Chapter 12

3.4K 353 44
                                    

Kei menggerang dalam tidur, perlahan ia mengerjapkan mata lalu menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Kei melirik ke jam di nakas, pukul 8 malam. Berati ia tertidur selama 6 jam. Kenapa Xavier tak membangunkannya untuk makan malam?

Tidak tau saja, obat dan cairan serta nutrisi sudah masuk ke dalam tubuhnya melalui suntikan. Xavier memang menyuruh suster pribadi Kei untuk menyuntikan obat dan cairan, karena dokter Yuda sedang ada operasi darurat.

Kei lalu bangun dan beranjak untuk cuci muka terlebih dahulu. Lalu turun untuk ke lantai bawah. Setelah sampai di bawah, kok rame-rame? Ada Agam dan yang lain. Oh? Mbaknya pun sudah pulang.

"Mbak Anna?!" ucap Kei senang.

Mereka semua menoleh ke arah sumber suara, Anna tersenyum lalu merentangkan tangannya minta peluk.

"Ututu~ Baru bangun, sini bayiku." ucapnya sambil sedikit memonyongkan bibirnya. Kei menunjukan senyum kotak, ia lalu berlari kecil memeluk Anna. Xavier tersenyum melihat senyum khas sang adik.

"Mbak kapan pulang?" tanyanya di dekapan Anna.

Anna mengusap surai anak itu. "Pas adek lagi bobok." jawabnya.

Anna lalu membawa anak itu duduk disamping Xavier lalu menatap sang kakak yang juga tengah menatapnya.

"Kak Vier, kenapa Kei disuntik? Kei bisa makan sama minum obat sendiri, gak perlu suntik-suntik."

Xavier bersmirk. "Kenapa? Lo lagi tidur, mana bisa minum obat apalagi makan." jawabnya.

"Kan bisa dibangunin." ucapnya. "Gak bisa." jawab Xavier acuh.

Kei memandang sang kakak kesal, ia lalu kembali menatap Anna. Matanya berbinar cerah melihat segerobag oleh-oleh dari Anna. "Mbak, itu buat siapa?"

"Buat adek dong." jawab Anna.

Kei langsung melihat apa yang di bawa Anna untuknya, itu semua adalah pakaian, sepatu, dan baju. Padahal baju Kei banyak. Dari yang masih baru, atau baru sekali pakai, bahkan di walk in closet dan lemari masih penuh dengan baju baru yang masih ada label harga.

"Boleh kali bagi 1 sepatunya." ucap Ifan. "Tuh yang adidas daun tiga." lanjutnya sambil sesekali melirik sepatu Adidas berwarna putih itu.

Kenan mengangguk. "Hoodie nya satu bagi kek, tuh yang merek sultan. Apa itu? Gucci? Gucci Gucci damdam Gucci Gucci damdam."

Anna mendengus. "Lidah lo keseleo, dan diem."

Kei dan yang lain terkekeh sedangkan Ifan dan Kenan mendengus tak suka. Apa salahnya berusaha untuk mendapatkan barang mewah gratis? Tak ada salahnya, hanya saja mereka tak tau diri.

Xavier tersenyum tipis memperhatikan Kei, senyum yang hanya ia berikan untuk sang adik. Entah kenapa, melihat Kei terbangun dari tidurnya membuat hatinya lega. Katakan ia orang yang sangat parnoan, takut sekali Kei akan meninggalkannya. Bahkan ketikan anak itu tertidur.

•••

"Nanti dijemput sama mang Jajang, gue ada kelas sampe jam 7 malem. Lo jangan lupa makan." Kei mengangguk. "Kakak juga." Xavier tersenyum lalu mengangguk.

"Sana masuk." Kei lalu mencium punggung tangan sang kakak, Xavier juga mengusak rambut adiknya. Setelahnya Kei memasuki area sekolah, ia langsung menjalankan mobilnya setelah Kei benar-benar masuk.

Sibling'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang