•21• Interogasi

40 11 0
                                    

"Kak, baru pulang?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kak, baru pulang?"

Suara Suci menginterupsi pergerakan Zaksa yang baru saja akan menaiki anak tangga pertamanya.

"Iya, Nda, kenapa?" jawabnya kemudian. Cowok itu segera menyalami tangan ibunya, berangsur mendekati perempuan itu.

"Tumben aja, biasanya kalau mau pulang malem izin dulu kamu," ujar Suci.

"Tadi dari sekolah, ada lomba, terus ke rumah temen, Nda."

"Rumah temen? Ngapain? Sampai petang gini?"

"Iya, nggak ngapa-ngapain, main doang, Nda. Yaampun," ucap Zaksa yang kini menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Bingung harus jujur atau bagaimana.

"Nggak sopan, Kak, sampe petang gini lho, nanti ngganggu keluarga temen kamu," nasihat Suci.

"Iya, Nda. Tadi juga mau pulang sebelum petang, tapi disuruh makan bareng, nggak enak mau nolak," jawab Zaksa terpaksa.

"Jadi kamu dah makan? Padahal Bunda dah masak ini, jarang-jarang lho." Suci berlagak merajuk.

"Nanti Zaksa makan lagi, masih laper, hehe."

Zaksa tertawa kecil, menanggapi perlakuan lucu itu.

"Maaf ya, Nda. Besok-besok inget deh, izin dulu kalau mau pulang sorean," ucap Zaksa menenangkan. Cowok itu kini merengganggkan dasi juga kancing kemajanya.

Tipe-tipe anak baik yang galak diluaran emang nggak nguatin, bund. //eh

"Yaudah, sana kamu mandi, bau! Udah dicariin Arkan juga dari tadi habis maghrib."

"Ngapain Arkan kesini, Nda?"

"Ya mana Bunda tau? Gabut mungkin nggak punya temen," jawab Suci asal.

Perempuan paruh baya itu kini kembali mengerjakan perkerjaannya yang sempat tertunda oleh percakapan dengan Zaksa tadi. Memilih mengambil spatula lalu melanjutkan acara memasaknya.

Zaksa juga memilih beranjak, menaiki tangga lalu masuk kekamar bernuansa biru tua miliknya.

"Ngapain lo kesini? Bukannya tadi habis rapat OSIS?"

Zaksa duduk di kursi belajarnya, menatap asal kepada Arkan yang tidur menelungkup di ranjangnya sambil bermain game dari ponselnya.

"Ya emang kenapa? Nggak boleh?" Yang ditanya hanya menjawab malas, perhatiannya masih kepada ponsel di tangannya.

"Ortu lo berantem lagi?"

Telak. Meski Arkan tak mengatakan sepatah katapun, terlihat dari mimik wajahnya yang berubah masam. Ia mematikan ponselnya lalu bergerak membalikkan tubuh menatap langit-langit kamar.

"Capek gue, jangan dibahas," ucap Arkan kemudian.

"Gue juga nggak mau bahas, mau nge-chat Selin aja," timpal Zaksa.

Take Me Out from Your Love MazeWhere stories live. Discover now