8

1.3K 137 28
                                    

title: confession.
tags: fluff, hurt/comfort, romance.

jungwon merapikan rambut sunghoon yang berantakan karena berlari-larian mengejar bis untuk pulang dari toko bunga. napas sunghoon masih terengah-engah. jungwon membantunya untuk tampil rapi, karena sunghoon, teman sekamarnya, akan menyatakan perasaannya pada orang yang disukainya selama ini.

"sudah." seru jungwon senang. sunghoon mengucapkan terimakasih. namun ia masih gugup. jungwon mengambilkan minum untuknya. dan membimbingnya untuk mengatur napasnya.

"tarik napas dalam-dalam, hembuskan secara perlahan-lahan. oke, lakukan tiga kali kak." sunghoon melakukan apa yang dikatakan jungwon.

"tapi aku masih penasaran." kata jungwon dan duduk di salah satu sofa yang berada di ruang tamu. sunghoon mengangkat salah satu alisnya.

"kenapa kak sunghoon tiba-tiba akan menyatakan perasaannya hari ini?" tanya jungwon langsung. ia bersila di atas sofa sekarang. mencari posisi yang nyaman untuknya.

"kemarin, seseorang bertanya padaku mengenainya. dia menyukainya juga. aku tidak mau dia diambil orang lain." jawab sunghoon setelah tenang. namun ia tak kunjung pergi keluar. ia mengambil boneka beruang berwarna putih dengan pita biru di dalam ranselnya.

"oh, wow. kakak cemburu? wah, sesayang itu ya sama dia?" sahut jungwon dengan nada suara yang aneh. jungwon tak tahu dengan perasaannya. ia tidak pernah mendeklarasikan bahwa ia menyukai teman sekamarnya itu, namun hari ini ia merasa sedih karena sunghoon akan menyatakan perasaannya pada orang yang disukainya.

"iya begitulah. dan kau juga berkali-kali memintaku untuk menjadi laki-laki yang berani. jadi, akan kudapatkan hatinya hari ini." setelahnya sunghoon berdehem pelan. ia mau latihan dulu. jungwon yang melihatnya kembali berdiri. ia berdiri di depan sunghoon dan berseru, "ayo latihan saja di depanku. anggap saja aku adalah orang yang kakak sukai."

sunghoon kembali gugup. jungwon tersenyum dan menyentuh tangan sunghoon.

"kakak harus berani. kakak hanya perlu menatap matanya dan mengatakan, 'aku menyukaimu, jadilah pacarku,' dan jangan mengalihkan pandangan kakak. jadi ia bisa melihat perasaan kakak yang tulus di mata kakak."

"kau berpengalaman sekali. apa kau pernah melakukannya? atau orang lain yang melakukannya padamu?" jungwon tertawa pelan. terdengar nada gugup di sana.

"ti-tidak. tidak pernah sama sekali. aku hanya membaca novel dan menonton film."

"oh. apakah pria itu mendapatkan wanitanya?" tanya sunghoon penasaran. jungwon mengangguk semangat.

"tentu saja. dan mereka berciuman setelah wanita itu menerimanya." jawab jungwon sembari menyatukan kedua tangannya. membayangkan adegan itu sekali lagi. adegan yang sangat menyentuh hatinya sebagai orang yang menyukai genre romantis.

"wow. oke, akan aku lakukan. bisakah kita memulainya?" pinta sunghoon. jungwon berdehem pelan. meminta maaf karena sudah membuat sunghoon menunggu lama.

"oke, kakak bisa memulai latihannya."

sunghoon menjilat bibir bawahnya dan menyodorkan buket bunga yang baru saja dibelinya, serta boneka beruang putih yang memiliki pita berwarna biru di kepalanya. sunghoon mengambil napas panjang dan mengatakan, "aku mencintaimu. sejak pertama kali bertemu, aku selalu memikirkanmu. mungkin ini sudah terlambat karena aku pengecut. tapi hari ini aku yakin, untuk memintamu menjadi kekasihku. apa kau mau menjadi teman hidupku?"

jungwon meneteskan air mata. ia terdiam. ia menahan napasnya. karena ia menatap kedua mata sunghoon dan menemukan perasaan yang sangat tulus di sana. sunghoon benar-benar menyukai orang yang disukainya. sunghoon benar-benar meminta orang itu untuk menjadi kekasihnya, bahkan terdengar seperti melamarnya. dan jungwon merasakan sakit hati yang luar biasa. dadanya sesak. nyeri sekali.

"jungwon, kenapa kau menangis?" jungwon tersadar dari lamunannya sendiri. ia menghapus air mata di kedua pipinya dan tertawa pelan.

"ma-maaf kak. aku adalah orang itu, benar? aku yakin dia akan menerima kakak. mengambil bunga dan bonekanya serta menyerukan iya dengan terharu." jawab jungwon sembari mengambil bunga dan bonekanya. mempraktekkan apa yang diucapkannya.

sunghoon memandangnya dengan intens. seperti menunggunya.

oh, iya. jungwon harus mempraktekkan juga untuk berseru iya.

"iya. aku mau jadi kekasihmu. aku mau menjadi teman hidupmu." jungwon melihat sunghoon yang bernapas lega. jungwon mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdegup sangat kencang. rasa sakit ngilu setiap jantungnya berdetak.

jungwon menggenggam erat buket bunga dan bonekanya dengan erat karena sunghoon tiba-tiba saja menciumnya. tidak hanya sekedar menempelkan bibirnya, namun melumat bibir atasnya. menggigitnya pelan. dan menghisapnya.

"aku sangat mencintaimu, jungwon." bisik sunghoon setelah melepaskan ciumannya.

jungwon mengerjapkan kedua matanya. ia bingung. ia tidak paham dengan situasinya. bukankah sunghoon baru saja latihan untuk menyatakan perasaannya pada orang yang disukainya? lalu kenapa menciumnya setelah jungwon mengambil barang pemberian sunghoon dan menyerukan iya?

"iya, orang yang kusayangi adalah jungwon." sahut sunghoon yang paham dengan jungwon yang terlihat bingung.

sunghoon mendekat. memeluk tubuhnya. mengecup keningnya.

"apakah jungwon hanya latihan menjawab iya, atau itu tulus dari hatimu?" bisik sunghoon. jungwon menangis dan memeluk tubuh sunghoon dengan erat.

"a-aku juga sayang sama ka-kakak. a-aku cemburu ke-ketika kakak mau me-menyatakan perasaannya pada o-orang lain." jujur jungwon. isakannya semakin keras, namun ia menangis dengan perasaan bahagia. sunghoon hanya tertawa gugup dan meminta maaf.

© kumiko m.

a ragged book (sungwon)Onde histórias criam vida. Descubra agora