28. Party!

21 8 0
                                    

Beby menghela nafas panjang beberapa kali. "Beby gugup, Kak," jujurnya.

Jelas saja. Karena kini mereka sedang berada di dalam mobil Porsche yang baru saja terparkir di depan halaman rumah Rey yang amat sangat luas.

"Santai saja, By." Rey keluar untuk membukakan pintu bagi Beby.

"Kak, penampilan Beby gimana? Rapi nggak? Atau terlalu seksi? Atau terlalu menor?" tanya Beby beruntun.

Rey tersenyum. Merapikan sejumput rambut Beby yang agak berantakan. "Biasa aja sih. Ya kayak biasanya."

Beby mendesis. "Gak bisa banget bikin orang agak tenang gitu," cibirnya.

"Tanganmu," pinta Rey.

Beby menatap Rey bingung. "Buat apa?"

"Tanganmu!"

Beby mengulurkan telapak tangannya dengan ragu.

Rey menyelipkan jemarinya ke sela jemari Beby. Menggenggamnya dengan mantap.

Hati Beby menghangat. Ada semburat merah yang perlahan menjalari pipinya ketika Rey membawa dirinya masuk ke dalam rumah mansion megah bernuansa putih dan emas.

"Maggie mau nanti suasananya cerah dan ceria. Balon-balon warna merah muda dan biru digantung di atas, ya? Balon ucapan HAPPY BIRTHDAY MAGGIE digantung di dekat meja kue! Eh iya, kue Maggie udah diambil belum?"

Celotehan Maggie langsung terdengar ketika mereka baru saja menginjakkan kaki di ruang tamu yang isinya sudah dipindahkan ke tempat lain. Ruangannya masih agak berantakan karena pestanya akan berlangsung empat jam lagi.

Tampaknya Maggie sendiri yang turun tangan untuk mengatur dan mendekorasi pestanya. Sesuai keinginannya.

"Bi Risma, makanannya udah siap? Catering-nya gimana? Udah diantar?"

"Wah, sibuknya yang sebentar lagi mau pesta," celetuk Beby.

Mata Maggie membulat ketika melihat kehadiran Beby dan Kakaknya.

"Kak Beby!" Suara melengking Maggie menggema memenuhi ruangan. Ia menghambur memeluk Beby.

"Adakah yang bisa Beby bantu? Kayaknya semua udah diatur dengan baik."

Maggie nyengir. "Bantu-bantunya nanti aja. Ada hal yang lebih penting daripada itu."

Alis Beby bertaut. "Apa?"

Maggie menarik tangan Beby untuk masuk ke dalam. Membuat tautan tangannya dan Rey terlepas. Beby tersentak kaget. Kepalanya menoleh ke belakang, menatap Rey dengan panik. Tapi sialnya, Rey malah tersenyum lebar. Seperti sedang mengejeknya.

"Maggie udah lama banget pengen kenalin Kak Beby ke Mama. Ya ... meskipun kalian udah kenal. Kenalan lagi lah." Maggie menawarkan dengan senyum yang lebar.

"Tapi, Mags. Beby--"

"Mama! Lihat siapa yang datang!" seru Maggie pada seorang wanita cantik yang ikut berkutat di dapur dengan beberapa asistennya.

Christy meletakkan pekerjaannya. Menghampiri kedua gadis yang sangat familiar di depannya.

"Beby, kan? Temannya Rey?"

Maggie mengangguk cepat. "Tapi sekarang udah bukan temannya lagi." Kepalanya mendekat ke arah Mamanya. "Sekarang udah jadi pacar," katanya dengan lagat berbisik.

Christy terkesiap. "Sungguh?"

"Iya, Kak Rey udah pinter cari pacar," cetus Maggie.

Beby meremas jemarinya dengan gelisah. Senyumnya terpasang kaku. Meskipun ini bukan perkenalan yang pertama kali, entah kenapa Beby merasa sangat gugup. Padahal di perkenalan pertama mereka waktu itu, Beby tidak segugup ini.

ICY SUGAR [HIATUS]Where stories live. Discover now