2

2.1K 190 23
                                    

title: negatif.
tags: hurt/comfort, fluff.

jungwon mengetuk pintu kamar sunghoon dengan pelan. satu kali. tidak ada sahutan dari dalam. dua kali. tiga kali. jungwon jadi panik sendiri. ia mengetuk pintu kamarnya dengan gelisah. dengan terburu-buru.

ibunya sunghoon sampai menghampirinya dan menenangkannya. katanya semalam sunghoon mengerjakan sesuatu sampai larut malam, mungkin sunghoon masih belum bangun.

jungwon pun mengangguk dan mengikuti nyonya park ke ruang tengah. untuk menikmati kudapan yang dibuatnya.

kudapan yang disajikan adalah keik cokelat kesukaan jungwon. namun kali ini ia tidak memakannya dengan lahap. seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

"nak jungwon kenapa?" jungwon tersedak air liurnya sendiri mendengar ucapan ibu kandung dari kekasihnya itu. jungwon hanya menggeleng pelan menjawabnya.

"tidak mungkin. keik cokelat ini sudah ibu buatkan khusus untuk jungwon dari semalam. biasanya jungwon akan bersemangat, tapi sekarang tidak. pasti ada sesuatu yang mengganggu pikiran. iya kan?" jungwon hanya menundukkan kepalanya. ia bingung. ia ingin menanyakan kegelisahan hati ini pada kekasihnya langsung, tapi malah ibunya yang bertanya.

haruskah jungwon menanyakannya pada ibunya saja?

"semalam, sunghoon bertanya cara membuat keik cokelat. bertanya cara menjahit. bertanya cara memasak kare. menurut ibu, tingkahnya sangat aneh, tapi semangatnya menggebu-gebu. jadi, sepertinya ia bersungguh-sungguh. ia menjahit sesuatu hingga larut malam. bahkan sepertinya ia baru tidur tadi pagi." jungwon menatap wajah nyonya park. seketika kegelisahan di dalam dada jungwon menghilang. jungwon merasa mendapatkan jawaban yang ia inginkan.

"wah, ada kesayangan." sunghoon menghampirinya dengan sedikit berlari. kemudian memeluknya dari samping dengan gemas. jungwon sampai merasa geli dan terkekeh pelan karena sunghoon menghujaninya dengan kecupan-kecupan ringan di keningnya.

"k-kak, dilihatin ibu tuh." kata jungwon sembari berusaha menghentikan sunghoon. namun kekasihnya itu tidak perduli dan tetap mengecupinya.

"jungwon lucu sekali pakai baju warna merah muda." komentar sunghoon. ibunya tertawa mendengarnya.

"baiklah. ibu saja yang pergi dari sini. silahkan nikmati momen kalian." jungwon jadi merasa tidak enak.

sunghoon berhenti dan menatap wajahnya dengan pandangan yang tak dapat diartikannya. jungwon jadi merasa gugup karena sunghoon hanya melihatnya saja secara intens.

"aku mencintaimu." bisik sunghoon. jungwon merasakan pipinya memanas setelah mendengarnya. sunghoon itu tipe orang yang jarang memberikan afeksi padanya. sepertinya sunghoon memang sakit.

"se-sepertinya kakak perlu pergi ke dokter. a-aneh sekali sikapnya." kata jungwon dengan gugup. nadanya bercanda. sunghoon pun tertawa dibuatnya.

"jungwon tidak perlu khawatir. kakak tidak selingkuh. kakak minta maaf soal kemaren, okay?" lanjut sunghoon. jungwon mengedipkan kedua matanya berkali-kali. merasa bingung dengan ucapan sunghoon. kenapa kekasihnya itu tahu mengenai kegelisahan hatinya?

"ke-kenapa berbicara seperti itu?" tanyanya. sunghoon memeluknya lagi. sikap yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

"karena kemaren kakak sampai lupa memegang ponsel. terlalu sibuk membuatkan sesuatu untuk jungwon."

"apa itu?"

"lucky charm agar jungwon selalu bahagia dan sehat."

jungwon tersenyum mendengarnya. ia memang tidak seharusnya memiliki pikiran yang negatif mengenai kekasihnya. ia harus lebih percaya pada kekasihnya itu. karena sunghoon memang hanya mencintainya. sampai selamanya. iya kan?

© kumiko m.

a ragged book (sungwon)Where stories live. Discover now