Final

1.2K 94 15
                                    

—————Sarawat's POV

Aku masih merasakan kecemburuan ini di hatiku. Man menanyakan sampai kapan aku seperti ini. Tapi aku rasa, mungkin aku baru akan berbicara dengan Tine besok atau lusa. Aku hanya butuh waktu sendiri dulu, aku ingin mengalihkan pikiranku dengan hal lain. Masih terpatri di pikiranku mereka berpelukan, mengingatkanku bahwa wanita itu bagian penting di masa lalunya. Sangat penting. Fakta itu cukup menyakitkan bagiku, meskipun itu masa lalunya.

Tine datang menghampiriku di kantin, aku mencari alasan untuk tak bicara dulu dengannya. Tapi kata-katanya barusan sontak membuat jantungku hampir keluar dari dadaku.

"Kita putus saja."

Omong kosong apa ini. Aku menggelengkan wajahku sambil menunduk, tak percaya dengan kata-kata yang baru saja Tine ucapkan padaku.

—————Tine's POV

Hah? Apa yang baru gue ucapin sih? Ngomong apa gue barusan?

Aku tak memikirkan lagi banyaknya orang disekitarku saat ini, kata-kata itu meluncur begitu saja keluar dari mulutku.

Dia menatapku hampir sama terkejutnya denganku sendiri. Aku tak menyangka aku bisa mengeluarkan kata-kata itu sekarang. Bagaimana mungkin....

Aku melihatnya berbalik badan dan pergi meninggalkanku yang berdiri mematung di kantin dengan orang-orang yang memperhatikanku sambil sesekali berbisik.

Tak lama setelah aku melihatnya pergi, aku segera menuju toilet. Terdiam aku di dalam, masih menerka nerka hubungan kami saat ini. Apa kami benar-benar putus?

Sial...

Biasanya dia selalu menenangkanku jika moodku sedang kacau. Kali ini dia malah meninggalkanku.
Aku ingin menangis.....

Aku kembali ke kelas yang mana sudah telat beberapa menit.

"Permisi, Pak? Maaf telat. Tadi ada catatan yang tertinggal."

"Lain kali saya gak terima kamu masuk telat di jam saya, ya!"

"Baik, Pak. Terimakasih"

Aku melihat ketiga temanku yang dari tatapan mereka aku tahu mereka bertanya tanya. Pasti kejadian pagi ini mereka pun sudah dengar.

Selama jam kelas dimulai, pikiranku hanya penuh dengan Sarawat.

Berulang kali aku mengecek ponselku, tak ada chat darinya atau pun update dari sosmednya. Aku harus memastikan hubungan kami, atau entah bagaimana aku harus membatalkan yang sudah kukatakan padanya tadi.
Hah? Apa bisa?
"Aaaaaaak" aku teriak..... AKU TERIAKKK???

Seisi kelas menatapku, aku hanya berteriak di pikiranku, kenapa harus keluar dari mulutku?

Rasanya aku ingin berlari ke kamarku, berbaring dan menutup kepalaku dengan bantal.

"...... Maaf, Pak. Saya agak sakit kepala." ucapku panik.

Dosen hanya menatapku dan menggelengkan kepalanya kemudian melanjutkan materinya.

Jam kelas yang aku rasa lama itu, akhirnya selesai. Aku ingin berlari kepada kekasihku... maksudku kepada Sarawat. Aku tidak tau dia masih menganggapku kekasihnya atau tidak. Membayangkannya saja seperti menusuk hatiku.

The Love so Pure ( Sarawat x Tine )Where stories live. Discover now