Chap 25

1.4K 333 145
                                    

1 jam yang lalu...

"Aku mengikuti Haechan,"

"What?"

Pekikan serempak pemuda itu sudah seperti paduan suara di telinga Taeyong.

"Hyung, Haechan sudah meninggal, kita semua menghadiri acara pemakamannya bukan?" Hendery menatap Taeyong tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh orang yang lebih tua darinya itu.

"Haechan belum meninggal, aku melihatnya sendiri dengan mata kepalaku dia mengendarai motornya di perumahan Moonwalk. Lalu kemudian dia masuk ke dalam salah satu rumah di sana," Jelas Taeyong yang membuat teman-temannya menatapnya dengan tatapan berbeda-beda.

"Kau mungkin salah lihat hyung," Jaehyun mencoba memberi pengertian kepada hyungnya itu.

"Tidak Jae, aku sangat mengenal anggota NCT. Aku sangat tau bagaimana kalian semua," Taeyong masih keukeuh dengan apa yang dia ucapkan.

"Mungkin dia hanya mirip Yong," Yuta yang semula diam juga memberikan pengertian kepada Taeyong tapi Taeyong malah menggeleng keras.

"Tidak, dia Haechan. Bukan hanya wajah dan postur tubuh, tingkah lakunya juga sama persis. Itu Haechan, aku sangat teramat yakin," Ujar Taeyong tidak mau mendengarkan pengertian teman-temannya.

"Tapi hyung, Haechan sudah meninggal 2 bulan lalu. Bagaimana bisa dia ada di sini?" Tanya Shotaro yang membuat Taeyong menatapnya.

"Drama, ini semua pasti hanya drama yang dimainkannya. Aku yakin dia dalangnya," Taeyong mengepalkan tangannya meluapkan kekesalan.

"Jika memang itu Haechan hyung, kenapa hyung tidak membawanya kemari?" Tanya Jisung yang membuat Taeyong menatap malas pada Jisung.

"Aku tidak segila itu menarik orang yang masuk ke perumahan elit dengan penjagaan bak kantor polisi," Benar juga siapa yang mau melakukan keributan di perumahan elit seperti itu? Jika ada mungkin orang itu memang mencari perkara.

"Memangnya hyung melihat orang itu dimana? Beri tahu alamat lengkapnya, agar kita bisa menyelidikinya," Ujar Jaehyun yang membuat Taeyong menaikkan sebelah alisnya guna berpikir.

"Perumahan Moonwalk di jalan Punch nomor 119," Ucap Taeyong seingatnya.

Chenle yang mendengar itu mengernyitkan dahinya, alamatnya tidak asing. Sepertinya dia tau itu rumah siapa.

"Bukankah itu rumahmu- loh kemana dia?" Chenle menolehkan kepalanya ke segala arah guna mencari sosok pemuda yang tiba-tiba menghilang dari sampingnya.

"Apa Chenle-ya? Rumah siapa?" Tanya Hendery menatap Chenle bingung.

"Rumah itu punya dia, dia tadi di sampingku tapi sekarang tidak ada," Taeyong menatap satu persatu temannya guna mencari siapa yang menghilang.

"Dimana-"

Brak

"Merindukanku?"

"Haechan/Haechan hyung?!"

Pemuda berkulit Tan berdiri menjulang di depan pintu rumah Hendery. Senyuman manis terlukis indah di wajah tampannya. Tangan kanannya memegang sebuah belati.

"Bukankah kau sudah-"

"Benarkan ucapanku?"

"Hyungie aku merindukanmu,"

"Haechan itu sungguh kau?"

"Bagaimana bisa?"

"Berisik!"

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

"Bawa mereka ke rumahku!" Pemuda itu melenggang dengan santai meninggalkan ruangan itu tanpa rasa bersalah setelah memukul sampai pingsan 5 orang pemuda lainnya.

"Biwi miriki ki rimihki! Entah apa pulak kita patuh sama bocah itu," Sungut pemuda bersurai merah itu kesal.

"Aku juga tidak tau. Sudahlah lebih baik kita bawa mereka sebelum dia membunuh kita," Pemuda bersurai blonde itu mencoba mengangkat tubuh Taeyong.


































.

"Taeyong/Taeyong hyung!?"

"Hendery? Chenle? Jaehyun? Shotaro?Jisung? Yak! Kalian apakan mereka hah?!" Wajah Doyoung memerah tanda dia sedang dalam puncak amarah saat melihat teman-temannya terbaring tak sadarkan diri.

Hendery, Chenle berada di jangkauan paling jauh dari Doyoung, Winwin dan Taeil, sedangkan Taeyong dan Jisung berada paling dekat dengan mereka. Kondisi mereka saat ini sedang tak sadarkan diri, tubuh mereka tergeletak begitu saja di atas ubin lantai yang dingin.

"Hanya sedikit pukulan untuk membuat mereka tidur," Ujar pemuda tan itu memainkan belatinya, di belakangnya berdiri 2 orang yang menatapnya malas.

"Kau benar masih hidup rupanya," Desis Doyoung yang mendapat tatapan mencemooh dari Haechan.

"Katanya detektif kok baru tau?" Haechan menatap remeh yang membuat pemuda kelinci itu semakin naik pitam.

Sedang kedua pemuda yang terikat di depannya menatap Doyoung terkejut. Apa tadi kata Haechan? Detektif? Sebuah fakta yang baru yang cukup mengejutkan mereka.

"Sialan kau Lee Donghyuck! Ternyata kau dalang dari semua ini?!" Teriak Doyoung menghentakkan tubuhnya membuat kursi yang di duduknya bergoyang.

Haechan menatap Doyoung dengan tatapan mencemooh. Kedua pemuda di belakangnya terlihat menahan tawa.

"Bukan," Lirih Winwin yang membuat Taeil dan Doyoung menoleh ke arah Winwin bingung.

Apa maksudnya bukan? Jelas-jelas Haechan lah yang menjadi dalang dari semua yang terjadi, buktinya Yuta dan Renjun yang kini tengah berdiri di belakangnya. Apakah itu kurang membuktikan jikalau Haechan lah dalangnya?

"Jelaskan pada mereka anak ayamku tersayang," Seru Yuta yang membuat Winwin menatap Taeil dan Doyoung dengan tatapan penuh arti.

"Bukan Haechan dalangnya, bukan juga Yuta hyung ataupun Renjun, mereka hanya kaki tangan. Dalang yang sebenarnya mencari antek-antek untuk mempermudah misinya, alasan mereka ikut adalah kematian Hansol hyung. Aku, Taeil hyung dan Taeyong hyung adalah target utama. Dan untuk dalang sebenarnya adalah-"

"Hahahahahahaha!" Sebuah tawa pecah tepat di dekat mereka.

"Membicarakanku eoh?" Pemuda yang tengah terlentang menatap mereka sambil menyeringai.









































"Park Jisung?"
.

Tbc

Karena gw birthday jadi double up yuhu~~

Makasih ucapannya gaes😭
Wish gw untuk kali ini semoga kalian bahagia selalu, sehat selalu tanpa kurang suatu apapun😁

Jadi gaes, gimana kalian seneng pelakunya terungkap?

⚠Typo bertebaran⚠

11 Mei 2021

Secret Killer | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang