2. Menjauh

57 3 0
                                    

Safana tengah melakukan perjalanan ke daerah Purwokerto. Dia berencana untuk tinggal di sana. Aslinya Revan dan Andini memintanya ikut ke Surabaya tapi Safa menolak.

Revan dan Andini langsung pindah ke Surabaya setelah proses perceraian antara Andini dan Rudi telah selesai sebulan yang lalu. Sementara Safa memilih masih di Jakarta sampai kontrak kerjanya habis. Safa bekerja sebagai guru TK di salah satu sekolah TK Swasta cukup ternama di Jakarta.

Safa mendesah, dia sedikit memijit keningnya. Sungguh dia tak mengerti kenapa takdir hidupnya serumit ini. Tiga bulan yang lalu, dia sudah mengikhaskan hubungannya dengan Dimas. Bahkan dia sampai memblokir semua hal yang berhubungan dengan Dimas. Tetapi entah kesialan atau apa, Dimas masih mengganggunya.

Safa berpikir dengan menerima cinta Fandi yang sejak dulu memang mencintai Safa dalam diam, akan menghentikan tingkah Dimas. Namun  ternyata tidak. Dimas masih terus mengejarnya tanpa lelah. Bahkan beberapa kali, Rudi sampai turun tangan dan mengancam Safa. Mengatakan banyak hal buruk tentang Safa di depan banyak orang juga. Bersyukur ada Fandi yang membelanya bahkan karena Fandi pula, semua yang dituduhkan oleh Rudi bisa dipatahkan. Keadaan kini berbalik bukannya menjatuhkan Safa, justru Rudi malah mengumbar aib anaknya sendiri yang sama-sama bekerja dengan Safa. Karena saking malunya, Mariana sampai resign.

Safa sedikit bernapas lega setelah menerima cinta Fandi. Bersama Fandi, Safa berharap mulai menata hati dan melupakan Dimas. Namun, impian Safa musnah begitu saja karena ulah Fandi.

Safa sungguh tak menyangka Fandi yang ia kira begitu tulus ternyata sangat picik. Safa merasa sedih, baik Dimas ataupun Fandi ternyata sama saja. Dimas brengsek dan mengincar harta warisan kedua orang tua Safa. Sedangkan Fandi tak kalah brengsek. Entah apa yang ada di pikiran Fandi saat dia menjebak Safa. Cintakah? Ego? Atau napsu? Safa tidak tahu.

Safa ingin sekali bunuh diri jika ingat apa yang telah dilakukan Fandi pada dirinya. Kini Safa merasa seperti manusia kotor dan tak berharga. Safa malu, sangat malu tetapi dengan bunuh diri malah hanya akan menambah dosanya.

Bersyukur Safa masih memiliki Tuhan. Safa juga tidak mau membuat kedua orang tuanya tersiksa di akhirat nanti. Biarlah Safa menanggung semua sendiri meski dia tak yakin apakah dia mampu bertahan atau tidak.

"Semoga semua baik-baik saja, semoga Engkau masih sayang padaku ya Allah."

Tak terasa air mata Safa menetes. Dia sangat rindu pada Revan maupun Andini. Tetapi untuk menghubungi mereka, Safa malu. Safa tidak mau kedua orang yang paling dia sayangi, sedih dan malu mengetahui apa yang sudah terjadi pada diri Safa. Karena itu, Safa memilih menghilang dari kehidupan keluarganya.

Safa mendesah lalu menyusut air matanya dengan tissue. Safa mencoba tegar.

Demi mengatasi kebosanan selama perjalanan, Safa melihat-lihat sosial media miliknya termasuk ig. Safa tersenyum melihat potret keluarga bahagia milik para sahabatnya. Salah satunya Desty yang sudah mulai move on dari mantan suaminya dan kini sedang membuka hati untuk pria baru. Selain potret keluarga baru Desty, Safa juga melihat potret keluarga sahabatnya yang lain, siapa lagi kalau bukan si dingin bin jutek alias Tiara.

Safa tak bisa tidak tertawa melihat akun ig Tiara yang penuh dengan foto-fotonya bersama anak dan suami. Tiara yang biasanya cuek dan dingin serta jarang tersenyum terlihat bahagia sekali pada setiap postingan yang dia unggah.

"Alhamdulillah kamu akhirnya jatuh cinta juga, Tiara. Aku seneng lihat kamu bahagia."

Safa mendesah pasrah, kalau boleh dia juga ingin meminta pada Tuhan agar kelak diberi rumah tanga yang bahagia seperti Tiara walau dia sendiri sanksi apa iya ada lelaki yang mau menerima Safa apa adanya.

12. Muara Cinta SafanaUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum