29. Selipan: Buah Hati

2.1K 128 19
                                    

Ketika putra mahkota berumur lima tahun dia baru mengerti kalau pada saat dia diangkat tahun itu, para pangeran di luar istana curiga ada kekacauan di dalam istana, kematian baginda raja tidak jelas, statusnya sebagai putra mahkota juga tidak jelas keberadaannya. Tetapi dia sendiri muncul juga akibat ketidakadilan, dikarenakan permaisuri tidak mempunyai keturunan putra, maka asal memilih seorang pangeran yang usianya paling kecil untuk dijadikan putra mahkota.

Inilah keberuntungan yang dia peroleh.

Ketika berumur lima tahun, dia jadi mengerti kebenarannya.

Jangan berusaha, jangan merebut, jangan mengambil paksa, jangan berpikir.

Kalau permaisuri menyuruhnya jalankan, maka dia akan jalankan, kalau menyuruhnya berhenti, maka dia akan berhenti.

Badan putra mahkota sakit-sakitan, memakan obat lebih banyak daripada memakan makanan. Permaisuri menghukumnya dengan menyuruhnya memegang mangkuk obat, berdiri di depan pintu istana semalaman, tidak berani bergerak tidak mampu bergerak, waktu itu dia hanya berumur tidak lebih dari tujuh tahun. Dia suka burung, tetapi burungnya mati, dia benci berpisah dengan ikannya, tetapi sejak umur tujuh sampai enam belas tahun, tidak pernah lagi melihat seekor ikanpun. Hidup matinya, bahkan nyawa kecilnya ini semuanya berada di tangan wanita yang menamakan dirinya Ibunda Raja.

Sedikit demi sedikit dia tidak lagi benci berpisah dengan segala sesuatu yang bernyawa.

Sampai ketika dia melihat lukisan dirinya.

Putri keluarga Cui dari Qinghe, Shi Yi.

Perawakannya lembut, sebenarnya hanya begitu saja. Kedua kasim yang ada di kedua sisinya, menundukkan badannya dan berkata dengan suara rendah: "Yang mulia, ini adalah permaisuri putra mahkota." Dia melihat ke arah lukisan anak perempuan yang tidak lebih dari sepuluh tahun, yang sedang melukis dengan kuas.

Dia, adalah satu-satunya benda yang dihadiahkan kepadanya.

Perasaannya gembiranya seperti hendak meledak tetapi tidak berani menunjukkannya.

Sejak hari itu, setiap bulan akan menerima lukisan dirinya, Shi Yi yang sedang melukis dengan kuas. Shi Yi yang tidak bisa bicara, hanya suka melukis, membaca segala jenis buku, dia jadi sangat tertarik dengannya. Melukis, hanya mau melukis bunga lotus, bunga lotus? Apa bagusnya bunga lotus? Tetapi pemikiran anak perempuan, dia tidak mengerti, juga tidak perlu mengerti.

Tetapi, lukisan bunga lotusnya memang sangat bagus.

Setiap kali dia mencoba meniru lukisannya, tetap tidak bisa menangkap inti sarinya.

Shi Yi, Shiyi (sebelas).

Diantara para murid di kediaman pangeran Xiao Nanchen, dia berada di urutan ke sebelas. Pada umur tujuh tahun masuk ke kediaman pangeran dia diganggu, karena tidak bisa berbicara jadi harus terus mengalah. Belakangan jadi suka menyembunyikan diri di bangunan perpustakaan, sepanjang hari tidak kelihatan jejaknya. Apakah sama seperti dirinya sendiri, tidak suka berhubungan dengan orang-orang? Tidak mengapa, nanti kamu akan menjadi wanita yang paling berkuasa di istana, kamu tidak suka berhubungan dengan orang-orang, cukup kita berdua saja. Saya pasti tidak akan mengganggumu.

Setelah lewat beberapa tahun, umur semakin dewasa semakin besar, dia sudah menjadi murid yang sangat dilindungi oleh para saudara seperguruannya, dan menjadi kesayangan pangeran Xiao Nanchen.

Dia mengoleksi semua teh terkenal yang ada dibawah langit, juga karya musik opera-opera lama dari berbagai dinasti untuknya.

Diantara pangeran Xiao Nanchen dan permaisuri putra mahkota, hubungannya jadi tidak jelas dan patut dipertanyakan.

Forever and Ever / One and OnlyWhere stories live. Discover now