya kasar. Entah kenapa malam ini dia merasa sangat jauh dari Tuhan. Padahal dia tidak pernah absen mengikuti ibadah setiap minggu. Melaksanakan doa rutin dan berpuasa. Namun amarah terlanjur menguasai hatinya.

"Mungkin Kau memang tak ada."

Dia melempar Alkitab itu sembarangan lalu menggulung tubuhnya dalam selimut. Menangis lagi hingga dia tertidur.





†03.30 a.m†

m†

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Favorite Drug. [chanlix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang