PROLOG

624 111 280
                                    

Wajib baca, gak mau tau.

Untuk kalian yang dulu pernah baca cerita ini, please kalian baca ulang, ya? Soalnya alur aku rombak 100%. Kenapa dirombak? Karena alur yang kemarin nggak sesuai dengan yang aku harapkan, nantinya malah takut nggak nyambung.

Please, ini bener-bener dirombak sampai 100%. Cuma ada beberapa adegan yang aku gak hilangin. Baca ulang, ya? Dijamin setiap kata yang kali ini pasti lebih nyaman dibacanya.

Dan untuk readers yang baru baca, kalian lanjut baca aja. Gak usah hirauin paragraf ini.

Aku kasih tau kalian (readers lama) dari awal itu biar kalian paham dan nggak bertanya-tanya di tengah-tengah membaca yang alurnya jadi berbeda. Sebenarnya bukan kaya ganti alur sih, tapi kaya mengganti adegannya. Eh, gimana sih? Jadi belibet giniii. Pokoknya gitu lah ya, intinya kalian harus baca ulang dari awal. Gak boleh ngeyel😘

Btw, just call me Fyen, ok?

Fyen:
F= Friend (teman)
Yen= Oyen (Oren)

Fyen= teman di dunia oren

>>>>><<<<<

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Arsenta memukul samsak di depannya membabi buta. Sudah lebih dari 30 menit ia terus-menerus memukul samsak itu, kaos putih yang ia pakai pun sudah dibasahi oleh keringat, pun dengan tangannya yang sudah memerah karena lecet. Hal itu tak luput dari pandangan kelima inti anggota RANGER yang sekaligus adalah sahabat Arsenta sendiri.

Berada di belakang markas membuat anggota lain tak tau apa yang sedang dilakukan oleh Arsenta sekarang. Langit, cowok itu berjalan menghampiri Arsenta. Sungguh, ia benar-benar sudah merasa jengah melihat kelakuan cowok itu.

"Stop, Ar." ucap Langit masih berusaha tenang. Mendengar tak ada respon sedikitpun dari Arsenta membuat Langit berdecak pelan. Cowok itu menarik kasar kerah kaos yang dipakai Arsenta membuat Arsenta menghentikan pukulannya pada samsak, ia menatap Langit sama-sama jengah.

"MAU LO APA SIH, AR?!" teriak Langit, tepat di depan wajah Arsenta. Arsenta yang mendengar itu mendorong keras tubuh Langit membuat tubuh cowok itu terhuyung ke belakang dan jatuh ke atas lantai. Gema yang melihat itu refleks berlari menghampiri. "Jangan main kasar dong!" ia mendorong tubuh Arsenta, menatapnya tajam lalu membantu Langit kembali berdiri.

"GAK USAH IKUT CAMPUR!" tegas Arsenta, tatapannya yang nyalang memberikan pesan kalau cowok itu benar-benar sedang dalam amarah besar.

Bugh!

Entah mendapat keberanian dari mana, Gema memukul tepat pada pipi Arsenta membuat kepala cowok itu seketika menoleh ke samping. "NGGAK USAH SOK JAGOAN DEH, AR! DENGAN CARA LO MUKUL-MUKUL SAMSAK KAYA GINI SAMA SEKALI NGGAK AKAN MENYELESAIKAN MASALAH YANG LO ALAMI!" teriak Gema dengan napas memburu.

Langit yang berada di belakang Gema mengangguk setuju. "Kita ada untuk lo. RANGER dibuat untuk lo, untuk kita, dan semua orang di luar sana yang membutuhkan." Langit menarik napas pelan. Ucapan cowok itu berhasil membuat Arsenta terdiam.

Bunga VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang