Bagian 15

231 15 0
                                    

"Pahit Dan Manisnya Reuni Kakak-Adik"

"Apakah di sini cocok? Atau aku perlu memindahkan lagi di belakang?"

"Di belakang saja Dan. Oh, dan pot bunga ini kau bisa letakkan di ujung. Kita bisa menjualnya lagi. Pasti banyak yang membutuhkannya nanti," Alaia membawa beberapa tangkai bunga mawar, sembari mengarahkan kepada Daniel untuk menempatkan beberapa koleksi bunga yang masih harus di simpan di belakang. Alaia sangat sibuk. Hampir setengah hari dia belum menyandarkan dirinya.

"Alaia, bisakah kau kemari? Aku membutuhkan tanda tanganmu," Sally menyeru dari balik tirai, ketika Alaia sedang meletakkan bunga mawar bermacam-macam warna. "Ya, tunggu sebentar," Alaia membalikkan badannya, segera menghampiri Sally yang sedang berada di depan pintu toko. Terlihat satu kurir berdiri di hadapan Sally. Menyodorkan beberapa nota untuk Alaia.

"Berapa semuanya?" bisik Sally mendekatkan tubuhnya di samping Alaia ketika wanita itu sedang menandatangi kertas nota berjumlah tiga lembar itu.

"Sudah, terima kasih," Alaia memberikan kertas nota ke hadapan kurir kembali. Mengembangkan senyumannya.

Alaia dan Sally masih berdiri di depan toko. Saling memandang satu sama lain, lalu memberikan senyuman. Sally kemudia memeluknya dengan gembira. Ia mengelus punggung Alaia. Keduanya di rundung rasa bahagia yang luar biasa. Alaia tidak menyangka dia benar-benar akan melakukannya. Sally dan Daniel sungguh baik padanya. Merelakan perpindahan demi dirinya, tidak akan mudah pastinya.

"Terima kasih telah mendampingiku di sini. Aku tidak tahu jika tidak ada kalian,"

"Oh, jangan begitu. Kami lah yang berterima kasih. Kalau kau tidak membawa kami. Apa jadinya aku dan Daniel. Dengar, aku tidak mau kembali ke kantor lama Richard. Aku tidak mau bertemu lagi dengan Gillan," bisik Sally. Alaia menarik senyuman di pojok bibirnya. Nada bicara Sally membuatnya tertawa.

Alaia tidak akan memisahkan pasangan itu. Sally dan Daniel akan merencanakan pertunangan mereka. Sally tidak akan mungkin kembali ke kantor lama Richard, karena dia tidak ingin bertemu dengan mantan kekasih super mengerikannya itu.

Alaia tahu, bagaimana Gillan memperlakukan Sally saat itu. Beruntung, seorang Daniel Henderson menyelamatkan hidup Sally Johson. Well-mungkin hanya sebatas itulah Alaia mengetahui kehidupan keduanya. Yang Alaia tahu adalah, mereka saling mencintainya, dan merasa berdosa bagi dirinya jika memisahkan dua sejoli itu.

"Kau tidak sungguh-sungguh tentang hal itu, kan?"

"Hal yang mana? Kembali ke kantor Richard atau kembali ke dalam pelukan Gillan?" Alaia mengangkat kedua alisnya, "Dua-duanya," jawab Sally, lalu membalikkan badannya, bersama dengan Alaia, mereka berjalan masuk ke dalam toko, melanjutkan perkataan mereka di depan tempat pembayaran.

"Well-aku memang tidak ingin kembali ke kantor itu. Aku tidak lagi tertarik dengan dunia perkantoran. Membosankan,"

Mata Alaia melembar. "Tapi kau bertemu Daniel di sana, Sally." Pungkas Alaia sembari kembali memeriksa barang-barang yang akan mereka perlukan. Wanita berambut ikal itu tertawa kecil, sembarimenatap layar komputernya, ia mengangguk kepalanya, menyetujui perkataan Alaia. Alaia mendengus mendengar Sally tertawa.

Bukankah dia harusnya menjawab atau menanggapi pernyataannya itu? Sally terdiam sesaat dia tertawa. Lalu meringkus badannya, tidak memperlihatkan wajahnya di hadapan Alaia lagi.

"Aku bertemu dengan Daniel sebelum dia bekerja di kantor,"

"Tunggu, mengapa aku baru mengetahui hal ini? Aku pikir kalian sudah saling kenal sebelum-"

When I'm Gone (Completed) | Love SeriesWhere stories live. Discover now