Bagian 71

88 6 0
                                    

Cuaca yang tampak tidak sedang mendukung membuat Alaia, Alex dan Alexa harus pulang. Alex tak mau putrinya mendadak sakit lagi hanya karena dia membiarkan putrinya terlalu lama di luar.

Alex dan Alexa masih mengobrol sampai di depan pintu. Hanya obrolan sederhana antara ayah dan anak yang terkadang bahkan Alaia tidak mengerti.

Pintu terbuka, menampakkan William yang berjalan menghampiri Alexa. Alexa berteriak kencang ketika pamannya itu datang menyambar tubuhnya, lalu memeluknya.

Alex yang berada di belakangnya hanya bisa terdiam sembari memberikan senyuman. Mendengar suara gaduh, membuat Alaric dan Josette mau tidak mau harus mendatangi kegaduhan yang berasal dari ruang tamu.

"Aku akan segera kembali." ujar Alaia sesaat berpisah dengan Alex. Alaia masuk ke dalam kamar. Diikuti Josette yang mengekorinya. Kehadiran ibunya, mengagetkan Alaia.

Josette menutup pintu kamar Alaia sembari memasang wajah aneh. Alaia yang tidak mengerti, hanya bisa memperhatikan sang Ibu dengan tatapan datar.

"Aku tahu apa yang kau pikirkan, Mom," ujar Alaia sembari menutup tirai untuk berganti baju. Josette mulai menggodanya. Ia tahu sebenarnya ini adalah hal yang wajar. Namun rasanya, dia seperti melihat anak perempuannya sedang menjalani kencan pertamanya. Alex bukanlah orang pertama yang ada di hidup Alaia. namun Alex adalah orang pertama dan terakhir yang selalu ada untuk Alaia.

"Ceritakan apa yang kalian lakukan hari ini?" Josette begitu penasaran, sampai membuat Alaia terkejut. Alaia hanya tertawa menanggapi keingin tahuan ibunya itu. tak banyak yang harus dia ceritakan. Semuanya, hanya kegiatan menghabiskan waktu bersama Alexa.

"Tak ada rencana untuk nanti malam?" tanya Josette.

"Tidak ada, Mom. Aku harus mempersiapkan pakaian Alexa,"

"Aku bisa menyiapkannya.." Alaia menoleh, memandang ibunya datar. Ia menggeleng kepalanya dengan keras. Ia tahu, dia harus banyak menghabiskan waktu dengan Alex.

Tapi, tidak dengan mereka yang masih tidak tinggal serumah. Semuanya masih serba terbatas, dan Alaia masih menyadari batasan itu akan selalu ada.

Alaia dan Josette keluar kamar tanpa mengeluarkan perbincangan apapun. Alaia memanggil Alexa untuk segera berganti pakaian dan memintanya untuk segera mandi.

Alaia membiarkan para pria berbincang, sedangkan Josette menyiapkan makanan untuk makan malam.

"Dad, Will," suara Alex pun akhirnya terdengar.

William dan Alaric segera memandang Alex. Alex memandang kedua wajah pria yang ada di kanan dan kirinya itu satu persatu. Ia sedang memikirkan sesuatu hal untuk dirinya dan juga Alaia.

Dan mungkin, hal itu bisa terwujud jika dia membicarakannya dengan anggota keluarganya yang lain. Alaric adalah yang terpenting. Dia tak bisa melakukannya tanpa bantuan Alaric.

"Alex, kau sebaiknya segera bicara sebelum Alaia datang."

Alex memincingkan matanya, sembari memandang William. "Bagaimana kau tahu aku akan membahas Alaia?" tanya Alex sembari menunjukkan telunjuknya ke hadapan Alex. William hanya meninggakan bahunya sembari melemparkan pandangannya ke arah Alaric.

Alex mulai berbicara. Ia memberitahu rencana apa yang sedang ia lakukan untuk Alaia. dia membutuhkan dukungan semua orang. Alex ingin mengajak Alaia untuk tinggal bersama nya lagi. Alex akan memakai rumah yang sempat mereka pesan beberapa tahun lalu. Dan ingin memulai kehidupan yang baru dengan Alaia. Alex terus berbicara, tanpa adanya jeda, yang di mana ini bukanlah tipikal Alex. Namun, jika dia mulai bersemangat, inilah yang terjadi.

When I'm Gone (Completed) | Love SeriesWhere stories live. Discover now