Di sebuah kamar dengan nuansa merah muda hanya lah ada keheningan dengan seorang wanita cantik yang sedang menangis di dalam baringan nya
"Kenapa keadaan selalu mempermainkan ku ya alloh."ucap putri dalam isak tangis nya
"Apa aku memang belum pantas menerima cinta dari seorang lelaki yang akan menjadi pendamping hidupku dan pengganti ayah ku."ucap putri lagi
Air mata terus mengalir dari mata indah itu seperti tak ingin berhenti sampai sang pemilik mata itu tertidur dengan air matanya
***
Pagi hari datang mentari pun sudah terbit dari timur sana,namun seorang pria tampan masih anteng dengan tidur nya dengan igauan yang terus terucap
"Sayang kamu salah paham,dengerin aku dulu."ucap hari dalam igauan nya itu lah yang hari ucapkan di sela sela terlelap nya
Di bawah bunda pun sedang menata sarapan di meja makan dan tak lama ayah dan meli pun datang
"Pagi bun."sapa ayah dan juga meli
"Pagi juga yah de."sapa balik bunda
"Abang mana bun."tanya meli
"Belum bangun kayanya, kamu bangunin gih suruh makan."ucap bunda
"Ya udah bun aku bangunin abang dulu ya."ucap meli sambil menyimpan tas nya lalu dia berlalu menaiki anak tangga untuk sampai di kamar abang nya
Setelah sampai lantai atas meli pun masuk ke kamar hari dengan hari yang terus mengigau
"Ya alloh sakit rasanya melihat bang hari kaya gini,jangan kau ambil kembali kebahagiaan nya ya alloh."ucap meli sambil menatap hari dengan sendu lalu dia pun menghampiri hari
"Abang,bangun yu."ucap meli sambil menatap hari namun belum ada sautan
"Abang."panggil meli lagi
"Putri."ucap hari reflek langsung duduk dan meli pun langsung berhambur memeluk hari
"Ini ade,bukan kak putri."ucap meli sambil sambil menahan tangis nya
"Maaf ya abang ngga tau."ucap hari sambil tersenyum hambar
"Nanti ade bicara sama kak putri ya ade bantu jelasin ke kak putri."ucap meli sambil menatap mata hari dalam dalam
"Ngga usah de biarin aja,kasih waktu buat dia nenangin diri."ucap hari
"Ade tau bang hati abang sangat sangat hancur saat kak putri salah paham kaya gini ade tau itu."ucap meli dalam hati
"Makan yu abang dari kemarin belum makan loh."ucap meli
"Abang ngga lapar de."ucap hari
"Tapi kan harus makan."ucap meli
"Abang mohon jangan maksa,abang ngga lapar."ucap hari
"Nanti abang sakit."ucap meli dengan ke khawatiran nya
"Abang ngga akan sakit ko lagian semalam abang udan makan nasi goreng yang kak putri kasih kemarin."ucap hari
"Tapi nanti makan ya."ucap meli dan hari pun hanya mengangguk.
"Ya udah ade ke bawah dulu ya."ucap meli sambil bangkit dari duduk nya lalu membalikkan badan dan dia pun menangis dalam diam melihat keadaan abang nya saat ini,masih dengan baju kantor yang kemarin dengan keadaan yang acak acakan
"Ade kamu nangis."tanya hari karena melihat punggung meli bergetar bukan nya menjawab meli malah lari meninggalkan kamar dan turun ke bawah
Setelah sampai bawah meli langsung memeluk ayah nya dengan air mata yang sudah sangat deras mengalir

YOU ARE READING
Malaikat Cintaku
General FictionKisah ini dimulai dari kisah seorang pria tampan yang harus merelakan cintanya untuk orang lain dan hal itu mampu membuat hati nya hancur. apalagi orang yang dia cintai mencintai orang lain padahal selama ini hubungan mereka baik baik aja sehingga s...