10 ⇢˚⋆ Doyoung dan segala ucapan manisnya

5.3K 692 106
                                    

"Explain."

Yedam mengerut dahi bingung, di depannya lagi-lagi ada sekelompok sekte mengelilinginya. Bisa dilihat pemimpin sektenya adalah oknum bernama Jihoon.

"Apa?"

Asahi menyodorkan ponselnya.

Yedam melotot kaget, "Aish Doyoung sialan!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yedam melotot kaget, "Aish Doyoung sialan!"

"Jadi selama ini LO? WHAT THE HELL?! TAHU GITU GUE JADI SEME LO," ujar Junkyu histeris.

Yedam meremat ponsel Asahi, telinganya memerah. Gak, Yedam gak marah Doyoung post itu, tapi dia malu image sangarnya kan jadi rusak. Belum lagi itu aegyo jaman SMA atas paksaan Doyoung yang sedang ngambek padanya dulu.

"Hehe Kak Biru manis banget," Yedam sontak menoleh dan mendapati Doyoung di belakangnya yang juga ikut menatap ponsel Asahi, "Kak Biru manis siapa punya?"

Yedam mendengus, "Yang pasti bukan punya Al."

"KOK GITU?!"

Doyoung mengerucutkan bibirnya gemas, "Jahat!" ujarnya menghentak-hentakkan kaki.

Yedam menggigit pipi dalamnya, "Tukar posisi yuk!"

Doyoung melotot galak padanya, "Enak aja!"

Yedam memundurkan tubuhnya begitu Doyoung mencondong ke depan. Mereka bertatapan sejenak. Tatapan Doyoung begitu mengintimidasi membuat nyali Yedam seketika menciut.

Sial. Doyoung tahu bagaimana cara membuat Yedam tidak berkutik.

"Cie balikan," celetuk Jisung di antara keduanya yang entah datang dari mana, "siap-siap aja gumoh ampe mau muntah ngelihat kebucinan."

Yedam mendengus, "Lo gak mampu beli kaca?"

"Kak Biru mau beli kaca? Sini Al beliin! Mau berapa? Sepuluh? Satu pabrik?"

Yang mendengar ujaran itu baik Yedam sendiri maupun kawannya hanya mampus tersenyum tertekan.

"Jaesahi mah lewat udah. Gue kira udah kapel itu yang paling bucin, ternyata ada yang lebih," bisik Junkyu pada Jihoon.

Jisung ikut-ikut berbisik bareng keduanya, "Ini belum seberapa pliss, jangan kaget kalau tiba-tiba ada bunga bertebaran di seluruh penjuru kampus. Paling itu ulah Doyoung. Biasanya sih kalau dia kayak gitu berarti dia lagi bahagia entah karena alasan apa yang pasti karena Yedam."

"Najis bucin banget," umpat Mashiho pelan.

Yedam menghela nafas pelan, tangannya terulur mengusap rambut Doyoung, "Gak usah aneh-aneh deh, gak mau kaca."

Doyoung memeluk Yedam, "Terus maunya apa?"

"Al."

"Bucin banget please, gue mau nyari Ben aja udah," males Jihoon.

"Al laper," ujar Yedam sedikit merengek, berniat menjahili Jihoon yang terlihat eneg melihat mereka.

Doyoung mendongak, "Mau makan apa? Steak? Pizza? Makan di Swiss aja gimana? Eh tapi kita belum pernah coba makan di Russia, kan? Waktu itu udah ada plan dinner di sana tapi kita keburu putus. Makan di Russia aja, yuk!" Lelaki itu berujar semangat.

Yedam menghela nafas, "Aku mau makan. Bukan lagi mikir mau honeymoon kemana ...."

"Kak Biru mau honeymoon? Eh tapi kita belum nikah. Nikah, yuk!"

"Al gak usah ngadi-ngadi ya, aku mau sushi!"

Doyoung memberikan jempolnya dan mengangguk, "Ayo makan sushi!"

Yedam terkekeh pelan. Kedua tangannya terulur dan pemuda itu menatap Doyoung berbinar.

"Mau gendong?" tanya Doyoung yang diangguki polos sama Yedam.

Doyoung menggigit bibir bawahnya menahan gemas. Yedam gemesin banget.

Ia dengan senang hati menggendong Yedam di punggung. Yedam gak berat sama sekali, malah ringan banget kalau kata Doyoung.

"Sushiiii!"

Oh, Kak Biru-nya sedang memasuki mode manja. Ini bahaya buat kesehatan jantung Doyoung yang lemah terhadap tingkah menggemaskan dari Yedam.

Yedam memeluk erat leher Doyoung. Lelaki itu menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Doyoung, menghindari tatapan mahasiswa yang tertuju pada keduanya.

Ngomong-ngomong mereka melupakan sekelompok sekte bonus Jisung.

Dengan segala tingkat kejahilan yang tertanam di diri Yedam, lelaki manis itu menggigit telinga Doyoung gemas, "Lucu banget," lirihnya.

Doyoung terkikik geli, "Kak Biru coba tebak seberapa banyak sayangnya Al buat Kak Biru."

Yedam bergumam kecil, "Memangnya berapa?"

"Satu," jawab Doyoung.

"Satu?"

"Iya, soalnya hati Al cuma ada satu dan itu milik Kak Biru sepenuhnya."

Wajah Yedam memerah. Tangannya memukul pelan pundak Doyoung yang tertawa gemas.

Di dunia ini tidak ada yang dapat mengerti diri ini sendiri bahkan dirimu sendiri. Tapi bagi Biru, ia punya sosok Al yang dapat mengerti dirinya bahkan lebih dari dirinya sendiri.

No one can understand how much they love each others.

the end.

-selasa, 25 mei 2021

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



-selasa, 25 mei 2021

Rich exWhere stories live. Discover now