🌹| DREAM

1.1K 271 6
                                    

"Ngomong-ngomong, laki-laki yang kemarin tampan juga, ya," ujar Mika sambil meminum kotak susunya.

(Name) menaikkan sebelah alisnya bingung dengan pernyataan Mika. Tidak biasanya sahabatnya ini membicarakan laki-laki. (Name) agak kaget mendengarnya langsung dari bibir Mika.

"Dia... lumayan," komentar (Name) namun entah kenapa dia tidak mengatakan hal yang jujur.

Mika yang bisa membaca kebohongan (Name) itu menatap gadis rambut (hair color) dengan tatapan curiga. "Jangan-jangan (Name)-chan jatuh cinta pandangan pertama, ya?!" tebak Mika dan kedua matanya berkilau senang.

(Name) menggelengkan kepalanya cepat dan wajahnya terlihat panik dengan perkataan Mika. Bagaimana dia bisa menyimpulkan hal yang tidak masuk akal itu?

"Jatuh cinta pandangan pertama? Tidak mungkin, Mika. Aku yakin jika kau bertanya pada gadis lainnya jawaban mereka pasti ingin bersama dengan Miya-san," jelas (Name).

Sebelum Mika protes, suara bel masuk membuat waktu istirahat mereka selesai. Keduanya segera pergi ke kelas sebelum terlambat bersama Mika yang berjalan di sampingnya.

"Nee, (Name)-chan kalau suka dengan Miya-kun bilang saja! Kita bisa menemui dia lagi di sana."

(Name) tidak tahu harus merespon apa atas tawaran Mika ini. Sebagian dalam hatinya ingin menolak namun dia ingin menemuinya juga. (Name) menghela nafasnya lalu mengangguk dan Mika tersenyum melihatnya.

(Name) menatap rumah kusam dengan aura angker itu. Kenapa dia malah kembali lagi ke tempat ini? Dia seharusnya langsung pergi ke rumah setelah pergi berbelanja suruhan ibunya. Namun di sinilah dia berada. Menunggu sesuatu di depan pintu gerbang rumah besar.

"(Last Name)-chan?"

Badan (Name) terperanjat mendengar suara yang terdengar familiar di telinganya. Membalikkan badannya, dia melihat Atsumu yang memakai kaos lengan pendek dan celana panjang. Ada topi di atas rambut pasir lembutnya.

"Halo, Miya-san," sapa balik (Name) mencoba tersenyum. Rasanya sangat malu ditangkap basah oleh Atsumu tengah berdiri tepat di depan gerbang.

"(Last Name)-chan butuh sesuatu? Aku melihatmu dari jauh berdiri terus di sana," tanya Atsumu yang masih memasang senyumannya.

"O-oh tidak. Aku hanya ingin..." (Name) panik karena dia tidak tahu harus menjawab apa. Alasan apa yang bisa dia gunakan?

"...ingin bertemu dengan Miya-san," gumam (Name) lalu dia menggelengkan kepalanya dengan wajah memerah. "M-maksudku! Aku ingin tahu kenapa rumah ini belum direnovasi?"

Atsumu menganggukkan kepalanya mengerti lalu kedua tangannya dia letakkan di sisi pinggangnya. "Sebenarnya, rumah ini banyak kenangan. Jadi aku memutuskan untuk tidak merenovasinya. Meski, yah.. bisa (Last Name)-chan lihat, berantakan karena tidak aku urus. Terlalu banyak pekerjaan yang aku dilakukan."

"Begitu rupanya..."

Suasana di sekeliling mereka jadi agak canggung lalu (Name) mengeluarkan suara batuk. "Maaf sudah menganggu waktu Miya-san. Aku pergi dulu kalau begitu. Sebelumnya terima kasih, Miya-san."

Tatapan Atsumu melembut mendengarnya. "Sama-sama. Oh, kalau (Last Name)-chan ingin berbincang, pergi ke belakang rumah di sana ada rumahku," ucap Atsumu sambil menunjuk ke jalan yang menyambung ke belakang rumah.

Sepanjang jalan pulang (Name). Dadanya menghangat dan ada rasa yang menggelitik di dalam hatinya. Apa yang Mika katakan itu benar? Padahal sebelumnya (Name) tidak merasakan apa-apa sampai Mika mengeluarkan pendapatnya itu.

"Kuatkan dirimu, (Name). Aku yakin gadis lain akan memiliki perasaan yang sama kalau ada di posisiku."

(Name) membuka matanya lalu perlahan duduk dan iris (eye color)nya melihat ruangan yang asing. Dinding kamar dengan (favorite color), satu ranjang kecil dengan banyak boneka di atasnya. Namun, yang berhasil menarik perhatian (Name) adalah boneka rubah yang tengah di peluk oleh.. gadis kecil yang hampir mirip dengannya.

(Name) memiringkan kepalanya bingung. "Siapa anak itu?" gumamnya lalu berdiri.

Ketika dia sudah bisa melihat jelas wajah anak itu, gadis kecil yang sedang bermain sendiri dengan boneka itu benar-benar mirip dengan (Name) semasa kecil. Rasa takut dan bingung mulai merayap ke pikiran (Name). Seingatnya, dia tidak memiliki kamar seperti ini bahkan (Name) tidak memiliki boneka sebanyak gadis kecil ini. Sebenarnya, siapa yang dia lihat ini?

"Atsumu lihat! Bonekanya mirip denganmu!" suara ceria dari gadis kecil itu membuat seseorang yang ada di sampingnya terkekeh pelan.

Mendengar nama itu, (Name) melihat 'Atsumu' dengan pakaian rapih serba putih dan ada sayap besar nan indah di punggungnya. Dari wajahnya, dia mirip dengan Atsumu yang dia kenal namun, Atsumu di sini rambutnya berwarna kuning agak gelap.

"Benarkah? Apa yang menyamakanku dengan boneka ini hm?"

"Sama-sama nyaman dipeluk!" jawab gadis itu lalu memeluk 'Atsumu' bersama boneka rubah itu diantara mereka.

"Ada-ada saja kau ini, (Name)! Sini aku peluk lagi."

Setelah itu (Name) dipaksa bangun dan dia kembali ke kamar yang dia kenal. Segera duduk dan menenangkan jantungnya yang berdetak kencang. (Name) merasakan pipinya basah. Menyentuh bagian pipinya itu, ternyata air matanya yang mengalir.

"K-kenapa aku menangis?" (Name) memeluk dirinya sendiri lalu dia merasakan dadanya sakit. Sangat sakit.

Seakan-akan mimpi yang dia alami adalah kenangan yang dia rindukan, yang dia inginkan kembali. (Name) tidak mengerti dengan semua hal ini. Apa maksud dari mimpi itu? Siapa gadis kecil bernama (Name) itu? Apalagi lelaki bersayap bernama Atsumu yang (Name) tebak sangat menyayangi gadis kecil bernama '(Name)'.

Hal yang dia pastikan adalah dia merasa senang bisa melihat mimpi itu meski rasa sakit di dadanya belum hilang.

― to be continued




























here's the part two! the last part come next week!

𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 | M. ATSUMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang